Warren Buffett dikenal karena kepiawaiannya dalam mengelola investasi dan memprediksi ekonomi dunia. Berikut perjalanan hidupnya!
Berbicara tentang toko terkenal dan paling berpengaruh bagi perekonomian dunia, tak lepas dari sosok Warren Buffett. Ia merupakan salah satu orang terkaya di dunia saat ini.
Menurut Bloomberg, Ia menempati posisi keenam sebagai orang terkaya di dunia, di bawah pendiri Amazon, Jeff Bezos.
Warren Buffett dikenal karena kepiawaiannya dalam berinvestasi dan memprediksi ekonomi dunia. Ingin tahu biografi dan perjalanan hidup Warren Buffett? Simak artikel ini sampai akhir, ya!
Baca Juga: Duet Bos Djarum, Bertahan Jadi Orang Terkaya Se-Indonesia
Siapa Warren Buffett?
Warren Buffett tak hanya dikenal karena kekayaannya. Ia juga dikenal sebagai pebisnis sukses sejak usia muda. Ia mendirikan Buffett Partnership Ltd pada tahun 1956, dan mengakuisisi Berkshire Hathaway pada tahun 1965.
Ia merupakan salah satu orang terkaya di dunia yang memiliki berbagai bisnis dalam sektor media, asuransi, energi, dan pangan. Ia juga dikenal sebagai pengusaha yang dermawan.
Warren Buffett lahir pada tanggal 30 Agustus 1930. Ia tinggal di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat. Keluarganya memiliki garis keturunan Perancis dan memiliki darah konglomerat sejak kecil.
Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya merupakan seorang politikus terkenal dan berpengaruh di parlemen Amerika Serikat.
Sang ayah, Howard Buffett terpilih berturut-turut menjadi anggota parlemen. Ibunya, Leila merupakan seorang ibu rumah tangga yang baik dan penyayang.
Warren mendapat julukan “Oracle of Omaha” atau “Peramal dari Omaha”. Ia mendapat julukan tersebut karena tinggal di Omaha dan banyak orang yang mengikuti pilihan investasinya di pasar saham. Itulah mengapa Ia dikenal sebagai peramal ekonomi dunia.
Baca Juga: Profil dan Karier Erina Gudono, Istri Kaesang Pangarep
Kehidupan Awal
Warren mulai mempelajari bisnis dan investasi dari sang ayah. Selain menjabat di parlemen, ayahnya juga bekerja sebagai pialang saham.
Warren kecil menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dalam hal matematika dan perhitungan bisnis. Ia sering mengunjungi kantor pialang saham ayahnya dan menuliskan ikut harga saham di papan tulis di kantor.
Pada usia 11 tahun, ia mencoba investasi pertamanya dengan membeli tiga saham Cities Service Preferred dengan harga $38 per saham.
Nilai saham tersebut dengan cepat mengalami penurunan menjadi $27, tetapi Buffett tetap konsisten dan pada akhirnya nilai sahamnya naik mencapai $40.
Ia menjual sahamnya dengan keuntungan kecil, lalu menyesali keputusan itu ketika saham Cities Service mengalami kenaikan hingga hampir $200 per saham.
Ia kemudian mengambil pengalaman ini sebagai pelajaran awal dalam berinvestasi.
Pada usia 13 tahun, Buffett menjalankan usaha pertamanya sebagai tukang kertas. Pada tahun yang sama, Ia mengajukan pengembalian pajak pertamanya dan mengklaim sepedanya sebagai pengurangan pajak.
Pada tahun 1942, ayah Buffett terpilih menjadi anggota parlemen AS, dan keluarganya pindah ke Fredricksburg, Virginia.
Jika dibandingkan dengan saudaranya yang lain, Buffett memang lebih aktif dan tertarik dengan dunia bisnis.
Ia mengawali pendidikannya di SD Rose Hill. Kemudian melanjutkan SMP di Alice Deal, dan SMA di Woodrow Wilson High School di Washington DC.
Baca Juga: Sejarah Indofood: Profil, Produk, dan Perjalanan Bisnisnya
Pendidikan Warren Buffett
Selama bersekolah sampai bangku SMA, Ia terus merencanakan cara-cara baru untuk menghasilkan uang.
Buffett dan temannya pernah membeli mesin pinball bekas seharga $25. Mereka menyewakannya di tempat pangkas rambut.
Dalam beberapa bulan, keuntungan yang diperoleh bahkan membuat mereka mampu membeli mesin pinball lain. Buffett memiliki mesin pinball di tiga lokasi berbeda sebelum dia menjual bisnisnya seharga $1,200.
Buffett melanjutkan pendidikannya di University of Pennsylvania pada usia 16 tahun dan fokus untuk belajar soal bisnis. Dua tahun berikutnya, Ia pindah ke Nebraska University untuk menyelesaikan pendidikannya.
Ia lulus pada usia 20 tahun dan sudah mengumpulkan hampir $10,000 dari bisnis masa kecilnya. Pada tahun 1951, Ia mendapat gelar master dalam bidang ekonomi dari Columbia University.
Lalu, Ia melanjutkan pendidikannya di New York Institute of Finance. Disana, Ia belajar dari seorang ekonom terkenal Benjamin Graham yang menulis buku “The Intelligent Investor” dan kemudian bekerja di Graham-Newman Corp selama dua tahun.
Baca Juga: Profil Alibaba Group, Kerajaan Bisnis Milik Jack Ma!
Mendirikan Berkshire Hathaway
Pada tahun 1956, Warren Buffett mendirikan perusahaan Buffett Partnership Ltd di Omaha. Ia menerapkan strategi yang dipelajari dari Graham.
Ia berhasil mengubah perusahaan yang semula undervalued menjadi lebih berkembang.
Salah satu perusahaan yang dibentuk Buffett adalah perusahaan tekstil Berkshire Hathaway yang lahir dari merger antara perusahaannya dengan Hathaway Manufacturing.
Buffett mulai membeli saham perusahaan tersebut sejak tahun 1960-an, dan mengakuisisinya secara penuh pada tahun 1965.
Pada dekade pertama berdirinya Berkshire Hathaway, perusahaannya berhasil berkembang pesat.
Perusahaan ini kemudian memperluas bisnisnya sehingga lahirlah beberapa anak usaha baru dalam bidang asuransi, pakaian, hiburan, makanan dan minuman, utilitas, furnitur, produk rumah tangga, media, dan konstruksi.
Beberapa anak perusahaan besar yang dimilikinya yaitu GEICO, Dairy Queen, Fruit of the Loom, Kraft Heinz, Benjamin Moore, Duracell, dan Pilot Travel Centers.
Warren Buffett juga memiliki sejumlah saham di Coca-Cola dan American Express.
Melansir Bloomberg, kekayaan Warren Buffett tumbuh 7,2% pada tahun 2022 menjadi USD116,7 miliar.
Kekayaan tersebut meningkat karena saham Berkshire Hathaway yang menunjukkan tren positif.
Baca Juga: Profil Bisnis Juragan 99 Bos Arema FC, Mau Tahu?
Kehidupan Pribadi
Sebelum mendirikan perusahaan Berkshire Hathaway, Buffett jatuh cinta pada seorang wanita pada tahun 1949 bernama Susan Thompson. Pada tahun 1952, keduanya menikah dan dikaruniai tiga orang anak bernama Susie, Howard, dan Peter.
Meskipun keduanya bercerai pada tahun 1977, mereka tetap berhubungan baik hingga Susan meninggal pada Juli 2004.
Salah satu anaknya, Susie, bekerja dalam organisasi nirlaba Susan A. Buffett Foundation di Omaha.
Pada usia 76, Buffett menikah dengan Astrid Menks, teman lamanya yang Ia kenal sejak tahun 1977 usai bercerai dengan Susan.
Buffett hobi bermain bridge dan menghabiskan waktu hingga 12 jam seminggu untuk bermain bridge. Pada tahun 2006, ia mensponsori pertandingan bridge bertajuk Buffett Cup.
Buffett kemudian bergabung sebagai anggota American Philosophical Society. Buffett berkolaborasi dengan Christopher Webber dan Andy Heyward dalam serial animasi “Secret Millionaires Club“.
Ia sering menjadi pembicara dalam berbagai sesi untuk memotivasi dan membagikan pengalamannya soal bisnis.
Ia juga memiliki sejumlah saham di perusahaan Coca-Cola. Setiap tahun, Ia juga selalu menghadiri rapat umum pemegang saham Berkshire Hathaway yang diadakan di Omaha, Nebraska.
Baca Juga: Profil Michael Bambang Hartono, Orang Terkaya di Indonesia!
Hidup Sederhana dan Aktif Dalam Kegiatan Amal
Pada tahun 2006, Warren Buffett membuat pengumuman bahwa Ia akan memberikan seluruh kekayaannya untuk amal. Ia berkomitmen untuk menyumbangkan 85% kekayaannya untuk Bill and Melinda Gates Foundation.
Ia juga memberikan menyumbangkan dana untuk yayasan Susan Thompson Buffett Foundation yang dinamai sesuai mendiang istri pertamanya yang meninggal pada 2004.
Sumbangan tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat. Pada 2010, Buffett dan Gates bekerjasama mengadakan kampanye The Giving Pledge dan merekrut lebih banyak orang kaya untuk kegiatan amal.
Pada tahun 2012, Warren Buffett mengungkapkan bahwa Ia didiagnosis menderita kanker prostat. Ia menjalani perawatan medis pada bulan Juli dan menyelesaikan perawatannya pada bulan November.
Meski menderita penyakit prostat, Ia tetap menjadi orang terkaya di dunia. Pada 2013, Warren Buffett membeli perusahaan H. J. Heinz seharga USD 28 miliar.
Pada tahun 2016, Buffett meluncurkan situs Drive2Vote yang bertujuan untuk mendorong masyarakat Nebraska untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilu.
Tercatat, Ia juga memiliki sejumlah saham di IBM dan Apple. Sebagian di antaranya sudah dijual pada tahun 2017.
Hingga tahun yang sama, Buffett telah mendonasikan sekitar USD 28 miliar untuk amal.
Pada Januari 2018, Berkshire Hathaway, JPMorgan Chase, dan Amazon mengumumkan kerjasama untuk mendirikan perusahaan kesehatan.
Digadang-gadang, perusahaan tersebut akan berusaha memotong biaya medis dan meningkatkan kualitas perawatan pasien.
Warren Buffett selain dikenal sebagai peramal ekonomi dunia, juga dikenal sebagai pengusaha kaya yang sederhana, rendah hari, dan dermawan hingga di usia tuanya.
Baca Juga: Mohammed bin Salman: Biografi, Kekayaan, dan Bisnisnya
Tips Investasi Dari Warren Buffett
Untuk membangun tabungan pensiun Buffett membagikan sejumlah tips yang bisa kamu ikuti dalam berinvestasi. Berikut penjelasannya:
1. Berinvestasi Dalam Indeks Saham yang Rendah
Dalam berinvestasi, hal pertama yang bisa kamu coba adalah dengan membeli instrumen saham dengan indeks harga yang rendah.
Saham dengan harga yang rendah cenderung lebih aman jika terjadi penurunan. Pasalnya, kerugian yang mungkin kamu alami juga akan lebih kecil.
Kamu bisa membeli beberapa saham dengan indeks harga yang rendah agar dapat menunjukkan kinerja yang berbeda.
2. Konsisten Dengan Prinsip Investasimu
Kebanyakan investor pemula akan merasa FOMO ketika melihat gejolak harga saham. Investor pemula ini juga cenderung ikut-ikutan. Akibatnya, banyak dari mereka yang mengalami kerugian.
Agar sukses dalam berinvestasi, kamu harus memiliki tujuan yang jelas dan mengetahui cara mencapainya. Kamu perlu tetap berada di jalur tersebut dan tidak terpengaruh oleh gangguan dari luar.
3. Hindari Berinvestasi Hanya Pada Satu Perusahaan
Dalam berinvestasi, usahakan kamu membeli beberapa saham dari perusahaan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian jika salah satu saham mengalami kemunduran.
Dengan berinvestasi di beberapa perusahaan, kamu dapat memperoleh keuntungan berlipat dan menjaga kondisi finansial yang lebih stabil.
Jika memungkinkan, cobalah untuk berinvestasi pada beberapa sektor bisnis.
4. Pertimbangkan Biaya Investasi
Beberapa broker atau penyedia pasar saham mungkin akan memberlakukan biaya investasi. Biaya ini biasanya digunakan untuk biaya admin atau komisi.
Dalam berinvestasi, kamu harus mempertimbangkan potongan biaya ini. Semakin kecil biaya manajemen atau biaya admin, maka keuntungan yang kamu dapat juga lebih besar.
Baca Juga: Juara Piala Dunia 2022, Segini Kekayaan Lionel Messi!
5. Mulai Sedini Mungkin
Jika kamu telah menemukan saham yang tepat dengan harga yang murah, mulailah berinvestasi sedini mungkin.
Menunda pembelian saham akan membuatmu kehilangan momentum terbaik. Akibatnya, harga saham akan bergerak naik dan keuntungan yang kamu dapat akan semakin kecil.
Lebih buruk lagi, saham yang bergerak naik pada akhirnya akan mengalami penurunan cepat atau lambat.
Itulah penjelasan dan cerita tentang biografi Warren Buffett hingga tips investasi yang bisa kamu aplikasikan.