Omset adalah hal penting dalam sebuah bisnis. Ini merupakan pendapatan keseluruhan yang diperoleh bisnis dalam suatu periode.
Omset disebut juga dengan revenue. Biasanya, omset didapatkan dari perhitungan harga penjualan rata-rata dikalikan dengan jumlah unit yang berhasil terjual.
Angka ini akan digunakan dalam membuat laporan laba rugi sebuah perusahaan. Jumlah pendapatan kemudian akan dikurangi beban usaha (biaya operasional dan non-operasional) untuk mendapatkan laba bersih.
Tidak hanya berguna untuk pembuatan laporan keuangan perusahaan, revenue juga bisa menjadi tanda sehat atau tidaknya finansial sebuah bisnis.
Selain itu, angka revenue dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis.
Mari cari tahu apa itu omset, jenis-jenis, dan cara menghitungnya melalui artikel berikut ini.
Baca Juga: Apa Arti Profit? Ini Penjelasannya dan 5 Cara Mendapatkannya
Jenis-jenis Omset
Ada beberapa jenis revenue yang biasa digunakan dalam pembuatan laporan laba rugi.
Dikutip dari Indeed, jenis revenue tersebut merupakan pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional.
Berikut jenis-jenis pendapatan bisnis beserta penjelasan lengkapnya:
1. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional merupakan jenis pendapatan utama dari sebuah bisnis. Beberapa contoh pendapatan operasional, yaitu:
- Penjualan
Penjualan merupakan proses pertukaran uang dengan produk yang dijual oleh perusahaan.
Ada banyak sekali bisnis yang mendapatkan revenue dari hasil penjualan. Terutama perusahaan dagang yang menjual produk.
- Sewa
Jenis pendapatan operasional lainnya, yaitu sewa.
Salah satu contohnya pemilik tanah atau bangunan yang menghasilkan uang dari hasil penyewaan aset tersebut kepada orang lain.
Pihak penyewa biasanya harus menandatangani kontrak sewa yang merinci persyaratan sewa.
- Layanan Konsultasi
Contoh pendapatan operasional selanjutnya adalah layanan konsultasi atau yang disebut juga dengan layanan profesional.
Misalnya, sebuah firma hukum akan memeroleh pendapatan dari klien yang telah mendapatkan layanan hukum.
Baca Juga: Cara Menghitung Omset Per Tahun, Catat!
2. Pendapatan Non-operasional
Jenis pendapatan bisnis lainnya ialah pendapatan non-operasional.
Pendapatan non-operasional ini diperoleh dari aktivitas yang tidak terkait dengan operasional utama perusahaan.
Biasanya, pendapatan non-operasional merupakan transaksi yang tidak berulang atau tidak terduga.
Berikut ini beberapa contoh pendapatan non-operasional:
- Pendapatan Bunga
Ini adalah bentuk pendapatan non-operasional yang paling umum, karena sebagian besar perusahaan memperoleh bunga dalam jumlah kecil dari rekening giro dan tabungan mereka.
Selain itu, pendapatan bunga juga dapat diperoleh dari piutang atau kontrak lainnya.
- Penjualan Aset atau Peralatan
Jenis pendapatan non-operasional lainnya adalah dari penjualan aset atau peralatan.
Apabila perusahaan tidak lagi membutuhkan aset atau peralatan, bisa menjualnya kepada pihak lain.
Uang hasil penjualan aset atau peralatan itu pun disebut dengan pendapatan non-operasional.
Baca Juga: 3 Cara Menghitung Laba Bisnis dan Jenis-Jenisnya
Cara Menghitung Omset
Untuk mengetahui jumlah pendapatan bisnis selama periode tertentu, ada rumusnya.
Berikut ini cara menghitung omset yang perlu kamu ketahui sebagai pemilik usaha:
Omset = Jumlah Produk x Harga Jual
Selain itu, kamu juga dapat menggunakan rumus di bawah ini untuk menghitung omset:
Persentase = (Total Penjualan Akhir – Total Penjualan Awal) / Total Penjualan Awal x 100%
Sedangkan untuk menghitung omset per tahun, bisa menggunakan rumus berikut:
Omset = Jumlah Produk Terjual x Harga Jual x 12 bulan
Contohnya, jika kamu mampu menjual makanan sebanyak 500 pcs dengan harga Rp10.000 maka cara menghitung omset per tahunnya adalah sebagai berikut:
Omset = 500 x 10.000 x 12
= 5.000.000 x 12
= 60.000.000
Jadi, perkiraan jumlah revenue yang akan bisnis kamu dapatkan dari berjualan makanan selama satu tahun ialah Rp60.000.000.
Baca Juga: Apa Itu Fixed Cost? Ini 6 Contoh dan Cara Menghitungnya
Cara Meningkatkan Omset
Salah satu tujuan perusahaan ialah memeroleh pendapatan besar pada setiap periode penjualan.
Nah, bagi kamu yang ingin meningkatkan pendapatan usaha, bisa mencoba beberapa cara di bawah ini:
1. Targetkan Pelanggan Tetap
Untuk meningkatkan jumlah pendapatan, kamu bisa berfokus pada penjualan ke pelanggan tetap.
Biasanya, mereka yang telah menjadi pelanggan tetap memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap suatu brand.
Maka dari itu, banyak dari pelanggan tetap yang tak ragu untuk menghabiskan lebih banyak uang saat berbelanja di merek favoritnya.
Kamu dapat melakukannya dengan cara berkomunikasi lebih intens pada para pelanggan tetap.
Misalnya, mengirimkan pesan penawaran rutin setiap minggu atau setiap bulan melalui email marketing.
2. Tarik Mantan Pelanggan untuk Kembali
Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan penjualan, yakni menargetkan mantan pelanggan agar mereka mau melakukan pembelian berulang.
Hal ini dinilai lebih efektif daripada harus mencari pelanggan baru yang belum pernah mengetahui brand kamu sebelumnya.
Kamu mungkin bisa mengirimkan pesan penawaran yang berisi bahwa brandmu merindukan mereka.
Coba tawarkan insentif khusus agar mereka mau melakukan pembelian berulang. Misalnya, memberikan harga diskon jika mereka membawa produk usang yang pernah dibeli dari kamu.
Baca Juga: Ketahui 10 Komponen Pembukuan Usaha Ini agar Catatan Keuanganmu Rapi
3. Buat Produk atau Layanan Baru
Dengan membuat produk atau layanan baru, kamu juga bisa mendapatkan revenue yang lebih besar daripada sebelumnya.
Namun, pastikan produk atau layanan baru tersebut benar-benar dibutuhkan oleh target pasarmu.
Semakin banyak produk atau layanan yang relevan dengan kebutuhan pelanggan, maka akan semakin besar pula potensi pendapatan yang dapat kamu raih.
Salah satu cara terbaik untuk menyediakan produk atau layanan baru, yaitu dengan membuat produk atau layanan komplementer.
Coba pikirkan untuk menyediakan suatu hal baru sehingga bisa melengkapi produk atau layanan kamu yang sudah ada saat ini.
4. Beri Promosi Menarik
Memberikan promosi menarik, seperti potongan harga, promo buy 1 get 1, cashback, atau gratis biaya pengiriman juga bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan pendapatan bisnis.
Cara yang satu ini bahkan sangat ampuh untuk menarik pelanggan baru, meski mereka belum pernah mengetahui brand kamu sebelumnya.
Namun, pastikan kamu memberikan promosi dalam batas wajar, ya. Jangan sampai bisnismu mengalami kerugian karena promosi yang terlalu besar nilainya.
Baca Juga: 7 Strategi Branding yang Bisa Meningkatkan Penjualan
5. Bangun Reputasi Publik yang Baik
Kamu bisa membangun reputasi brand yang baik di mata publik dengan berbagai cara.
Misalnya, dengan meningkatkan visibilitas online sehingga jangkauan pasar lebih luas.
Bisa juga dengan menentukan brand ambassador yang dapat merepresentasikan bisnis kamu dengan baik di hadapan pelanggan.
Dengan membangun citra bisnis yang profesional, maka akan semakin besar pula tingkat kepercayaan yang dapat kamu raih dari masyarakat.
Tentu saja, masyarakat akan lebih memilih brand yang memiliki citra positif di masyarakat. Dibandingkan dengan brand yang bermasalah.
Itu dia penjelasan mengenai apa itu omset, jenis-jenis, cara menghitung, dan tips meningkatkannya. Semoga bermanfaat bagi kamu yang sedang merintis usaha, ya!