Produk homogen merupakan barang atau jasa yang dapat memuaskan konsumen tanpa karakteristik yang unik.
Homogeneous products merupakan karakteristik produk yang terjadi dalam persaingan pasar.
Produk homogen merupakan konsep produk dengan implikasi luas terhadap kekuatan pasar, persaingan dan cara perusahaan dalam memasarkan untuk memperoleh keuntungan.
Agar lebih memahami terkait konsep produk homogen itu sendiri, wajib diketahui seperti apa karateristiknya. Yuk, disimak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Terapkan 8 Metode Pemasaran Produk Makanan Ini agar Banyak Pembeli!
Karakteristik Produk Homogen
Dilansir dari Glossary of Statistical Terms, produk homogen dianggap sebagai cara untuk memasarkan produk yang baik agar bisa mendapatkan keuntungan.
Pengertian di atas merupakan sebuah konsep produk yang diterapkan dan dikeluarkan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari produk itu sendiri.
Secara umum, terdapat beberapa karakteristik dari konsep produk ini. Berikut ini adalah daftar penjelasan dari produk homogen itu sendiri, yaitu:
1. Produk Hadir di Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristik pertama dari barang homogen adalah produk hadir di pasar dengan persaingan sempurna. Maksudnya, barang-barang yang dijual setiap brand serupa dan sama.
Sedangkan dalam pasar persaingan tidak sempurna, produk-produk jualan sangat beragam secara visual ataupun rasanya. Jadi, konsumen lebih banyak pilihannya.
Kalau kamu berjualan dalam pasar persaingan monopoli, tentunya perbedaan barang sedikit terlihat. Misalnya, dari kemasan, iklan, dan juga strategi non harga lainnya.
Sementara itu, di pasar oligopoli produk menghasilkan barang yang homogen. Contohnya terlihat pada komoditas, seperti semen, gula, minyak, tembaga, dan komoditas lainnya.
2. Substitusi Produk Sempurna
Karakteristik kedua dari barang homogen adalah subtitusi produk satu sama lain terjadi secara sempurna. Sederhananya, produk yang dijual akan saling muncul bergantian satu sama lain. Namun, barang tersebut diterima konsumen sebagai penggantinya.
Barang atau produk homogen memberikan kepuasan yang sama persis dari setiap produk. Secara spesifik memiliki kesamaan secara fisik dan sangat identik.
Contoh komoditas dari produk atau barang homongen, seperti jagung, kedelai, dan susu. Meskipun berasal dari perusahaan yang berbeda, produknya serupa. Biasanya, hanya beberapa bagian yang berbeda, misalnya kemasan dan lainnya.
Baca Juga: 8 Produk Jualan Online Terlaris di Marketplace, Apa Saja?
3. Tidak Ada Loyalitas Konsumen
Karakteristik selanjutnya, yaitu tidak adanya loyalitas dari konsumen. Hal ini karena barang atau produk sangat identik sehingga membuat konsumen tidak memiliki alasan untuk setia terhadap produk tersebut.
Jika satu produk mengalami kenaikan harga, maka konsumen akan beralih ke produk yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.
4. Harga Pasar Sebagai Harga Jual Produk
Karakteristik terakhir, yaitu menggunakan harga pasar sebagai patokan harga jual produk. Di pasar persaingan sempurna, produk atau barang homogen membuat perusahaan menjadi tidak memiliki kekuatan pasar untuk menetapkan harga atas harga.
Umumnya, juga ukuran perusahaan relatif kecil sehingga tidak dapat mempengaruhi pasokan pasar itu sendiri.
Berbeda dengan pasar oligopoli, dalam pasar jumlah pebisnis yang bermain sangat sedikit, produk yang dikeluarkan pun identik. Maka dari itu, konsumen akan mudah beralih ke pesain dan mempengaruhi perusahaan untuk menaikkan harga.
Baca Juga: 8 Cara Membangun Produk Branding yang Efektif Untuk Bisnis
Perbedaan Produk Homogen dan Heterogen
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa produk yang homogen adalah produk yang tidak dapat dibedakan dengan barang serupa lainnya, atau secara spesifik tidak memiliki karakteristik unik.
Sederhananya, produk homogen merupakan produk yang memiliki sifat atau karakteristik yang sama persis dengan produk lain yang serupa dan sulit dibedakan.
Kehadiran produk jenis ini dapat dilihat dengan muda di pasar ologopoli. Contohnya misal seperti dalam industri pertambangan, terdapat produk dari bahan tembaga, aluminium, timbal, bijih besi, semen dan lain sebagainya.
Contoh lainnya produk dari komoditas, seperti gula, jagung, susu, kedelai, beras, gandum, dan komoditas lainnya.
Barang homogen hanya dapat dibedakan melalui kemasan dan teknik pemasarannya. Tanpa melihat kemasan dan teknik pemasaran, produk akan sulit dibedakan.
Produk atau barang homogen memiliki implikasi terhadap harga pasar, persaingan dagang serta bagaimana perusahaan menerapkan teknik marketing itu sendiri.
Maka dari itu, jarang ada masyarakat atau konsumen yang akan melakukan pembelian ulang terdapat produk atau barang homogen, karena tidak ada keunikan dan nilai pembeda. Ini juga yang menjadikan karakteristik tidak adanya loyalitas konsumen.
Ini juga yang menjadi penjelasan setiap aktivitas yang terjadi di pasar oligopoli, menentukan harga juga dengan berpijak pada harga pasar itu sendiri.
Berbeda dengan produk heterogen yang merupakan produk, baik jasa atau barang, yang memiliki keunikan tersendiri dan terdapat nilai yang berbeda-beda dari setiap produk yang dimiliki.
Karena konsep dan karakteristik produk heterogen tersebut, produk jadi memiliki nilai di mata konsumen sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen itu sendiri.
Tidak heran untuk setiap produk heterogen, pasti memiliki tingkat loyalitas yang tinggi. Semakin bernilai produk itu sendiri, semakin meningkat loyalitasnya.
Loyalitas dari konsumen tersebut bersifat subjektif, persepsi di antara konsumen bisa berbeda-beda dalam melihat keunikan atau nilai dari sebuah produk.
Dari persepsi tersebut, perusahan dapat menentukan teknik marketing untuk menaikan nilai dari produk heterogen itu sendiri.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen membeli produk heterogen adalah tampilan fisik, kemasan, merk hingga garansi dari produk tersebut.
Faktor-faktor di atas yang membuat setap perusahaan berlomba untuk mendapatkan loyalitas dari konsumen. Hal ini berbanding terbalik dari produk homogen yang tidak memunculkan loyalitas konsumen.
Maka dari itu, setiap perusahaan yang mengeluarkan produk heterogen, akan menjaga dan terus meningkatkan kualitasnya. Semakin baik kualitas, maka semakin besar kemungkinan untuk menaikan harga. Semakin tinggi harga maka semakin besar untuk mendapatkan keuntungan.
Maka dari produk heterogen umumnya berada dalam pasar yang tidak sempurna. Berbeda dengan produk dari homogen yang ada di pasar sempurna.
Secara sederhana, produk heterogen merupakan kebalikan dari produk homogen dalam setiap konsep dan karakteristiknya. Dengan memahami produk heterogen, kamu juga akan mudah memahami barang heterogen itu sendiri.
Baca Juga: 8 Cara Membangun Produk Branding yang Efektif Untuk Bisnis
Mungkin kamu ada yang bertanya, lantas seperti apa dampak dari barang homogen itu sendiri?
Sebelumnya disinggung bahwa barang homogen dapat memberikan dampak atau implikasi pada pasar. Berikut ini dampak atau implikasi yang dimaksud:
- Harga menjadi faktor penting dari persaingan pasar. Produsen akan berlomba dan berusaha dengan total untuk dapat mendominasi pasar agar bisa melakukan penjualan dalam jumlah banyak dan meningkatkan volume penjualan itu sendiri.
- Barang homogen merupakan produk identik, maka dari itu biaya peralihan menjadi rendah. Setiap konsumen yang akan membeli barang homogen hanya melihat harga sebagai satu-satunya faktor untuk pembelian. Ketika produsen menaikkan harga, maka konsumen akan beralih ke produsen lain yang mengeluarkan barang yang sama dengan harga yang lebih murah.
- Skala ekonomi juga merupakan hal penting, karena perusahaan akan mengandalkan produksi massal untuk menghasilkan produk yang telah memiliki standar.
- Dampak dari produk yang homogen adalah praktik kolusi antar produsen, baik dilakukan secara implisit atau eksplisit, sebagaimana yang dapat dilihat dari praktik kartel.
Nah, itulah penjelasan lengkap terkait produk homogen, mulai dari karakteristik hingga perbedaannya dengan produk heterogen.
Dengan memahami kedua konsep produk di atas, kamu sebagai pengusaha akan mempertimbangkan hal penting sebelum kemudian memutuskan untuk mengeluarkan sebuah produk.