Biaya hangus atau sunk cost merujuk pada uang yang telah dihabiskan untuk suatu proyek, investasi, atau kegiatan, tapi uang tersebut tidak bisa dikembalikan.
Dalam konteks bisnis, prinsip bahwa kita perlu mengeluarkan sejumlah uang untuk menghasilkan pendapatan merupakan bagian dari pemahaman terhadap fenomena biaya hangus.
Namun, yang membedakan sunk cost dari pengeluaran yang mungkin akan terjadi di masa depan adalah bahwa biaya ini tidak bisa diubah atau dikendalikan.
Sementara, pengeluaran di masa depan masih merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan dan dirancang.
Ketika membuat keputusan dalam bisnis, seperti membeli inventaris tambahan atau menentukan harga produk, Anda seringkali harus mempertimbangkan biaya yang akan kita keluarkan di masa depan. Namun, sunk cost tidak termasuk dalam pertimbangan tersebut.
Hal ini karena biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan ini merupakan hal yang sudah “tertulis” dan tidak bisa diubah.
Kendati keputusan yang diambil berpotensi untuk menghasilkan keuntungan atau kerugian, sunk cost tetaplah tetap, tidak terpengaruh oleh hasil keputusan yang diambil.
Mengakui dan memahami konsep sunk cost adalah penting dalam pengambilan keputusan yang rasional di dalam bisnis.
Hal ini membantu dalam menghindari jebakan psikologis di mana kita terjebak pada keputusan berdasarkan uang yang sudah diinvestasikan sebelumnya.
Tanpa mempertimbangkan secara rasional manfaat atau kerugian aktual yang bisa dihasilkan oleh pilihan-pilihan yang ada.
Dengan demikian, pemahaman terhadap biaya hangus membantu kita untuk lebih fokus pada pengambilan keputusan yang berdasarkan pada prospek keuntungan di masa depan daripada hanya terpaku pada investasi yang sudah lewat.
Untuk lebih memahami mengenai sunk cost, simak pembahasan berikut ini yuk!
Baca Juga: 8 Manfaat IoT, Internet Of Things Bagi Bisnis
Pengertian Sunk Cost
Menurut laman Investopedia, sunk cost merujuk pada uang yang telah diinvestasikan dalam suatu proyek, bisnis, atau kegiatan tertentu, namun tidak dapat dikembalikan.
Contohnya, dalam dunia manufaktur, sebuah perusahaan mungkin telah mengeluarkan uang untuk membeli mesin-mesin, peralatan khusus, atau membayar biaya sewa pabrik yang termasuk dalam kategori sunk cost.
Hal yang perlu dipahami adalah sunk cost ini tidak termasuk dalam pertimbangan saat membuat keputusan terkait proses selanjutnya, seperti apakah suatu produk harus dijual apa adanya atau diproses lebih lanjut sebelum dijual.
Ketika sebuah organisasi atau perusahaan mengambil keputusan bisnis, sangat penting untuk hanya mempertimbangkan biaya yang masih relevan atau yang akan terjadi di masa depan.
Ini melibatkan perbandingan antara biaya-biaya yang masih bisa dikendalikan dengan potensi pendapatan yang mungkin dihasilkan dari setiap pilihan yang ada.
Untuk membuat keputusan yang tepat, penting untuk fokus pada biaya-biaya yang dapat diubah atau berubah akibat dari pilihan yang diambil.
Misalnya, jika sebuah perusahaan harus memilih antara dua opsi produksi, perbandingan biaya dan pendapatan yang bisa dihasilkan dari kedua pilihan tersebut harus menjadi fokus utama.
Sementara, sunk cost tidak lagi menjadi pertimbangan karena nilainya sudah tetap dan tidak dapat diubah.
Memahami konsep ini membantu organisasi untuk menghindari jebakan psikologis di mana mereka terjebak pada keputusan berdasarkan investasi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Tanpa mempertimbangkan secara obyektif manfaat atau kerugian aktual yang bisa dihasilkan oleh pilihan-pilihan yang ada di masa kini.
Dengan fokus pada biaya yang masih relevan dan potensi pendapatan masa depan, sebuah organisasi dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan berbasis pada faktor-faktor yang benar-benar memengaruhi hasil bisnisnya.
Baca Juga: Ini 5 Perbedaan Supplier Dan Distributor, Jangan Tertukar Ya!
Pentingnya Sunk Cost
Sunk cost, meskipun telah menjadi biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan, seringkali memiliki dampak yang signifikan dalam pengambilan keputusan bisnis.
Konsep ini penting karena sering menjadi sumber kesalahan dalam proses evaluasi dan analisis keputusan.
Ketika sebuah perusahaan mempertimbangkan keputusan, seperti meluncurkan produk baru, menutup proyek yang tidak menguntungkan, atau memilih strategi bisnis yang berbeda, penting untuk memahami peran sunk cost.
Sunk cost seharusnya tidak menjadi faktor utama dalam evaluasi karena telah menjadi biaya yang sudah terjadi, tidak dapat dikontrol, dan tidak akan berubah terlepas dari pilihan yang diambil.
Namun, kesalahan yang sering terjadi adalah mengaitkan sunk cost ke dalam analisis saat mempertimbangkan keputusan di masa depan.
Contohnya, ketika sebuah perusahaan menginvestasikan sejumlah besar uang dalam proyek yang tidak menguntungkan, kesulitan terbesar adalah menerima bahwa biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan tidak boleh menjadi faktor penentu untuk melanjutkan proyek tersebut.
Kesalahan dalam mengabaikan sunk cost ini dapat mengakibatkan perusahaan tetap mempertahankan proyek yang sebenarnya sudah tidak layak secara finansial hanya karena biaya yang sudah dikeluarkan.
Pemahaman yang tepat tentang sunk cost adalah untuk memperlakukan biaya tersebut sebagai pengalih perhatian yang seharusnya tidak mempengaruhi keputusan masa depan.
Ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada manfaat yang diharapkan dari setiap pilihan yang tersedia tanpa terjebak pada biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan.
Jika sunk cost tidak diperhitungkan dengan benar, keputusan bisnis dapat menjadi bias dan kurang rasional.
Sebaliknya, dengan mempertimbangkan dengan cermat dan objektif, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat.
Berdasarkan analisis yang akurat terhadap keuntungan dan kerugian yang mungkin dihasilkan dari pilihan yang ada.
Oleh karena itu, penting untuk tidak terjebak pada biaya yang sudah terjadi, melainkan untuk fokus pada manfaat dan konsekuensi yang mungkin dihasilkan dari keputusan yang akan diambil.
Baca Juga: 21 Bisnis Modal Kecil Untung Besar, Tertarik Mencobanya?
Contoh Sunk Cost
Contoh konkret terkait sunk cost dapat dilihat pada situasi XYZ Clothing yang memproduksi sarung tangan baseball.
Perusahaan ini membayar Rp70 juta setiap bulannya untuk sewa pabriknya, dan mereka telah mengeluarkan Rp350 juta untuk membeli mesin produksi.
Mereka memproduksi sarung tangan model dasar dengan biaya produksi Rp700 ribu per unit dan menjualnya seharga Rp980 ribu, menghasilkan keuntungan Rp280 ribu per unit.
Alternatifnya, dengan menambah biaya produksi sebesar Rp210 ribu, mereka dapat membuat model premium yang dijual dengan harga Rp1,26 juta.
Dalam proses pengambilan keputusan, perusahaan mempertimbangkan biaya tambahan Rp210 ribu untuk model premium dan pendapatan tambahan sebesar Rp280 ribu.
Jadi, mereka memutuskan untuk fokus pada produksi model premium untuk mendapatkan keuntungan tambahan sebesar Rp70 ribu.
Dalam analisis ini, biaya sewa pabrik dan mesin dianggap sebagai sunk cost yang tidak dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Namun, jika pada suatu titik sunk cost dapat dihilangkan atau berubah, maka biaya tersebut menjadi relevan dan harus dipertimbangkan dalam keputusan bisnis yang berkaitan dengan masa depan.
Misalnya, jika XYZ Clothing berencana menutup fasilitas produksinya, sunk cost dengan tanggal kedaluwarsa tertentu harus dimasukkan dalam pertimbangan.
Dalam skenario penutupan fasilitas, perusahaan harus mempertimbangkan pendapatan yang akan hilang jika produksi dihentikan serta biaya-biaya yang dapat dihilangkan.
Jika masa sewa pabrik berakhir dalam enam bulan, biaya sewa tidak lagi dianggap sebagai sunk cost dan harus dimasukkan sebagai biaya yang dapat dieliminasi.
Apabila total biaya yang dihilangkan lebih besar dari pendapatan yang akan diterima, keputusan menutup fasilitas menjadi pilihan yang lebih baik.
Baca Juga: Mengenal Brand Menantea Dan Strategi Bisnisnya, Inspiratif!
Kekeliruan Sunk Cost dan Penyebabnya
Kesalahan atau kekeliruan yang terkait dengan konsep sunk cost seringkali menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan.
Ini sering terjadi saat individu atau perusahaan terjebak pada pikiran bahwa karena telah menghabiskan sejumlah sumber daya pada suatu rencana atau proyek tertentu, mereka harus terus melanjutkan meskipun situasi telah berubah atau hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Misalnya, dalam kasus seorang mahasiswa yang telah memilih jurusan akuntansi dan telah menghabiskan beberapa waktu untuk mengikuti mata kuliah tersebut.
Meski kemudian menyadari bahwa jurusan tersebut tidak cocok, ada kesulitan untuk meninggalkan jurusan tersebut karena telah “investasi” waktu, usaha, dan mungkin biaya dalam memilihnya.
Padahal, yang lebih penting adalah untuk mengevaluasi mata kuliah yang akan diambil selanjutnya serta jurusan yang sesuai dengan minat dan potensi mahasiswa tersebut.
Dalam konteks bisnis, kesalahan terkait sunk cost dapat terjadi saat manajemen enggan mengubah rencana awal meskipun ada tanda-tanda bahwa rencana tersebut tidak berhasil.
Hal ini sering kali dipengaruhi oleh aspek emosional, terutama di dalam dunia investasi dan perencanaan strategis jangka panjang.
Beberapa faktor psikologis yang sering menjadi penyebab kekeliruan atau kesalahan terkait sunk cost ini meliputi:
1. Ketakutan akan Kerugian
Ada kecenderungan untuk lebih menghindari kerugian daripada mencari keuntungan yang setara.
Ketika seseorang telah menghabiskan sejumlah waktu, uang, atau usaha pada suatu proyek, mereka cenderung enggan mengakui bahwa keputusan tersebut mungkin salah karena takut menghadapi kerugian atau kegagalan.
2. Bias Komitmen
Beberapa orang tetap terpaku pada rencana awal yang telah dibuat, bahkan jika rencana tersebut tidak lagi relevan atau berhasil.
Mereka cenderung mempertahankan keputusan sebelumnya hanya karena sudah diambil sebelumnya.
3. Menghindari Pemborosan
Perusahaan atau individu ingin menghindari terjadinya pemborosan sumber daya yang sudah diinvestasikan.
Ini menjadi lebih kompleks di bidang riset dan pengembangan di mana tidak semua usaha dan uji coba akan menghasilkan hasil yang diharapkan.
4. Keputusan Emosional
Terkadang, keputusan yang diambil didasarkan pada emosi atau rasa tanggung jawab terhadap proyek tertentu.
Hal ini dapat membuat seseorang sulit untuk mengubah keputusan meskipun situasi atau kondisi telah berubah.
Memahami dan mengenali kekeliruan terkait sunk cost menjadi penting dalam proses pengambilan keputusan.
Ini memungkinkan individu atau perusahaan untuk lebih fleksibel dalam mengevaluasi kembali rencana, mengakui kesalahan, dan mengalokasikan sumber daya ke tempat yang lebih bermanfaat secara strategis untuk tujuan jangka panjang.
Baca Juga: 10 Manfaat Analisis SWOT Bagi Evaluasi Bisnis
Bagaimana Menghindari Kekeliruan Sunk Cost?
Menghindari kekeliruan sunk cost memerlukan perhatian yang lebih mendalam dan strategi yang terencana.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci terkait langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghindari jebakan mental ini:
1. Menetapkan Bingkai Permasalahan yang Spesifik
Langkah awal yang penting dalam menghadapi sunk cost adalah dengan mengidentifikasi masalah yang sangat spesifik yang ingin dipecahkan.
Mengapa keputusan ini penting? Apa tujuan akhirnya?
Dengan demikian, fokus tetap pada inti dari masalah yang perlu dipecahkan, memastikan bahwa semua tindakan dan keputusan yang diambil relevan dengan tujuan utama.
2. Mempertahankan Objektivitas dalam Pengambilan Keputusan
Sunk cost sering kali membuat individu atau perusahaan terjebak dalam pandangan yang terlalu emosional.
Saat menghadapi kegagalan atau proyek yang tidak berjalan sesuai rencana, penting untuk tetap mengandalkan data yang obyektif.
Terkadang, kegagalan suatu proyek tidak sepenuhnya menggambarkan kegagalan seseorang.
Menyadari bahwa membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta adalah hal yang terpenting dalam mengatasi kesalahan ini.
3. Kepercayaan pada Data yang Ada
Seringkali, dalam perbandingan antara beberapa opsi, orang cenderung mengabaikan sunk cost.
Namun, mengingat bahwa mempertimbangkan sunk cost dalam proses pengambilan keputusan bisa memberikan dasar yang lebih kuat dan dapat diandalkan.
Ini memungkinkan untuk memperhitungkan secara matang efek nyata dari setiap pilihan yang ada.
4. Penyesuaian Preferensi Risiko
Memahami dan menyesuaikan preferensi risiko dapat membantu dalam menghadapi sunk cost.
Beberapa individu atau investor mungkin lebih condong pada risiko untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Sementara yang lain lebih memilih untuk menjaga likuiditas dan menghindari risiko yang berlebihan.
Dengan mengubah sudut pandang terhadap risiko, seseorang dapat lebih siap untuk menerima kenyataan bahwa pengambilan keputusan yang tepat kadang-kadang memerlukan pengorbanan atas biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan.
Itulah berbagai pembahasan mengenai sunk cost dalam bisnis, hingga tips yang mungkin berguna. Memahami konsep ini tidak hanya membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Melainkan juga mendorong untuk lebih terbuka terhadap perubahan, meningkatkan fleksibilitas dalam strategi, dan menghindari terjebak pada kerugian yang sudah terjadi secara emosional.