Urban farming adalah kegiatan pertanian yang bisa membawa nilai tambah, baik dari segi profit maupun lingkungan.
Karena pertanian dilakukan di perkotaan, biaya distribusi untuk pasokan kebutuhan pangan di perkotaan bisa dipangkas.
Dari segi lingkungan, kegiatan tanam-menanam juga dapat menambah ruang hijau di perkotaan yang sarat dengan polusi.
Selain itu, kegiatan ini bisa mempromosikan gaya hidup sehat di perkotaan. Selain menjual hasil panen, kamu bisa membuat workshop cara memulai urban farming bagi yang berminat.
Baca juga: Ikuti 8 Tips Jualan Bibit Tanaman secara Online Ini, Biar Profitmu Tumbuh!
Urban Farming Adalah Kegiatan Pertanian Metropolitan
Menurut Indiana Farm Bureau, urban farming adalah menumbuhkan dan memelihara tanaman serta ternak pada atau dekat wilayah metropolitan.
Kegiatan bertani dapat dimulai dari halaman belakang rumah, balkon, kebun milik komunitas, pada lahan kosong atau taman, hingga menggunakan lahan pinggir jalan atau ruang terbuka.
Tujuan melakukan bertani di perkotaan bisa sangat beragam. Mulai dari memenuhi kebutuhan pribadi, menghemat uang, hingga dijual kembali.
Menurut Small Biz Trends, urban farming lebih berfokus pada penjualan produk pertanian ketimbang ditanam untuk konsumsi pribadi atau berbagi.
Keuntungan dari urban farming adalah dapat mendukung kesejahteraan individu dan masyarakat dalam banyak cara.
Mulai dari menyediakan produk segar untuk masyarakat perkotaan, membentuk komunitas pegiat urban farming, hingga mempromosikan gaya hidup sehat.
Bertani di perkotaan membantu merangsang geliat ekonomi lokal dengan munculnya lapangan kerja, meningkatnya pendapatan, dan pertumbuhan usaha kecil.
Lebih penting lagi, urban farming membuat harga bahan makanan segar jadi lebih terjangkau. Hal ini karena memangkas biaya distribusi jika memasok sayur dan buah dari perdesaan atau daerah pinggiran.
Keterbatasan lahan dan polusi dapat menjadi tantangan utama dalam melaksanakan kegiatan pertanian di perkotaan.
Di sisi lain, kondisi ini juga dapat menumbuhkan kreativitasmu untuk mengembangkan strategi pertanian baru yang dibantu teknologi.
Baca juga: Tertarik dengan Bisnis Pertanian? Ini 8 Langkah Memulainya
Cara Memulai Urban Farming
Kegiatan urban farming bisa jadi sebatas hobi dengan memanfaatkan ruang kosong di rumahmu.
Bisa juga jadi kegiatan berbasis komunitas nirlaba karena adanya kesadaran tentang berkurangnya ruang hijau di perkotaan.
Namun, urban farming juga bisa jadi salah satu sumber pendapatan jika kamu serius menekuninya.
Apapun tujuanmu melakukan urban farming, hal pertama yang kamu perlu tahu yaitu cara memulainya. Berikut ini panduan lengkapnya!
1. Temukan Lokasi yang Tepat
Langkah pertama dalam memulai urban farming adalah menemukan sebidang tanah untuk digarap. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika mencari tempat yang cocok untuk memulai kegiatan ini.
Pertama, bangunlah hubungan baik dengan pemilik tanah, jika kamu tidak memiliki tanah itu. Buatlah surat perjanjian yang jelas antara kamu dan pemilik tanah.
Kedua, pastikan kondisi tanah tersebut cocok untuk ditanami. Lakukan pengujian untuk memeriksa kekurangan unsur hara, yang dapat menyebabkan tanaman tidak sehat dan kerdil.
Pertimbangkan pula aspek lainnya, seperti bagaimana pengairannya, apakah tanahnya miring atau datar, apakah tanah terpapar matahari, hingga bagaimana kondisi sekitar.
2. Putuskan Apa yang Mau Ditanam
Setelah mendapatkan lahan, langkah selanjutnya dalam memulai urban farming adalah memutuskan apa yang akan ditanam.
Kamu bisa mulai dengan memikirkan jenis tanaman yang mau dibudidayakan. Apakah sayuran, buah, bunga, tanaman herbal, tanaman hias, dan sebagainya.
Tak masalah jika kamu tidak mendapatkan tanah yang subur atau lahan terbatas. Kamu bisa melakukan pertanian vertikal di dalam ruangan, hidroponik, atau dengan menggunakan pot.
Dengan memilih metode pertanian yang berbeda, pilihan tanaman yang bisa kamu tanam juga berbeda.
Perhatikan pula iklim dan paparan sinar matahari di lokasi kebunmu. Iklim tertentu bisa memudahkan atau malah mempersulit tanaman tertentu untuk hidup.
Dengan kondisi lahan dan iklim yang ada, kemungkinan pilihan jenis tanaman yang akan kamu budi dayakan juga mengerucut.
Baca juga: Tertarik Bisnis Kapulaga? Ini 6 Cara Budidayanya
3. Lakukan Pemasaran
Aspek penting lainnya dari urban farming adalah pemasaran. Kamu tidak akan bisa menjual hasil budi daya pertanian jika tidak ada yang membeli.
Hal pertama yang perlu dilakukan, yaitu buatlah nama bisnis, logo, situs web, dan media sosial untuk usaha pertanian kamu.
Buatlah konten di media sosial, YouTube, dan blog situs web untuk menunjang pemasaranmu secara online.
Menurut Permaculture News, konsumen zaman sekarang lebih senang melihat representasi visual dari perjalanan produk yang mereka beli.
Jadi, buatlah konten yang menampilkan benih sedang ditanam, hasil panen, hingga proses pengemasan.
4. Benahi Aspek Legalitas Usaha
Jika kamu akan menerapkan komersialisasi pada kegiatan pertanian yang kamu lakukan, memenuhi berbagai syarat legalitas usaha menjadi penting.
Untuk menjadi bisnis resmi, kamu memerlukan nama bisnis terdaftar dan nomor pajak. Kamu juga perlu mempertimbangkan asuransi dan izin yang diperlukan dari Kementerian Pertanian.
Kamu bisa meminta bantuan dari konsultan bisnis atau hukum terkait urusan legalitas ini, sehingga bisa meminimalkan persoalan hukum ke depannya.
5. Buatlah Komunitas
Salah satu hasil paling berharga dari memulai urban farming adalah komunitas yang terbentuk di sekitar lokasi.
Pertanian yang hadir di tengah perkotaan tentu menarik perhatian warga sekitar karena tampak unik.
Kamu bisa memantik keterlibatan warga sekitar dengan menjual hasil pertanian setiap kali panen. Selain itu, bisa membuat kelas, sosialisasi, hingga mejual bibit serta peralatan terkait bagi yang tertarik memulai urban farming.
Baca juga: Belajar Bisnis dengan Komunitas Bisnis Digital, Apa Manfaatnya?
Tips Menekan Biaya Operasional Urban Farming
Keterbatasan ruang dan lahan sudah menjadi tantangan utama urban farming. Kesempatanmu untuk menumbuhkan tanaman langsung dari tanah minim.
Jadi, kamu pun perlu menggunakan metode pertanian lain seperti pertanian vertikal, hidroponik, aeroponik, dan sebagainya.
Berbagai metode ini tentu membutuhkan peralatan dan perawatan khusus yang tentunya tidak murah.
Biaya operasional berpotensi membengkak dan ini tentu harus diatas. Berikut ini ada sejumlah tips menekan biaya operasional urban farming.
1. Buat Pupuk Kompos Sendiri
Tips pertama menekan biaya operasional urban farming adalah membuat sendiri pupuk kompos.
Bahannya ada di sekitar dan mudah didapatkan, seperti sampah organik dan sisa makanan. Membuatnya sendiri tentu lebih hemat ketimbang membelinya dari toko.
Selain itu, membuat pupuk sendiri bisa berkontribusi terhadap lingkungan, karena meminimalkan pembuangan sampah ke TPA.
2. Pilih Tanaman yang Mudah
Tips lain menekan biaya operasional urban farming adalah pilih tanaman yang mudah. Mudah di sini, artinya mudah ditanam, cepat berbuah, dan minim hama.
Menurut RecycleBank, pilihan tanaman yang baik, antara lain selada, kacang polong, lobak, dan rempah-rempah. Tanaman lain, ada kacang hijau, mentimun, kangkung, dan sebagainya.
Baca juga: Untung Banyak! Ini 5 Ide Bisnis Tanaman Hias dari Rumah
3. Bijaklah dengan Penggunaan Air
Ketahui seberapa banyak air yang dibutuhkan oleh tanamanmu. Berikan air dengan bijak, jangan sampai berlebih.
Selain boros, ada tanaman tertentu yang malah mudah membusuk jika diberi terlalu banyak air.
Untuk menghemat, kamu bisa membuat instalasi water harvesting atau mengumpulkan air hujan ke dalam satu wadah besar.
Air yang kamu dapatkan secara gratis ini bisa kamu simpan untuk digunakan mengairi kebunmu.
4. Buat Pestisida Alami
Tips selanjutnya menekan biaya operasional urban farming adalah membuat sendiri pestisida alami.
Selain mahal, pestisida kimia diketahui dapat menyebabkan masalah kesehatan. Ia larut ke dalam air dan membahayakan atau membunuh mikroba yang bermanfaat.
Ada banyak resep dan metode membuat pestisida alami di luar sana, salah satunya menarik serangga yang bermanfaat untuk datang.
Selain itu, kamu bisa menggunakan bahan-bahan tidak beracun, seperti baking soda dan cabai, untuk membuat semprotan hama.
Bisa pula kamu menggunakan perangkap lengket dan menanam tanaman pengusir serangga.
Baca juga: 13 Peluang Usaha di Desa yang Bisa Kamu Rintis
Manfaat Urban Farming
Foto Menyiram Hasil Perkebunan (Pexels.com)
Saat meninjau urban farming, kita dapat mengidentifikasi sejumlah manfaat yang dihasilkannya, terlepas dari beberapa tantangan yang mungkin dihadapi.
Urban farming, dengan fokus utamanya pada peningkatan akses terhadap makanan segar dan lokal di lingkungan perkotaan, membawa dampak positif yang signifikan.
1. Meningkatkan Hasil Pertanian
Urban farming memiliki potensi untuk meningkatkan hasil pertanian lokal dengan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar kota. Seiring urban farming yang fokus pada produksi lokal, kebutuhan akan distribusi jarak jauh dan tenaga distribusi yang besar dapat dikurangi.
Ini membuka peluang untuk peningkatan hasil pertanian secara lokal karena tanaman dapat diproduksi dan disalurkan dengan efisien di dalam atau dekat dengan lingkungan perkotaan.
Proses distribusi yang lebih sederhana dan singkat dapat mengurangi risiko kerugian dan memastikan kualitas hasil pertanian yang lebih baik saat tiba di tangan konsumen.
Dengan demikian, urban farming tidak hanya mendukung ketersediaan makanan lokal yang lebih baik, tetapi juga memberikan kontribusi pada peningkatan hasil pertanian di tingkat lokal serta mengurangi beban distribusi yang seringkali terkait dengan transportasi dari lokasi yang jauh.
2. Mengurangi Jejak Karbon
Urban farming memiliki potensi besar untuk mengurangi jejak karbon dalam rantai pasokan makanan karena mengurangi ketergantungan pada pengiriman bahan makanan dari tempat yang jauh.
Dengan memproduksi makanan secara lokal di lingkungan perkotaan, jarak transportasi dapat diminimalkan, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca yang biasanya terkait dengan pengangkutan jarak jauh.
Pemangkasan jarak distribusi ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga membantu menciptakan sistem makanan yang lebih berkelanjutan.
Urban farming dapat memberikan kontribusi nyata pada upaya mitigasi perubahan iklim dengan menciptakan model produksi dan distribusi makanan yang lebih ramah lingkungan di tingkat lokal.
3. Meningkatkan Ketahanan Pangan
Urban farming memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan kota secara mandiri, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan eksternal.
Dengan adanya produksi makanan lokal di lingkungan perkotaan, kota-kota dapat mengembangkan sumber daya pangan internal mereka sendiri, yang dapat menjadi langkah strategis dalam mengatasi risiko ketidakstabilan pasokan dari luar.
Dengan mengandalkan urban farming, kota-kota memiliki kendali lebih besar atas produksi dan ketersediaan makanan dalam batas wilayah mereka.
Hal ini tidak hanya memberikan akses lebih baik terhadap makanan segar dan lokal, tetapi juga membantu menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik dalam menghadapi potensi gangguan eksternal atau perubahan dalam rantai pasokan global.
Urban farming mempromosikan kemandirian pangan dan kesinambungan pasokan makanan di tingkat kota.
4. Penghijauan Lahan Kosong
Urban farming memungkinkan pemanfaatan ruang-ruang perkotaan yang sebelumnya tidak terpakai atau terlantar, membuka peluang untuk pembangunan ulang dan revitalisasi area perkotaan.
Dengan mengubah lahan-lahan kosong, atap gedung, atau bahkan dinding-dinding vertikal menjadi tempat pertanian, urban farming menciptakan fungsionalitas baru untuk ruang-ruang yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara optimal.
Pengembangan urban farming tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melalui produksi lokal makanan, tetapi juga meningkatkan estetika dan keberlanjutan lingkungan kota.
Pembangunan ulang yang diakibatkan oleh urban farming dapat membawa dampak positif bagi komunitas, menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan secara ekologis.
Baca Juga: Mengenal Digital Farming, Ini Manfaatnya Bagi Petani
Itulah penjelasan mengenai urban farming. Jadi, urban farming adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di kota atau pinggiran kota yang bisa dijadikan bisnis.