Dalam mengelola bisnis, ada sebuah proses yang dinamakan dengan manajemen laba. Ini merupakan strategi akuntansi yang bertujuan untuk melindungi perusahaan dari hal-hal tak diinginkan.
Melansir laman Investopedia, earning management atau manajemen laba adalah penggunaan teknik akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan yang menyajikan pandangan terlalu positif. Baik dari kegiatan bisnis maupun posisi keuangan perusahaan.
Itu artinya, proses manajemen laba dilakukan dengan tujuan memanipulasi laporan keuangan terutama intervensi tingkat laba untuk tujuan tertentu. Misalnya demi menarik stakeholder agar mau berinvestasi di perusahaan.
Meski mungkin dianggap sebagai tindakan kecurangan, akan tetapi ada pula yang menganggap hal ini sebagai praktik yang normal. Sebab, kegiatan intervesi masih dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.
Oleh karena itu, penggunaan strategi earning management masih cukup menuai pro dan kontra. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai apa itu earning management dalam artikel di bawah ini.
Baca Juga: 3 Cara Menghitung Laba Bisnis dan Jenis-Jenisnya
Pola Manajemen Laba
Dalam praktiknya, earning management dilakukan dalam beberapa pola, berikut macam-macam pola manajemen laba Institut Agama Islam Negeri Parepare.
1. Taking a Bath
Pola yang satu ini terjadi pada saat reorganisasi, termasuk pengangkatan Chief Executive Officer (CEO) baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar.
Selain itu, perusahaan harus melakukan clear the decks (perkiraan biaya di masa depan) dan menghapus sejumlah aktiva.
Tindakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan laba di masa yang akan datang, lebih tinggi daripada periode sebelumnya.
2. Income Minimization
Pola earning management selanjutnya adalah income minimization.
Dalam hal ini, perusahaan akan berusaha menurunkan labanya jika mengalami profitabilitas yang tinggi.
Jadi ketika laba pada periode mendatang diperkirakan turun, dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization
Cara ini dilakukan pada saat laba perusahaan mengalami penurunan.
Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar.
Pola tersebut dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.
4. Income Smoothing
Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan secara eksternal.
Jadi, perusahaan dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar.
Hal ini karena pada umumnya, investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Pola income smoothing ini dikenal sebagai hal yang paling menarik dalam earning management.
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Usaha yang Tepat, Catat!
Faktor Pendorong Manajemen Laba
Tentu saja, setiap manajemen laba dilakukan atas dasar faktor-faktor tertentu. Berikut faktor pendorong dilakukannya earning management:
1. Manajemen Akrual
Manajemen akrual berhubungan dengan semua kegiatan yang dapat berpengaruh pada arus kas perusahaan dan keuntungan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen akrual bisa menjadi salah satu faktor penyebab dilakukannya praktik akuntansi yang bernama earning management.
2. Kebijakan Akuntansi Wajib
Faktor selanjutnya yang bisa mendorong praktik earning management adalah kebijakan akuntansi wajib.
Hal ini bisa saja terjadi ketika manajer keuangan membuat keputusan yang meminta perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi tertentu.
Misalnya dengan menerapkan kebijakan lebih awal atau menggeser periode menjadi lebih lama sampai kebijakan akuntansi yang baru diberlakukan.
3. Perubahan Aktiva Secara Sukarela
Perubahan aktiva secara sukarela juga dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya earning management.
Hal ini biasanya berkaitan dengan usaha manajer perusahaan dalam mengganti sebuah strategi akuntansi.
Bisa juga dilakukan karena ada aktiva yang masih bisa digunakan karena faktor umur.
4. The Bonus Plan Hypothesis
Sementara menurut teori Watt dan Zimmerman, earning management bisa terjadi karena adanya the bonus plan hypothesis (hipotesis rencana bonus).
Jadi, earning management dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan utilitasnya sehingga bisa mendapatkan bonus yang tinggi.
Alasan tersebut dimanfaatkan manajer untuk mengelola dan mengatur labanya pada tingkat tertentu sesuai yang disyaratkan agar dapat menerima bonus tinggi.
5. The Debt Covenant Hypothesis
The debt covenant hypothesis (hipotesis perjanjian hutang) juga bisa menjadi salah satu faktor pendorong dilakukannya earning management.
Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya yang seharusnya diselesaikan tahun tertentu dapat ditunda ke tahun berikutnya.
6. The Political Cost Hypothesis
The political cost hypothesis (hipotesis biaya politik) merupakan faktor pendorong lain dilakukannya manajemen laba.
Perlu kamu ketahui, semakin besarnya sebuah perusahaan, akan besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba.
Hal ini karena besar kecilnya pajak yang akan ditarik oleh pemerintah sangat tergantung pada besar kecilnya laba yang dicapai perusahaan.
Kondisi inilah yang menyebabkan manajer untuk mengelola dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak yang harus dibayar tidak terlalu tinggi.
Dengan catatan, proses yang dilakukan tetap menggunakan metode akuntansi yang berlaku.
Baca Juga: Fungsi dan Jenis Margin Profit yang Perlu Kamu Ketahui
Fungsi Manajemen Laba
Lantas, apa saja manfaat dilakukannya manajemen laba bagi sebuah perusahaan? Berikut fungsi earning management bagi bisnis yang perlu kamu ketahui:
1. Memantau Laporan Laba Rugi
Earning management dilakukan dengan tujuan untuk memantau laporan laba rugi perusahaan secara terus-menerus.
Tentu saja, hal ini sangat penting untuk dilakukan oleh setiap perusahaan. Apalagi bagi perusahaan yang baru saja memulai operasinya.
Dengan manajemen laba, kamu bisa meminimalisir kerugian dan melakukan proyeksi laba.
Jadi, karyawan akuntansi yang bertugas dapat membuat laporan keuangan sesuai kebutuhan. Mulai dari periode mingguan, bulanan, hingga tahunan.
2. Mendatangkan Bonus
Fungsi dilakukan manajemen laba selanjutnya adalah untuk mendatangkan bonus bagi perusahaan.
Ketika perolehan laba mencapai lebih dari target yang ditentukan, artinya performa para manajer perusahaan bagus. Jadi, mereka layak untuk memeroleh bonus.
Besaran bonus ini biasa dilakukan secara rutin selama jangka waktu tertentu. Nominal atau presentasenya pun tergantung pada kebijakan yang telah ditetapkan.
Nah, earning management bisa menjadi salah satu cara mereka untuk mendatangkan bonus. Dengan melakukan perubahan data sehingga dapat menikmati bonus.
3. Melakukan Pergantian Direksi
Manajemen laba juga bisa dilakukan dengan tujuan mengganti jajaran direksi sebuah perusahaan.
Dalam hal ini, direksi sebuah perusahaan bisa diganti karena berbagai alasan. Salah satu alasan yang paling umum, yakni karena masa jabatannya segera berakhir.
Pada saat masa jabatan sang direksi segera habis, pihak direksi biasanya akan meminta untuk mengubah data laba agar kinerjanya terlihat bagus, sehingga meninggalkan kesan baik bagi perusahaan.
Akhirnya, pihak direksi bisa memeroleh bonus yang lebih tinggi sebagai bentuk apresiasi dari perusahaan.
Baca Juga: 8 Jenis Budget dan Manfaatnya untuk Bisnismu
4. Meningkatkan Kepercayaan Pemberi Modal
Manfaat dilakukan earning management lainnya, yakni bisa digunakan untuk meningkatkan kepercayaan para stakeholder yang memberikan modal.
Manajemen laba yang dilakukan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan performa dengan cara instan.
Jadi, perusahaan pun dapat memeroleh bantuan modal dari pihak investor, kreditor atau pemberi pinjaman.
Biasanya, strategi akuntansi yang satu ini banyak digunakan oleh perusahaan yang ingin melakukan pinjaman kepada pihak perbankan.
Pasalnya, pihak perbankan hanya bersedia memberikan pinjaman dengan jumlah yang cukup besar pada perusahaan dengan laporan keuangan baik.
Dengan earning management, perusahaan berpotensi lebih besar untuk mendapatkan pinjaman maksimum. Tentu saja dengan syarat bahwa perusahaan harus tetap bersedia melakukan pembayaran pinjaman sesuai dengan ketentuan dari bank.
5. Mengurangi Pajak
Manajemen laba juga bisa dilakukan perusahaan untuk mengurangi pembayaran pajak.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang belum go public atau sahamnya belum diperdagangkan dan dimiliki publik.
Sebagian besar perusahaan seperti ini menginginkan laporan laba fiskal yang terlihat lebih rendah daripada sebenarnya. Dengan tujuan untuk mengurangi pembayaran pajak.
Jadi, laporan laba fiskal yang ditunjukkan lebih rendah tanpa adanya pelanggaran peraturan, baik itu dari sisi akuntansi maupun perpajakan.
6. Menawarkan Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO)
Tujuan lain dilakukannya manajemen laba adalah untuk kebutuhan Initial Public Offering (IPO).
Ada banyak perusahaan di luar sana yang ingin menjadi entitas kepemilikannya diperdagangkan dan dimiliki oleh publik. Jadi, modal mereka bisa menjadi lebih besar sehingga perusahaan dapat melakukan ekspansi.
Untuk mewujudkan impian ini, perusahaan membutuhkan modal yang tak sedikit. Mereka juga harus mampu memeroleh kepercayaan dari publik.
Oleh karenanya, perusahaan sering kali mengambil langkah manajemen laba sebelum menawarkan saham perdana ke masyarakat umum.
Baca Juga: Apa Itu Biaya Eksplisit? Ini Pengertian dan 3 Cara Hitungnya
Strategi Manajemen Laba
Bagi kamu yang ingin mendapatkan seluruh manfaat earning management yang telah disebutkan di atas, bisa coba beberapa strategi manajemen laba di bawah ini:
1. Mengubah Metode Akuntansi
Untuk melakukan earning management, kamu dapat mengubah metode akuntansi perusahaan.
Hal ini karena metode akuntansi yang berbeda juga dapat menghasilkan perhitungan yang berbeda.
Oleh karenanya, manajemen bisa melakukan perubahan metode akuntansi yang digunakan agar laba dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan.
Misalnya dengan mengubah suatu metode depresiasi aktiva tetap dari metode depresiasi angka tahun (sum of the year digit) ke metode depresiasi garis lurus (straight line).
Meski adanya perubahan metode yang digunakan akan memunculkan perbedaan, tetapi hal ini tidak membuat manajemen menyalahi peraturan.
2. Mengatur Kebijakan Akuntansi
Cara lain yang bisa kamu terapkan untuk melakukan earning management adalah dengan mengatur kebijakan akuntansi.
Dalam hal ini, perusahaan bisa membuat estimasi akuntansi sendiri.
Beberapa kebijakan akuntansi yang bisa diatur sesuai kebutuhan manajemen, yaitu kebijakan jumlah piutang tidak tertagih, kebijakan tentang biaya garansi, atau kebijakan terkait proses pengadilan yang belum mencapai putusan.
3. Memindahkan Biaya atau Pendapatan
Memindahkan biaya atau pendapatan juga dapat digunakan sebagai strategi manajemen laba.
Misalnya, dengan cara mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan hingga periode akuntansi berikutnya.
Manajemen juga bisa mempercepat atau menunda pengeluaran biaya promosi sampai periode berikutnya.
Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan dapat melibatkan pihak eksternal seperti vendor. Jadi, pihak manajemen bekerja sama dengan vendor agar pengiriman invoice ditunda sampai periode akuntansi berikutnya.
Baca Juga: Apa Itu Sistem Manajemen? Berikut Ini Penjelasan dan Implementasinya
Itu dia penjelasan seputar manajemen laba pada sebuah perusahaan. Mulai dari pengertian, pola, fungsi, hingga strategi yang bisa kamu lakukan.
Semoga informasinya berguna bagi kamu yang sedang mengelola perusahaan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.