Dalam lingkup bisnis dan ekonomi, siklus bisnis, atau yang dikenal sebagai business cycle, merupakan elemen yang sangat vital bagi perusahaan.
Perubahan yang berulang dalam kondisi ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Namun demikian, perubahan ini juga dapat memberikan dampak yang positif bagi kinerja keuangan perusahaan.
Tidak hanya mempengaruhi profitabilitas, tetapi siklus bisnis juga memegang peran penting dalam mendukung ekspansi bisnis perusahaan serta mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan siklus bisnis?
Siklus bisnis merujuk pada fluktuasi yang terus-menerus dalam aktivitas ekonomi, yang terdiri dari fase-fase seperti pertumbuhan ekonomi, puncak, resesi, dan pemulihan.
Fase-fase ini memegang peran kunci dalam siklus bisnis yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam merencanakan strategi dan pengambilan keputusan.
Baca Juga: Black Market Atau Pasar Gelap, Ini Contoh Transaksinya
Apa Itu Siklus Bisnis?
Sebelum membicarakan langkah-langkah dan keuntungannya, penting untuk memahami makna dari konsep siklus bisnis.
Menurut Investopedia, siklus bisnis atau business cycle adalah serangkaian perubahan alami yang terjadi dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang mengalami periode ekspansi dan kontraksi secara berulang dalam jangka waktu tertentu.
Hal ini tercermin dalam naik turunnya Produk Domestik Bruto (PDB) yang menjadi indikator dimulai dan berakhirnya siklus ini. Siklus bisnis mencerminkan fluktuasi dalam aktivitas ekonomi dari satu periode waktu ke periode lainnya.
Pemerintah memegang peran penting dalam mengelola siklus ini melalui berbagai kebijakan dan instrumen.
Sebagai contoh, bank sentral menggunakan kebijakan moneter untuk mengatur suku bunga dengan tujuan merangsang pengeluaran dan investasi. Langkah ini memiliki dampak langsung pada perilaku konsumen dan investor.
Legislatif juga dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk merangsang atau mengatur pertumbuhan ekonomi negara.
Bagi perusahaan, fokus utama dalam siklus ini adalah pada produktivitas. Saat bisnis meningkatkan produksi, mereka memerlukan lebih banyak sumber daya manusia dan modal.
Namun demikian, hal ini juga membawa peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan untuk berfokus pada pertumbuhan di masa depan.
Baca Juga: 10 Manfaat Analisis SWOT Bagi Evaluasi Bisnis
Tahapan dalam Siklus Bisnis
Pada dasarnya, siklus bisnis merupakan rentetan periode di mana ekonomi mengalami perluasan dan kontraksi secara bergantian.
Suatu siklus bisnis umumnya terdiri dari empat fase, yakni ekspansi, puncak, kontraksi, dan palung.
Setiap fase ini tidak terjadi dalam interval waktu yang tetap, tapi memiliki indikator khusus yang dapat diidentifikasi.
Terdapat tiga faktor yang menjadi penyebab tiap tahap dalam siklus bisnis, yakni kekuatan penawaran dan permintaan, ketersediaan modal, dan kepercayaan konsumen serta investor.
Namun, yang paling vital adalah keyakinan akan masa depan, di mana kepercayaan konsumen, investor, dan pembuat kebijakan memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Untuk memperjelas, berikut penjelasan mengenai tiap tahap dalam siklus bisnis yang perlu dipahami:
1. Ekspansi
Fase pertama dalam siklus bisnis yang dihadapi oleh perusahaan adalah ekspansi. Ada beberapa indikator ekonomi yang konsisten dan jelas dalam fase ini.
Indikator tersebut meliputi peningkatan pendapatan, lapangan kerja, penawaran, permintaan, dan keuntungan.
Selama fase ekspansi, kecenderungan investasi biasanya meningkat. Perusahaan dan individu yang terlibat dalam bisnis umumnya mampu membayar utang mereka tepat waktu.
2. Puncak
Langkah selanjutnya dalam siklus bisnis adalah fase puncak. Fase ini mencerminkan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi telah mencapai titik tertinggi.
Hal ini menyebabkan upah, manfaat, tingkat pekerjaan, serta harga barang dan jasa menjadi sangat tinggi.
Selama tahap ini, semua indikator ekonomi berhenti meningkat lebih lanjut.
Akibatnya, bisnis dan individu yang terlibat dalam dunia bisnis perlu meninjau kembali anggaran mereka untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan aktivitas ekonomi yang akan datang.
3. Kontraksi
Kontraksi merupakan fase berikutnya dalam siklus bisnis yang mengikuti fase puncak. Fase ini menandai penurunan tren pertumbuhan ekonomi karena ekonomi telah mengalami kontraksi.
Umumnya, tahapan kontraksi terjadi dalam dua fase yang berbeda, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Resesi
Resesi dimulai segera setelah fase ekspansi berakhir dan aktivitas ekonomi mulai merosot. Fase ini berlangsung hingga PDB kembali ke titik awal dari fase ekspansi.
Selama resesi, permintaan cenderung menurun. Para produsen juga kesulitan menyesuaikan output mereka sehingga pasar mengalami kelebihan pasokan.
b. Depresi
Tahap depresi dimulai setelah PDB turun di bawah tingkat sebelum fase ekspansi atau garis pertumbuhan yang stabil.
Selama depresi, tingkat pengangguran meningkat secara dramatis, sementara pertumbuhan ekonomi terus menurun. Depresi berlangsung hingga aktivitas ekonomi tidak bisa lagi turun lebih dalam.
4. Palung
Palung adalah tahap terakhir dalam siklus bisnis di mana fase depresi mencapai titik terendah.
Pada saat ini, negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif karena penawaran dan permintaan turun sejauh mungkin.
5. Pemulihan
Setelah tahap depresi dan palung mencapai titik terendah dalam siklus bisnis, tahapan selanjutnya adalah proses pemulihan.
Pada tahap ini, ekonomi mulai pulih dan membalikkan tren negatifnya. Permintaan yang meningkat akan segera diikuti oleh peningkatan pasokan.
Dengan perubahan yang lebih positif, proses investasi terus berlanjut. Bahkan lapangan kerja dapat mengalami peningkatan produksi yang signifikan.
Proses pemulihan dapat berlangsung hingga PDB kembali mencapai garis pertumbuhan yang stabil. Saat itu, siklus bisnis ini bisa berakhir untuk memulai tahap ekspansi yang baru.
Baca Juga: Profesi Checker Gudang, Simak Tugas Dan Skill Yang Diperlukan!
Cara Mengukur Siklus Bisnis
Tentunya pada saat terjadinya siklus bisnis, untuk kalangan masyarakat, pengusaha maupun perusahaan tetap harus melakukan pengukuran.
Ada beberapa cara pengukuran yang bisa dilakukan pada saat siklus bisnis. Beberapa cara mengukur tersebut adalah:
1. Waktu Siklus di Dalam Sebuah Bisnis
Di Indonesia, belum ada kebijakan yang jelas terkait penentuan waktu siklus bisnis atau perusahaan seperti yang telah berhasil dilakukan di Amerika Serikat.
Di sana, mereka telah berhasil menetapkan tanggal untuk melakukan penelitian terhadap siklus bisnis secara teratur.
Penelitian ini juga harus disesuaikan dengan penelitian ekonomi yang komprehensif. Salah satu masalah yang sering muncul dalam proses penentuan waktu siklus bisnis adalah retrospeksi.
Retrospeksi dalam siklus bisnis dapat terjadi setiap bulan atau tahun. Durasi ekspansi dalam siklus ini biasanya meningkat secara konsisten selama 27 hingga 103 bulan.
Namun, di Indonesia, belum ada kejelasan terkait siklus ini dalam konteks bisnis maupun perusahaan.
2. Keparahan Dalam Siklus Sebuah Bisnis
Terkait dengan evaluasi siklus dalam dunia bisnis, pendekatan yang beragam dapat diterapkan.
Namun, di antara berbagai metode yang tersedia, salah satu pendekatan yang relatif mudah adalah melalui terjalinnya komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait atau lembaga yang memiliki pemahaman mendalam terhadap dinamika bisnis tersebut.
Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan pengalaman dan wawasan mereka terhadap perubahan siklus bisnis.
Komunikasi yang terjalin tidak hanya memungkinkan pertukaran informasi, tetapi juga memfasilitasi pemahaman yang lebih baik terkait perubahan siklus bisnis.
Melalui kolaborasi ini, seringkali ditemukan cara-cara baru untuk mengukur dan mengevaluasi siklus tersebut, memperkaya perspektif dan memperluas pemahaman terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis.
Ketika berlangsungnya proses komunikasi tersebut, fokusnya akan terpusat pada analisis mendalam terhadap tingkat keparahan dari siklus yang tengah dialami oleh suatu bisnis.
Para pakar ekonomi yang terlibat dalam proses ini cenderung menggunakan berbagai parameter untuk mengukur dan memahami fase-fase yang ada dalam siklus bisnis.
Mereka sering mengidentifikasi serta memisahkan fase resesi dari fase ekspansi dalam siklus tersebut.
Selain itu, diskusi-diskusi yang terjadi juga memungkinkan pengenalan terhadap elemen-elemen kunci yang mempengaruhi siklus bisnis, seperti faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi pemicu perubahan.
Dengan memfokuskan perbincangan pada elemen-elemen ini, pengetahuan yang lebih dalam dapat diperoleh, memungkinkan untuk pengembangan strategi-strategi yang lebih tepat guna dalam menghadapi dinamika siklus bisnis.
Dalam proses evaluasi siklus bisnis melalui komunikasi, penting untuk mempertimbangkan ragam perspektif dan metodologi yang digunakan oleh berbagai pihak yang terlibat.
Setiap pemangku kepentingan memiliki pengalaman dan sudut pandang unik terhadap perubahan siklus dalam bisnis.
Oleh karena itu, dalam menjalankan proses komunikasi ini, penting untuk memfasilitasi platform yang inklusif dan terbuka agar setiap sudut pandang dan pendekatan dapat diakomodasi.
Diskusi-diskusi yang melibatkan perspektif-perspektif yang beragam seringkali memberikan pencerahan baru terhadap siklus bisnis, membantu dalam merumuskan strategi-strategi adaptif yang lebih efektif dalam menghadapi perubahan siklus yang terjadi.
Ketika melakukan evaluasi terhadap tingkat keparahan, pengukuran ini dibagi menjadi tiga kriteria. Ketiga kriteria tersebut mencakup:
- Kedalaman: Saat melakukan evaluasi dalam kriteria kedalaman, terdapat satu pertanyaan krusial yang muncul dan perlu dijawab. Pertanyaan tersebut adalah seberapa lama intensitas dari fase resesi dalam proses tersebut?
- Difusi: Selanjutnya, dalam langkah evaluasi ini, muncul pertanyaan lain yang harus dijawab. Pertanyaan tersebut adalah seberapa luas fase resesi dalam pertumbuhan ekonomi nasional?
- Durasi: Langkah terakhir dalam evaluasi ini adalah mengenai durasi. Di dalam evaluasi durasi, terdapat pertanyaan penting yang perlu dijawab oleh para pelaku yang mengalami siklus dalam bisnis. Pertanyaan tersebut adalah berapa lama fase resesi berlangsung? Semua pertanyaan tersebut harus dijawab sesuai dengan fakta yang ada.
Saat menjawab rangkaian pertanyaan yang telah disebutkan, diperlukan penelitian yang cermat. Seperti yang mungkin Anda pahami, proses penelitian tidak bisa dilakukan secara singkat.
Secara umum, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini berkisar antara tiga hingga lima bulan.
Terdapat beberapa pertanyaan yang digunakan untuk mengukur siklus bisnis namun masih ada kekurangan.
Sehingga, muncul beberapa pertanyaan dan tahapan tambahan untuk menilai tingkat dari tahap ekspansi.
Tahapan dan pertanyaan tambahan tersebut meliputi:
- Pronounced: Pada tahap ini, pertanyaan yang sering muncul adalah seberapa mencolok atau signifikannya tahap ekspansi tersebut?
- Pervasif: Tahap kedua juga memiliki pertanyaan yang harus dijawab oleh pelaku siklus bisnis. Pertanyaan tersebut adalah seberapa banyak aspek ekonomi yang telah dicapai pada tahap ekspansi?
- Persistent: Tahap terakhir adalah “persistent”. Pertanyaan penting dalam tahap ini adalah apakah tahap ekspansi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama? Semua pertanyaan ini harus dijawab sesuai dengan fakta yang ada, beberapa di antaranya membutuhkan data yang relevan.
Memberikan data dalam proses ini, tanpa disadari, dapat membantu dalam pengembangan bisnis atau usaha yang sedang berlangsung.
Seiring berjalannya waktu, proses penanganan resesi di setiap negara dapat ditangani secara bertahap.
Penanganan ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga legislatif, dan entitas lainnya yang terlibat dalam kebijakan ekonomi.
Baca Juga: Mengenal Brand Menantea Dan Strategi Bisnisnya, Inspiratif!
Mengapa Siklus Bisnis Penting?
Siklus bisnis memiliki peran yang sangat penting dalam menggambarkan dinamika perusahaan dan perekonomian secara keseluruhan.
Ini adalah serangkaian tahap yang memberikan pandangan yang berharga bagi perusahaan dalam mengantisipasi perubahan dan mengambil langkah-langkah yang tepat.
Berikut ini beberapa alasan mengapa siklus bisnis penting:
1. Memprediksi Masa Depan Ekonomi
Siklus bisnis memberikan pandangan ke depan terhadap kemungkinan arah ekonomi.
Dengan memahami tahap-tahap siklus ini, perusahaan bisa lebih siap menghadapi potensi resesi atau pertumbuhan ekonomi, sehingga mereka dapat menyesuaikan strategi bisnis mereka secara lebih efektif.
2. Menarik Investor dan Pelanggan
Dalam tahap-tahap tertentu dari siklus bisnis, terutama saat masa ekspansi atau kebangkitan ekonomi, perusahaan dapat menarik minat investor dan pelanggan dalam jumlah besar.
Ini bisa menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk menawarkan produk baru, melakukan ekspansi, atau menarik investasi yang dibutuhkan.
Baca Juga: Syarat Bikin SKU Dan Prosedur Pendaftarannya
3. Ekspansi Bisnis yang Signifikan
Pada tahap di mana ekonomi sedang tumbuh, perusahaan dapat memanfaatkan momen ini untuk memperluas cakupan bisnis mereka.
Dengan kondisi ekonomi yang mendukung, risiko untuk mengambil langkah-langkah ekspansi cenderung lebih rendah dan potensi pertumbuhan lebih tinggi.
4. Mengurangi Risiko Kerugian
Dengan pemahaman yang baik tentang siklus bisnis, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko kerugian di masa depan.
Mereka dapat mengelola keuangan dan strategi bisnis mereka secara lebih bijaksana, mempersiapkan cadangan untuk menghadapi periode ketidakpastian ekonomi yang mungkin terjadi.
Itulah pembahasan mengenai siklus bisnis. Dapat diketahui bahwa siklus bisnis tidak hanya memberikan pandangan tentang kondisi saat ini.
Melainkan juga merupakan alat penting yang membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang lebih baik dan mengelola risiko dalam menghadapi perubahan ekonomi yang konstan.