Apakah kamu tahu pengertian dari pent up demand? Jika belum, maka pelajari bersama dalam penjelasan di bawah ini.
Dalam bisnis, selalu ada permintaan produk atau jasa dari konsumen. Permintaan pasar harus direspon dengan ketersediaan (penawaran )produk dari perusahaan. Supply and demand istilah umumnya.
Permintaan dan penawaran merupakan sebuah keseimbangan yang harus dijaga dalam bisnis. Ketika perusahaan dari menjaga supply and demand, perusahaan tersebut telah berhasil.
Istilah pent up demand merujuk pada kondisi ketika permintaan tiba-tiba meningkat dengan pesat namun tidak dapat diimbangi dengan penawaran atau ketersediaan barang.
Untuk kondisi tersebut, istilah yang umum digunakan yaitu pent up demand. Agar kamu lebih memahaminya dengan baik, berikut ini pembahasan terkait pengertiannya.
Baca Juga: 6 Cara Memulai Bisnis Print on Demand, Mau Coba?
Pengertian Pent Up Demand, Penyebab dan Akibatnya
Investopedia menjelaskan bahwa pent up demand berarti permintaan terpendam yang merujuk pada kondisi ketika permintaan atas produk tiba-tiba membludak.
Kondisi pent up demand menunjukan peningkatan sangat pesat terkait permintaan produk yang terjadi setelah masa resesi.
Hal ini karena konsumen akan cenderung menunda untuk melakukan pembelian saat resesi terjadi dan tidak melakukan transaksi pembelian apa pun.
Umumnya, kondisi ini terjadi untuk beberapa produk terkait barang mewah, sedangkan dalam usaha jasa terjadi pada bisnis hiburan dan liburan yang bersifat pengeluaran tersier.
Para ahli berpendapat bahwa kondisi pent up demand diyakini dapat membantu pemulihan ekonomi dengan cepat setelah penurunan ekonomi yang terjadi.
Kondisi ini tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada penyebab yang melatarbelakanginya. Dari penjelasan di atas, penyebab utamanya, yaitu penurunan kondisi ekonomi itu sendiri.
Ini karena kondisi ekonomi yang jatuh atau resesi membuat masyarakat sebagai konsumen akan menunda transaksi pembelian barang atau jasa.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka penghematan dan dialihkan untuk menyisihkan dana darurat. Dari penundaan tersebut, menyebabkan permintaan barang dan jasa menjadi samakin rendah.
Baca Juga: Apa Itu Resesi? Ini Penyebab, Dampak, dan Cara Hadapinya
Saat perekonomian perlahan pulih, kondisi pent up demand akan terjadi. Konsumen akan perlahan mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang sebelumnya tertunda.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengukur pent up demand yaitu dengan melihat usia rata-rata stok dari sebuah produk, hal tersebut dapat dinilai berdasarkan produk konsumsi barang.
Jika usia rata-rata stabil, maka angkanya akan semakin meningkat ketika masa resesi atau kondisi ekonomi yang terjatuh.
Akibat dari kondisi pent up demand, yaitu peningkatan harga sebuah produk itu sendiri. Teori ekonomi juga menjelaskan bahwa seiring dengan permintaan yang meningkat, maka harga produk pun akan meningkat.
Pada akhirnya, pengusaha akan menawarkan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga normal. Tetapi, peningkatan harga yang terjadi tidak akan mengurangi hasrat konsumen untuk belanja dan membeli produk.
Karena hal tersebut berkaitan dengan hasrat belanja dari konsumen yang tertunda selama masa resesi atau selama masa kondisi ekonomi mengalami penurunan.
Agar lebih memahaminya, kamu bisa mengambil contoh yang tengah dialami bersama, yaitu saat pandemi COVID-19.
Saat pandemi COVID-19, setiap dari kita melakukan penghematan dan mengalihkan dana sebagai dana darurat di tengah kondisi yang serba terancam dan tidak pasti.
Maka dari itu, uang yang biasa dikeluarkan untuk belanja, ditahan dan dialihkan untuk kebutuhan utama yang lebih penting.
Selain kebutuhan primer, kita tidak akan membeli apapun dan tidak membutuhkan apapun.
Secara perlahan, kondisi pandemi virus corona pun mengalami pelonggaran. Banyak masyarakat yang jenuh terkurung di rumah dan ingin berpergian atau beraktivitas di luar rumah.
Salah satu aktivitas yang tahun lalu sangat ramai dilakukan yaitu bersepeda. Masyarakat secara ramai melakukan olahraga bersepeda.
Bagi yang belum memiliki sepeda pun secara tiba-tiba membeli sepeda. Hal ini membuat permintaan atau demand terhadap sepeda menjadi tinggi.
Dari kondisi tersebut membuat sepeda mengalami kondisi pent up demand, maka dari itu harga sepeda pun perlahan mengalami kenaikan yang signifikan.
Contoh kasus di atas merupakan contoh yang mengambarkan perimintaan yang tertunda yang dapat kamu pahami dengan baik agar mengerti istilah ini.
Baca Juga: Prospek Bisnis Properti Saat Resesi, Masih Menjanjikan?
Pent Up Demand dalam Dunia Bisnis
Dari penjelasan di atas, pent up demand merupakan kondisi yang permintaan akan sebuah produk meningkat secara drastis dan terjadi sangat tiba-tiba.
Hal tersebut kemudian dinamai pent up demand, karena permintaan yang tinggi tersebut mengacu pada keinginan terpendam dari masyarakat atau dalam bahasa Inggris pent up.
Para ahli ekonomi menyelaskan bahwa kondisi ini menandai kebangkitan konsumerisme masyarakat. Maka dari itu, istilah pent up demand memiliki ciri-ciri yaitu:
- Mengacu pada peningkatan pesat atas permintaan suatu produk atau jasa itu sendiri.
- Pent up demand akan terjadi setelah periode resesi dan ekonomi membaik karena peningkatan pembelian.
Istilah ini dalam dunia bisnis atau dalam siklus ekonomi konvensional, permintaan terpendam dan penghematan uang. Seakan hasrat terpendam lama, maka harus dilepaskan dan belanja.
Pemerintah Indonesia, melalui Staf Khusus Koordinator Bidang Perekonomian bernama Raden Pardede, pada tahun 2021 menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat akibat aktivitas pent up demand.
Ini karena permintaan lebih untuk suatu produk meningkat secara drastis. Semakin banyak masyarakat yang melakukan pembelian akan meningkatkan perekonomian negara secara tidak langsung.
Maka dari itu, permintaan yang terpendam tersebut meledak dan membuat masyarakat berbondong-bondong melakukan pembelian.
Baca Juga: 7 Peluang Bisnis yang Tahan Resesi, Tak Butuh Modal Besar!
Namun, kondisi ini hanya terjadi pada produk-produk tertentu, tidak terjadi untuk setiap produk atau jasa. Hanya terjadi untuk barang-barang yang tahan lama.
Dilihat dari contoh yang dijelaskan di atas, seperti sepeda. Sepeda merupakan sebuah produk atau barang yang memiliki ketahanan yang lama.
Masyarakat yang menunda untuk membeli sepeda akibat resesi atau pandemi, ketika hasrat belanja kembali muncul karena kondisi telah membaik, sepeda yang dibeli memiliki kondisi yang sama.
Berbeda jika barang yang daya tahannya tidak lama, seperti makanan. Makanan tidak dapat menjadi produk pent up demand, karena ketahannya yang tidak lama.
Di awal dijelaskan bahwa biasanya barang-barang seperti perhiasan yang memiliki daya tahan lama dan juga memiliki kecenderungan meningkat harganya, menjadi barang yang ramai dibeli.
Dalam bisnis, kondisi ini akan memperbaiki kehidupan pengusaha. Kehidupan pengusaha yang membaik akibat banyak produk barang yang laris, hal tersebut juga akan meningkatkan perekonomian negara.
Perekonomian negera meningkat juga turut mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, ketika masa awal AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) setelah masa PPKM (Pemberlakukan Pembatasn Kegiatan Masyarakat) berakhir tahun lalu, Presiden Jokowi mendorong masyarakat untuk belanja.
Hal tersebut disebabkan karena dengan berbelanja, dengan kondisi pent up demand, akan meningkatkan gairah perekonomian masyarakat.
Hal ini membuat perekonomian negara meningkat dan kesejahteraan masyarakat juga akan terpengaruhi. Hal tersebut setidaknya dapat mewakili bagaimana kondisi demand ini dalam dunia bisnis dan perekonomian negara.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Administered Price? Yuk, Cari Tahu
Itulah penjelasan terkait pent up demand. Kondisi ini lumrah terjadi, hanya saja kita yang tidak menyadari bahwa kondisi yang terjadi tersebut merujuk pada istilah satu ini.