Process costing atau biaya proses merupakan aspek penting yang perlu diperhitungkan selama berbisnis.
Biasanya, process costing digunakan dalam bidang industri manufaktur yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi sehingga memiliki nilai tambah, yang dibuat dengan atau tanpa mesin.
Umumnya, industri manufaktur ini merupakan perusahaan yang memproduksi produk atau unit output secara massal, yang mirip atau identik.
Dengan menghitung biaya proses, perusahaan bisa mengetahui berapa banyak produk yang diproduksi dan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
Lebih lanjut, cari tahu informasi seputar process costing yang perlu kamu pahami melalui artikel di bawah ini.
Baca Juga: Apa Itu Fixed Cost? Ini 6 Contoh dan Cara Menghitungnya
Jenis-Jenis Process Costing
Sebelum mencari tahu cara menghitung biaya proses selama produksi barang, kamu perlu memahami jenis-jenisnya.
Ada beberapa jenis perhitungan biaya proses yang bisa kamu coba gunakan. Berikut jenis-jenis process costing yang perlu kamu ketahui:
1. Biaya Rata-Rata Tertimbang
Dibandingkan dengan jenis perhitungan process costing lainnya, ini merupakan cara menghitung biaya proses yang paling sederhana.
Metode perhitungan yang satu ini mengasumsikan bahwa semua biaya, baik dari periode sebelumnya atau saat ini, disatukan dan dibebankan ke unit yang diproduksi.
2. Biaya Standar
Dilansir dari laman AccountingTools, perhitungan jenis ini mirip dengan biaya rata-rata tertimbang. Namun, biaya standar dibebankan ke unit produksi, bukan biaya aktual.
Setelah total biaya diakumulasikan berdasarkan biaya standar, total ini dibandingkan dengan akumulasi biaya aktual, dan selisihnya dibebankan ke akun varians.
Perusahaan biasanya menggunakan metode ini ketika terlalu sulit atau memakan waktu untuk mengumpulkan informasi terkini tentang biaya sebenarnya.
Ini juga dapat bermanfaat bagi bisnis yang membuat berbagai macam barang dan merasa kesulitan untuk mengaitkan biaya yang tepat pada setiap produk.
3. Biaya First-In First-Out (FIFO)
Metode perhitungan biaya proses ini berfokus pada pembebanan biaya ke unit sesuai urutan produksinya.
Produk yang diproduksi pertama kali akan dikenakan biaya terlebih dahulu dan kemudian menjadi produk pertama yang dikirim atau dikeluarkan.
Selanjutnya, biaya first-in first-out ini membebankan satu set biaya untuk produk yang dimulai pada periode akuntansi sebelumnya tetapi belum selesai, dan set biaya lain untuk produk yang dimulai pada periode akuntansi saat ini.
Perlu kamu ketahui bahwa, tidak ada metode penetapan biaya LIFO (last-in first-out) yang digunakan dalam penetapan biaya proses.
Hal ini karena asumsi yang mendasari penetapan biaya proses adalah unit pertama yang diproduksi. Jadi, unit pertamalah yang digunakan, yang merupakan konsep FIFO.
Baca Juga: 7 Manfaat Menghitung Food Cost dalam Bisnis Kuliner
Cara Menghitung Process Costing
Lantas, bagaimana cara menghitung process costing yang tepat? Ini dia langkah-langkahnya yang perlu kamu pahami:
1. Menganalisis Persediaan
Dalam menghitung biaya proses, kamu harus melakukan analisis persediaan terlebih dahulu.
Kamu perlu mengetahui jumlah persediaan pada awal periode, berapa banyak barang yang dimulai selama periode tersebut, berapa banyak yang diselesaikan dan dipindahkan dan berapa banyak yang tersisa pada akhir periode.
2. Menghitung Unit Ekuivalen
Dalam menghitung biaya proses, kamu juga perlu menggunakan konsep unit ekuivalen untuk memperhitungkan item yang belum selesai pada akhir setiap periode.
Pada langkah ini, kamu perlu mengalikan jumlah unit yang tidak lengkap pada akhir periode dengan persentase yang mewakili kemajuan melalui proses produksi.
3. Menghitung Biaya yang Berlaku
Selanjutnya, kamu perlu menghitung biaya yang berlaku untuk mengatahui biaya proses dalam periode tertentu.
Biaya ini merupakan total biaya untuk semua tahap produksi, termasuk bahan langsung dan biaya konversi.
4. Menghitung Biaya Per Unit
Kemudian, hitung biaya per unit dengan cara membagi total biaya dengan jumlah unit.
Perhitungan ini mencakup unit yang diselesaikan dan unit yang setara.
5. Mengalokasikan Biaya untuk Produk yang Lengkap dan Tidak Lengkap
Cara menghitung biaya proses lainnya yang dikutip dari laman Netsuite, yaitu alokasikan biaya untuk persediaan barang dalam proses yang telah selesai dan berakhir ke akun yang sesuai.
Tahap ini dapat membantu kamu dalam menentukan berapa banyak uang yang terikat dalam inventaris pekerjaan selama proses produksi saat ini.
Baca Juga: Apa Itu Cost of Goods Sold? Ini Penjelasan Lengkapnya
Manfaat Perhitungan Process Costing
Menghitung biaya proses tentu dilakukan bukan tanpa alasan. Melakukan perhitungan biaya proses seperti ini biasanya akan membantu kamu dalam menetapkan harga yang tepat untuk produk mereka dan menentukan apakah biaya sesuai dengan proyeksi.
Selain itu, menghitung biaya proses juga dapat dilakukan untuk menganalisis biaya dari setiap langkah proses produksi dan distribusi.
Nah, melalui informasi tersebut, kamu dapat mengidentifikasi area mana yang dapat dikurangi biayanya sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.
Lebih lanjut, berikut beberapa manfaat dilakukannya perhitungan biaya proses:
1. Mengelola Inventaris
Perhitungan biaya proses bisa mambantu kamu dalam mengelola inventaris perusahaan.
Biasanya, pengelolaan inventaris berhubungan dengan pajak. Untuk perusahaan besar yang memproduksi ribuan atau bahkan jutaan produk, ini bisa menjadi tugas yang sulit.
Namun, perhitungan process costing dapat membantu menyederhanakannya. Setiap item yang diproduksi akan dihitung nilainya dan setiap departemen bisa melacak hal lain dengan lebih mudah seperti bahan-bahan yang dibeli.
2. Memantau Margin Keuntungan
Menghitung biaya proses juga bisa membantu kamu dalam memantau margin keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Penetapan biaya proses memungkinkan perusahaan untuk memperhitungkan biaya setiap tahap dan target produksi pada departemen tertentu.
Dengan menghitung biaya proses produksi, kamu juga bisa menganalisis bagian mana saja yang membutuhkan perbaikan sehingga lebih efisien dan menghasilkan lebih banyak keuntungan.
3. Menciptakan Keseragaman dalam Pelaporan
Perhitungan process costing yang dilakukan menggunakan cara dan dengan kode biaya yang sama ini akan membantu kamu dalam menciptakan keseragaman pada laporan. Jadi, dapat mempermudah kamu untuk melakukan pelacakan biaya dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Biaya Variabel Adalah Biaya yang Berubah dalam Operasional Bisnismu
Kelebihan dan Kekurangan Perhitungan Process Costing
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada banyak metode untuk melakukan perhitungan nilai minimum produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Setiap metode perhitungan tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Process costing yang kamu lakukan menggunakan metode di atas pun punya plus minus-nya.
Jika dilihat dari segi kelebihannya, metode menghitung biaya proses ini dinilai lebih mudah untuk digunakan.
Selain itu, kamu bisa menggunakan biaya proses untuk menciptakan proses produksi yang lebih fleksibel.
Dengan begitu, kamu dapat menemukan cara untuk memperbaiki proses produksi sehingga bisa menghemat biaya pembuatan barang.
Dikutip dari laman Chron, adanya fleksibilitas ini memastikan perusahaan dapat memproduksi barang dengan biaya paling kompetitif di pasar ekonomi.
Meski demikian, ada juga kekurangan yang mungkin timbul dari melakukan perhitungan biaya proses ini.
Salah satunya ialah adanya kemungkinan kesalahan biaya yang timbul dalam sistem produksi. Hal ini karena penetapan biaya proses tidak menggunakan alokasi langsung untuk menerapkan biaya bisnis ke barang individual.
Oleh karena itu, perhitungan biaya proses cukup berpotensi menimbulkan kerugian jika dilakukan tidak hati-hati.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Administered Price? Yuk, Cari Tahu
Itu dia penjelasan lengkap mengenai perhitungan biaya produksi yang perlu kamu ketahui dalam menjalankan bisnis. Semoga bermanfaat, ya.