Apa itu STP marketing?
Ada berbagai strategi pemasaran yang bisa kamu terapkan dalam menjalankan bisnis. Salah satunya STP marketing.
STP marketing merupakan singkatan dari Segmentation, Targeting, and Positioning atau jika dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Segmentasi, Penargetan, dan Pemosisian.
Melansir laman Smart Insights, STP marketing adalah konsep inti dalam pemasaran modern yang terbukti efektif untuk diterapkan dalam sebuah bisnis.
Hal ini karena STP marketing memiliki konsep penyampaian pesan kepada pelanggan yang efisien.
Dengan komunikasi yang tepat tersebut, pesan yang disampaikan pada pelanggan pun akan sampai sesuai target dan bisa menarik mereka untuk melakukan tindakan tertentu.
Ketiga langkah STP dapat mengidentifikasi pelanggan yang tepat, melayani mereka dengan pesan yang tepat, dan memberi mereka informasi yang dibutuhkan sehingga penargetan bisa berhasil.
Pendekatan tersebut berguna untuk membantu kamu dalam mengidentifikasi jenis pelanggan yang paling berharga, dan kemudian mengembangkan produk dan pesan pemasaran yang cocok untuk mereka.
Baca Juga: 7 Tahapan Sales untuk Tingkatkan Bisnismu, Sudah Tahu?
Panduan STP Marketing
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, STP terdiri dari 3 komponen yang bisa dijadikan sebagai panduan, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Segmentation
Segmentation atau segmentasi merupakan metode dan tindakan yang digunakan untuk membagi peluang pasar menjadi lebih spesifik.
Biasanya, staf di bagian pemasaran akan menentukan segmentasi pasar mereka berdasarkan kriteria dan sifat tertentu.
Umumnya, jenis segmentasi audiens meliputi:
- Segmentasi geografis: membagi audiens berdasarkan negara, wilayah, negara bagian, provinsi, dan lain-lain.
- Segmentasi demografis: membagi audiens berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, dan lain-lain.
- Segmentasi perilaku: membagi audiens berdasarkan cara mereka berinteraksi dengan bisnis, misalnya produk apa yang mereka beli, seberapa sering mereka membeli, apa yang mereka jelajahi, dan lain-lain.
- Segmentasi psikografis: membagi audiens berdasarkan gaya hidup, hobi, aktivitas, opini, dan lain-lain.
Dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan tersebut, bisnis pun akan lebih terfokus dalam menjalankan strategi pemasarannya.
2. Targeting
Targeting diartikan sebagai penargetan. Dalam langkah ini, kamu harus menilai segmentasi pasar yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan dilakukan penargetan adalah untuk menentukan segmentasi mana yang paling menguntungkan.
Biasanya, penilaian tersebut dilakukan berdasarkan ukuran segmentasi pasar, seberapa besar keinginan segmentasi ini untuk membeli produk, dan seberapa baik brand dapat menjangkau segmen audiens ini.
Menurut Yieldify, segmentasi audiens yang ideal adalah segmentasi yang tumbuh secara aktif, memiliki profitabilitas tinggi, dan memiliki biaya akuisisi yang rendah.
Adapun poin-poin yang harus diperhatikan dalam menilai segmentasi dalam langkah targeting ini, yaitu:
- Ukuran: pertimbangkan seberapa besar segmentasi serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang.
- Profitabilitas: pertimbangkan segmentasi mana yang bersedia membelanjakan uang paling banyak untuk produk atau layanan bisnismu. Tentukan nilai seumur hidup pelanggan di setiap segmen dan coba bandingkan.
- Reachability: pertimbangkan seberapa mudah atau sulitnya kamu untuk menjangkau setiap segmen dengan upaya pemasaran yang ditetapkan.
Pertimbangkan juga biaya akuisisi pelanggan (CACs) untuk setiap segmentasi yang telah ditentukan. Biasanya, CAC yang lebih tinggi berarti memiliki profitabilitas yang lebih rendah.
Jadi, kamu harus melakukan banyak pertimbangan dalam menentukan audiens yang akan menjadi target pemasaran.
Baca Juga: Cara Buat Akun Instagram Bisnis, Bikin Usaha Untung!
3. Positioning
Positioning atau yang disebut juga dengan pemosisian adalah pembuatan pesan khusus yang dirancang untuk segmen yang telah kamu pilih untuk ditargetkan.
Dalam hal ini, pesan yang dibuat harus dapat membedakan produk atau layanan bisnismu dari pesaing dan mendorong segmen yang telah ditargetkan untuk membeli.
Di pasar, ada banyak sekali pebisnis yang melakukan hal serupa untuk meningkatkan penjualan mereka.
Oleh karena itu, kamu perlu menggunakan hal baru yang lebih menonjol, sehingga membuat brand kamu menjadi lebih unggul dan bisa menarik banyak pelanggan.
Ada tiga faktor pemosisian yang dapat membantu kamu mendapatkan keunggulan dibanding kompetitor:
- Pemosisian Fungsional
Jenis positioning ini digunakan ketika merek atau produk memberikan solusi untuk masalah dan memberikan manfaat kepada pelanggan.
Pemosisian ini berfokus pada fungsi, manfaat, atau utilitas yang diberikannya kepada pelanggan.
- Pemosisian Simbolis
Pemosisian simbolis berguna untuk menciptakan citra merek yang membantu menciptakan ekuitas merek, rasa memiliki sosial, dan identifikasi ego.
Ini adalah perasaan ketika seorang pelanggan memiliki kasih sayang, hubungan sosial, identifikasi ego, dan lainnya dengan produk yang kamu jual.
- Pemosisian Berdasarkan Pengalaman
Positioning ini dapat menciptakan simulasi sensorik dan kognitif di benak pelanggan. Dengan demikian, bisa menghasilkan pengalaman dan membangun hubungan pada pelanggan.
Positioning produk yang paling sukses adalah dengan menggunakan kombinasi dari ketiga faktor di atas.
Fokuslah pada apa yang paling penting bagi pelanggan dan perhatikan juga posisi pesaing bisnismu.
Manfaat STP Marketing
Apabila kamu merasa belum yakin untuk menerapkan STP marketing dengan 3 panduan di atas, ini dia manfaatnya bagi bisnis:
1. Lebih Personal bagi Pelanggan
Dengan menerapkan segmentation, targeting, dan positioning, kamu bisa menyampaikan pesan pemasaran secara lebih personal di mata pelanggan.
Hal ini karena kamu telah menentukan siapa yang akan menjadi target pemasaran bisnismu. Jadi, target audiens yang ditentukan bisa terasa lebih dekat dengan brand kamu.
Fakta pun menunjukkan bahwa personalisasi bisa membantu bisnis dalam meningkatkan retensi pelanggan.
Sebanyak 55% personalisasi bisa menghasilkan konversi yang mengarah pada pembelian dan 45% menemukan bahwa personalisasi benar-benar membantu bisnis dalam meminimalkan biaya akuisisi pelanggan baru.
2. Bisa Mengefisiensi Budget
Melalui STP marketing, kamu pun bisa mengeluarkan biaya pemasaran yang lebih efisien. Pasalnya, kamu sudah memastikan untuk siapa produk/layanan tersebut dipasarkan.
Maka, kamu pun terhindar dari membuang-buang biaya yang tidak diperlukan pada audiens yang memang bukan target pasar bisnismu.
Jumlah pendapatan bisnis pun memiliki peluang untuk mengalami peningkatan karena segmen yang telah ditetapkan merupakan audiens yang benar-benar potensial menjadi pelanggan.
Baca Juga: 7 Tahapan Sales untuk Tingkatkan Bisnismu, Sudah Tahu?
3. Riset Pasar dan Inovasi Lebih Efektif
STP marketing juga bisa membuat riset pasar dan inovasi bisnis kamu lebih efektif, lho.
Hal ini karena kamu telah tahu persis siapa yang harus dimintai saran dan feedback ketika produk/layanan yang akan ditawarkan masih dalam tahap pengembangan.
Jadi, manfaatkanlah hal ini sebaik mungkin untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik sehingga kamu bisa mencapai target penjualan yang diinginkan.
4. Memaksimalkan Peluang
Dengan menerapkan STP marketing, kamu bisa memposisikan produk atau layanan untuk menargetkan kelompok pelanggan yang berbeda secara lebih efisien.
Mengutip MindTools, pendekatan menggunakan 3 tahap pemasaran ini bisa membantu kamu dalam menentukan manakah bagian bisnismu yang paling menguntungkan.
Setelah mengetahui peluang atau kesempatan tersebut, kamu pun dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin sehingga bisnismu semakin berkembang dan untung.
Caranya, mulailah dengan mengelompokkan target pasar ke dalam beberapa kelompok. Selanjutnya, pilih mana yang ingin ditargetkan.
Terakhir, identifikasi bagaimana kamu ingin memposisikan produk, berdasarkan kepribadian dan perilaku target pasarmu.
Itu dia informasi seputar STP marketing dalam bisnis yang perlu kamu ketahui. Apakah kamu tertarik untuk menerapkannya?