Istilah ekonomi maritim cukup ramai digaungkan di Indonesia. Ini mengingat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan area pesisir yang cukup luas.
Secara garis besar, ekonomi maritim bermuara pada kegiatan ekonomi yang disokong dan dilakukan di laut.
Tidak hanya perikanan, tetapi juga manufaktur, pariwisata, dan transportasi serta logistik. Bagaimana peluangnya di Indonesia? Ulasan berikut mungkin bisa memberimu sedikit gambaran.
Baca Juga: Karakteristik Ekonomi Digital, Ini Dia Kelebihannya
Pengertian dan Contoh Ekonomi Maritim
Melansir tulisan Kalaydjian yang berjudul Maritime Economy: Definition and Main Aspects, ekonomi maritim bisa diterapkan dalam beberapa contoh kegiatan berikut.
1. Sumber Daya Maritim
Sumber daya maritim, yaitu mineral, energi, dan organisme. Selain seafood, sumber daya di laut termasuk minyak bumi, panas bumi, gas alam, energi tidal, ladang angin, serta mineral-mineral langka semacam kobalt, hidrogen, limestone, dan lain sebagainya.
2. Transportasi dan Maritim
Seperti yang sudah kita tahu, transportasi laut cukup menjanjikan karena bisa menghemat banyak biaya serta mengangkut segala jenis produk dalam jarak jauh. Volume barang yang diangkut juga besar sehingga strategis untuk kegiatan ekspor impor.
Inilah yang membuat kota-kota dengan pelabuhan umumnya menjadi daerah yang produktif. Di Indonesia, sebut saja Surabaya dan Jakarta.
3. Pariwisata
Ini karena laut dan pantai adalah lokasi ideal untuk tujuan berlibur. Bisnis resort, penginapan, dan segala layanan hiburan lain seperti persewaan yacht dan boat, serta kapal pesiar mewah bisa dikembangkan karena eksistensi laut dan pantai.
Baca Juga: Dampak Resesi Ekonomi Amerika Serikat dan 6 Penyebabnya
Wilayah Maritim Paling Menjanjikan di Dunia
Sudah jadi pengetahuan umum bahwa lautan mendominasi bumi. Lebih dari 70 persen wilayah bumi adalah lautan.
Di dunia, ada beberapa wilayah perairan yang paling menjanjikan dan strategis posisinya. Berikut beberapa daftarnya.
1. Laut Tiongkok Selatan
Laut Tiongkok Selatan berada di antara Asia Tenggara dan Tiongkok. Secara hukum internasional UNCLOS, setiap negara yang berbatasan langsung dengan wilayah perairan tersebut memiliki hak ekonomi eksklusif sendiri.
Namun, beberapa tahun belakangan Tiongkok sebagai salah satu kekuatan besar dunia berkali-kali melanggar ZEE dan mengklaim wilayah tersebut sebagai miliknya.
Wilayah ini tidak hanya menyimpan potensi perikanan, tetapi juga wilayah yang kaya cadangan hidrokarbon (bahan pembentuk utama minyak bumi, batu bara dan gas alam).
2. Selat Gibraltar dan Terusan Suez
Selat Gibraltar dan Terusan Suez merupakan wilayah perairan yang sangat prominen dalam jalur perdagangan dunia. Ia menjadi jalur ekspor impor komoditas antara negara-negara Asia, Timur Tengah, dan Eropa serta Mediterania.
3. Teluk Persia
Teluk Persia juga tak kalah krusial karena menyimpan cadangan minyak bumi dan menjadi penyokong ekonomi terbesar negara-negara Timur Tengah.
4. Selat Malaka
Selat Malaka yang terletak antara Pulau Sumatra, Selat Singapura, dan Semenanjung Malaya sejak lama dikenal sebagai jalur perdagangan dunia yang sangat strategis dan menjadi pusat kegiatan ekonomi Asia Tenggara. Ia salah satu pelabuhan tersibuk di dunia yang menghubungkan Timur Tengah dan Pasifik.
5. Terusan Panama
Terusan Panama merupakan salah satu wilayah yang memiliki nilai geopolitik tinggi untuk Amerika Serikat.
Penguasaan atas wilayah ini membuatnya bisa mengontrol arus perdagangan dari dan ke dua samudera sekaligus, Pasifik dan Atlantik. Selain jadi jalur perdagangan, perairan ini juga dimanfaatkan sebagai pangkalan militer.
6. Laut Hitam dan Selat Bosporus
Laut Hitam dan Selat Bosporus belakangan juga mulai jadi perhatian setelah Rusia dengan cerdiknya memanfaatkan perairan ini untuk berbagai kepentingan nasionalnya. Mulai dari pangkalan militer hingga jalur perdagangan dan pariwisata.
Laut Hitam sempat diblokade Rusia hingga memaksa penghentian ekspor komoditas gandum dan pupuk dari Ukraina ke berbagai negara.
7. Laut Arktik
Laut Arktik boleh saja menjadi samudera tersempit di dunia, tetapi ia menghidupi negara-negara Nordik dan Amerika Utara dengan cadangan minyak serta berbagai mineral langka lainnya.
Negara yang memiliki hak ekonomi eksklusif di wilayah ini antara lain Denmark, Norwegia, Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia. Tak heran bila mereka kini dikenal sebagai negara ekonomi lanjut.
Baca Juga: Usaha Mikro Adalah Usaha Ekonomi Produktif, Apa Contohnya?
Potensi Ekonomi Maritim di Indonesia
Beda dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, Indonesia dan negara-negara Pasifik lainnya kebanyakan berbentuk negara kepulauan alias negara dengan wilayah daratan yang saling berjarak.
Pandangan optimis akan berkata bahwa ini adalah potensi ekonomi maritim yang besar karena semakin luas pula area pesisir dan perairan yang bisa dieksploitasi terutama untuk perikanan, pariwisata, dan anjungan lepas pantai.
Namun, negara kepulauan juga punya berbagai kelemahan seperti yang dirangkum PBB sebagai berikut.
- Kesulitan mengontrol wilayah perbatasan sehingga sering dijadikan jalur masuknya komoditas ilegal seperti senjata dan narkoba.Bahkan perdagangan manusia.
- Berisiko terdampak perubahan iklim terutama kenaikan level air laut.
- Lebih rawan terkena bencana alam baik gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi.
- Lebih rawan penyakit yang tertransmisi lewat hewan seperti nyamuk dan serangga.
- Distribusi komoditas dan pembangunan yang tidak merata karena masalah keterjangkauan.
Baca Juga: Konsep Ekonomi Kreatif Dan Jenis-jenisnya, Sudah Tahu?
Pentingnya Menerapkan Prinsip Keberlanjutan
Ekonomi maritim memang menjanjikan karena berbagai sumber daya dan potensi yang dimiliki perairan.
Namun, semua akan sia-sia bila tak ada pebisnis dan aktor krusial dalam kegiatan ekonomi yang mau berkomitmen menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
1. Perikanan
Industri perikanan terbukti menjadi salah satu bisnis yang mengancam dan sudah merusak pelestarian terumbu karang.
Terutama aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar yang mengejar profit sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan masa depan kelestarian dan keberlangsungan hidup hewan laut.
Penggunaan senjata-senjata berbahaya juga mulai dilarang, tetapi tidak sepenuhnya dijalankan. Alhasil Ikan-ikan yang tidak bisa diternak dan bernilai komersial tinggi seperti sturgeon dan tuna memiliki potensi punah bila tidak dilakukan pembatasan eksploitasi.
Sebenarnya, sudah banyak negara yang memberlakukan pembatasan, tetapi masih banyak area yang bisa dieksplor dan jauh dari regulasi yang jelas.
2. Eksploitasi Gas Alam dan Minyak Bumi
Eksplorasi energi berpotensi merusak keseimbangan alam. Sudah banyak contoh dan kasus nyata kebocoran dan korosi pipa yang berakibat pada polusi dan kematian pada hewan laut.
Permintaan yang tak pernah surut, diiringi dengan ketersediaan yang berkurang memaksa industri untuk melakukan pengeboran di laut yang lebih dalam. Ini membuat ancaman terhadap habitat hewan laut dan keseimbangan ikut terancam.
3. Aktivitas Transportasi dan Logistik
Aktivitas ini tak kalah membahayakan laut beserta isinya. Seringkali terjadi kebocoran bahan bakar bahkan kecelakaan yang mengakibatkan zat-zat berbahaya tumpah ke lautan. Efeknya tak kalah mengerikan dengan kebocoran pipa gas alam dan minyak bumi.
4. Pariwisata
Turisme juga berkontribusi dalam polusi laut. Contoh paling mudah adalah sampah yang ditinggalkan wisatawan dan akhirnya hanyut ke laut. Selain merusak pemandangan, sampah membahayakan biota laut.
Tak hanya sampah makanan, kapal-kapal pesiar terkadang juga membuang air buangan sanitasi mereka ke lautan tanpa memikirkan efeknya.
Selain sampah, keberadaan kapal pesiar bahkan bangunan di dekat pantai bisa menghambat dan mematikan terumbu karang serta alga yang membutuhkan sinar matahari.
Baca Juga: 6 Manfaat Kewirausahaan bagi Pertumbuhan Ekonomi
Manusia memang diberkahi segala hal yang ada di bumi untuk menunjang kehidupannya. Namun, mental bisnis dan keserakahan untuk mendapatkan profit sering kali bertabrakan dengan prinsip keberlanjutan.
Bila tertarik membangun bisnis di bidang ekonomi maritim, aspek keberlanjutan bisa dimasukkan dalam prioritas.