3 Alasan Black Campaign Dilarang dalam Dunia Bisnis, Hindari!

Share this Post

black campaign
Table of Contents
shopee pilih lokal

Apa itu black campaign? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Dalam melakukan pemasaran di media sosial, ada etika bisnis yang perlu kamu junjung tinggi. Jangan sampai, kamu melakukan black campaign.

Selama ini, kamu mungkin hanya familiar dengan istilah black campaign saat masa pemilihan umum.

Black campaign atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan kampanye hitam ini dilakukan dengan tujuan untuk menggiring opini dan menjatuhkan lawan.

Secara hukum, Indonesia telah melarang praktik black campaign dalam politik.

Apabila black campaign ditemukan di media sosial atau website, Kominfo RI pun menyebutkan bahwa pemerintah tidak akan segan untuk melakukan pemblokiran.

Namun ternyata, praktik black campaign juga bisa diterapkan dalam digital marketing. Cara kerja atau tujuannya pun sama.

Dalam pemilu, kampanye hitam digunakan untuk menyerang lawan, sementara di dunia bisnis dilakukan untuk menjatuhkan kompetitor.

Jika dilihat dari kacamata bisnis, black campaing mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh sebuah komunitas untuk menyebarkan sindiran atau rumor melalui media konvensional maupun media sosial.

Tentu saja, cara seperti ini tidak dibenarkan dalam menjalankan usaha karena tidak etis dari segi aturan dan hukum bisnis.

Baca Juga: Performance Marketing, Pemasaran yang Tunjukkan Kinerja Campaign

Alasan Black Campaign Harus Dihindari

alasan black campaign harus dihindari
(Foto ilustrasi pengeras suara. Sumber: Unsplash.com)

Ada beberapa merek yang menggunakan black campaign sebagai strategi pemasaran mereka. Padahal, akan ada lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan daripada manfaatnya.

Berikut alasan mengapa black campaign dalam dunia bisnis harus kamu hindari:

1. Menimbulkan Persaingan yang Tidak Sehat

Salah satu dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari penggunaan black campaign dalam bisnis, yaitu dapat menyebabkan adanya persaingan yang tidak sehat.

Bayangkan jika praktik kampanye hitam di dunia usaha ini merupakan hal yang lazim. Maka, persaingan yang ada di pasar menjadi tidak adil.

Akan ada banyak brand yang berlomba-lomba untuk terlihat unggul di mata pelanggan, tetapi dengan cara menjatuhkan brand lainnya.

Belum lagi, para pengguna produk atau layanan sebuah brand tersebut yang mungkin juga menjadi penggemar fanatik.

Mereka pasti akan membela brand yang disukai secara berlebihan ketika menemukan adanya ketidaksesuaian opini dari kampanye hitam.

Pada akhirnya, kedua kubu ini saling menyerang dan beradu opini negatif sehingga menimbulkan perpecahan.

2. Merugikan Kompetitor Maupun Usaha Sendiri

Penggunaan black campaign yang bertujuan untuk mendongkrak popularitas sebuah brand tentu dapat merugikan kompetitor yang menjadi sasaran.

Pesaing yang menerima opini negatif atau sindiran yang tidak benar pasti bisa menimbulkan citra yang negatif di mata pelanggan.

Pada akhirnya, angka penjualan mereka bisa menurun drastis.

Tak hanya merugikan kompetitor, penerapan black campaign juga bisa merugikan brand itu sendiri. Pasalnya, mereka menggunakan cara yang “kotor” untuk mendapatkan perhatian pelanggan.

Kebahagiaan dari banyaknya jumlah penjualan yang diterima juga tidak bisa dirasakan sepenuh hati karena cara curang tersebut.

Apalagi, masyarakat atau pelanggan saat ini sudah sangat pintar.

Mereka bisa mengetahui adanya indikasi black campaign sehingga bisa mengetahui dengan mudah brand apa yang melakukannya.

Jika pelaku kampanye hitam terdeteksi oleh pelanggan, tentu saja hal ini bisa menyebabkan citra yang buruk di masyarakat.

Pada akhirnya, kepercayaan terhadap brand tersebut menurun. Penjualan produk atau layanan mereka juga akan terancam.

Oleh sebab itu, pastikan kamu tidak melakukan kampanye hitam saat memasarkan produk atau layanan, ya.

Coba pikirkan dampak negatifnya karena bisa “membunuh” bisnismu sendiri.

3. Menyebabkan Kekacauan di Masyarakat

Kampanye hitam yang digunakan oleh sebuah merek untuk menjatuhkan kompetitornya juga bisa menyebabkan kekacauan yang lebih besar di masyarakat.

Misalnya, menimbulkan opini negatif dari pelanggan yang terbawa arus karena berita tidak benar tersebut.

Opini negatif ini juga tidak bisa diredakan begitu saja. Masyarakat yang cenderung keras kepala mungkin akan terus berpegang teguh pada opininya meski sudah ada bukti jelas yang menunjukkan kebenarannya.

Pada akhirnya, hal tersebut menyebabkan kegaduhan yang bisa mengancam sebuah brand.

Selain itu, black campaign yang memicu emosi juga bisa menyebabkan masyarakat melakukan taruhan yang merugikan secara materi.

Masing-masing kubu pembela dari brand dan kompetitornya akan bertaruh untuk mengetahui siapa yang paling benar.

Meski tidak melibatkan brand secara langsung, tetapi tindakan ini juga tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga: Mengenal Campaign dan 3 Manfaatnya bagi Bisnis?

Contoh Black Campaign yang Tak Boleh Dilakukan

contoh black campaign
(Foto ilustrasi penyebaran berita bohong. Sumber: Pixabay.com)

Berikut beberapa contoh black campaign yang sebaiknya dihindari ketika melakukan pemasaran menggunakan media sosial:

1. Menyebarkan Berita Bohong (HOAX)

Salah satu contoh black campaign yang banyak dilakukan oleh brand dan influencer, yakni menyebarkan berita bohong (hoaks).

Misalnya dengan menjelek-jelekkan produk atau layanan dari kompetitor yang belum tentu kebenarnya dan cenderung menggiring opini publik.

Tindakan seperti ini sangat tidak dianjurkan karena bisa membuat produk kamu dipandang negatif oleh pelanggan.

Penyebaran berita bohong kepada masyarakat luas tidak hanya merugikan publik, tetapi juga dapat membuat brand kamu kehilangan kepercayaan pelanggan.

2. Kurangnya Riset dalam Pembuatan Konten

Black campaign juga bisa terjadi ketika brand atau pun influencer kurang melakukan riset selama pembuatan konten pemasaran.

Misalnya dengan membuat ulasan rekayasa terhadap produk atau layanan milik kompetitor. Padahal, brand atau influencer yang bekerja sama dengan kamu belum benar-benar menggunakannya.

Dengan menyampaikan hal-hal negatif terkait pesaing tanpa adanya bukti atau fakta yang valid, cara ini bisa menjadi boomerang untukmu, lho.

Ingatlah bahwa pelanggan saat ini sudah pandai membedakan manakah review yang jujur atau review palsu.

Jadi, jangan sampai kamu menuai dampak negatif yang merugikan bagi brand karena bisa kehilangan pelanggan.

3. Konten Berisi Kebohongan dan Terkesan Dibuat-buat

Contoh black campaign selanjutnya yang sebaiknya kamu hindari, yakni membuat konten tidak berlandaskan fakta.

Misalnya dengan memojokkan produk atau layanan milik pesaing secara berlebihan agar brand kamu terlihat paling unggul.

Praktik seperti ini justru membuat konten kamu terkesan dibuat-buat untuk menjatuhkan kompetitor.

Pelanggan bukannya akan tertarik dengan produk atau layanan kamu, tetapi justru menganggap bahwa kontenmu menyebarkan kebohongan.

Jika pelanggan sudah menganggap brand kamu melakukan kebohongan, akan lebih sulit bagimu untuk mendapatkan kepercayaan mereka kembali.

Oleh karenanya, buatlah konten dengan sungguh-sungguh. Dengan melakukan riset yang benar, analisis mendalam, serta memilih influencer yang kredibel.

Jangan sampai kesalahan dalam membuat konten yang kamu lakukan menghancurkan bisnismu secara keseluruhan.

Baca Juga: Manfaatkan Marketing Tools sebagai Alat Krusial untuk Campaign

Cara Menghadapi Black Campaign

cara menghadapi black campaign
(Foto ilustrasi penyampaian kebenaran. Sumber: Unsplash.com)

Black campaign bisa menyerang siapa saja, merek kamu mungkin akan mengalaminya.

Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi black campaign ini? Berikut tipsnya:

1. Hindari untuk Bereaksi Berlebihan

Ketika kamu mendapatkan brand milikmu menjadi sasaran black campaign, cobalah untuk bersikap tenang.

Hindari untuk mengeluarkan reaksi yang berlebihan.

Meski mungkin banyak dari pelanggan kamu yang percaya dengan opini negatif tersebut, tetapi kamu perlu melihat dari sudut pandang lain.

Pasti masih banyak pelanggan lain yang lebih pintar sehingga tidak mereka tidak menelan informasi dari luar secara bulat-bulat.

Apabila ingin menanggapi informasi yang tidak benar itu, pastikan kamu bersikap profesional. Jadi, jangan gegabah, ya.

2. Buktikan Bahwa Tuduhan Itu Tak Benar

Cara lain yang bisa kamu lakukan dalam menanggapi black campaign, yakni buktikan bahwa sindiran, tuduhan, atau opini negatif tersebut tidak benar adanya.

Misalnya, dengan fokus melakukan perbaikan pada aspek-aspek yang menjadi sorotan.

Apabila pelayananmu dinilai buruk, coba bersikaplah lebih ramah dan cepat tanggap agar pelanggan merasa puas.

Cara merespon kampanye hitam yang satu ini pasti akan lebih dihargai oleh pelanggan sehingga meningkatkan kepercayaan mereka kembali.

3. Tingkatkan Branding yang Kuat

Selain memperbaiki kualitas produk dan pelayanan pada pelanggan, penting juga bagi kamu untuk membuat branding bisnis yang kuat.

Buktikan pada pelaku black campaign bahwa usahamu tidak mudah goyah. Kemudian, fokuslah untuk berbenah diri agar menjadi lebih baik.

Baca Juga: Kontroversi Holywings “Muhammad-Maria”, Catat 7 Etika Media Sosial Marketing Ini!

Tips Melakukan Campaign Marketing

tips campaign marketing
(Foto perencanaan campaign. Sumber: Pexels.com)

Setelah mengetahui penjelasan terkait black campaign, tentu saja kamu perlu menghindarinya.

Sebagai gantinya, yuk lakukan beberapa tips campaign marketing berikut agar strategi pemasaranmu di media sosial berhasil:

1. Sampaikan Fakta Melalui Konten yang Dibuat

Strategi pemasaran melalui media sosial yang perlu kamu perhatikan, yakni dengan tidak menyebarkan berita palsu (hoaks). Jadi, sampaikanlah fakta melalui konten yang kamu buat.

Misalnya jika kamu ingin menyajikan review produk atau layanan, sampaikanlah pada audiens mengenai fakta yang telah teruji kebenarannya.

Jangan sampai menyampaikan informasi yang salah karena bisa menyesatkan audiens. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk selalu melakukan riset yang mendalam selama proses pembuatan konten.

2. Gunakan CTA yang Jelas dan Ringkas

Tips campign selanjutnya, yakni pastikan kamu menggunakan CTA (Call-to-Action) atau ajakan bertindak yang jelas dan ringkas.

Sebelum menentukan CTA yang sesuai, coba tetapkan dahulu tujuan apa yang ingin dicapai dari campaign yang kamu buat.

Misalnya untuk mempromosikan produk atau layanan, meningkatkan kesadaran merek, mengumpulkan feedback dari pelanggan, meningkatkan prospek dan penjualan, meningkatkan keterlibatan, dan lain sebagainya.

Setelah memiliki tujuan yang jelas, buatlah CTA dengan berterus terang. Hindari untuk bertele-tele sehingga audiens dapat langsung melakukan tindakan yang diharapkan.

Gunakanlah waktu terbatas yang ada untuk mengarahkan audiens kepada inti atau tujuan campaign buatan kamu.

Pastikan kamu membuat CTA dengan bahasa yang mudah untuk dipahami. Jangan membuat pelanggan bingung atau merasa tidak pasti. Coba gunakan kata-kata yang menarik agar audiens merasa semangat untuk melakukan ajakan bertindak buatanmu.

3. Pilih Influencer Tepercaya

Dalam menjalankan pemasaran di media sosial, tampaknya brand tak akan lepas dari influencer. Dengan bantuan influencer, biasanya kamu akan lebih mudah mencapai tujuan campaign.

Namun, pastikan kamu memilih influencer yang tepercaya. Jangan sampai kesalahan memilih influencer berdampak negatif pada konten bisnis yang kamu buat.

Pastikan influencer yang diajak kerja sama memiliki attitude yang baik dan kreativitas tinggi sehingga mampu menghasilkan konten berkualitas.

Selain itu, pilihlah influencer yang memang selaras dengan brand dan jenis produk/layanan kamu. Jadi, pesannya langsung tersampaikan dengan baik kepada target audiens.

Misalnya ketika bisnis kamu bergerak di bidang kuliner, influencer yang paling cocok untuk kamu pilih ialah mereka yang memiliki antusias/fokus terhadap makanan dan minuman. Dalam hal ini contohnya food vlogger.

Baca Juga: Apa Itu Buzzer Media Sosial? Ini Perannya untuk Bisnis Online!

4. Lakukan Analisis Campaign untuk Mengukur Hasilnya

Hal lain yang tak kalah penting untuk kamu perhatikan dalam membuat campaign di media sosial, yaitu melakukan analisis hasil.

Melakukan campaign melalui media sosial saat ini dapat dengan mudah kamu lakukan menggunakan berbagai analytic tools.

Sesuaikan saja indikator kinerja utama (KPI) dari setiap campaign yang dibuat berdasarkan media atau salurannya.

Lalu, gunakanlah bantuan analytic tools untuk mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan campaign yang sedang berlangsug.

Nantinya, kamu bisa melihat mana saja aspek yang dapat membuat campaign milikmu berhasil dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki.

Jadi, kamu bisa mencapai target campaign yang diharapkan karena dapat meningkatkan kualitasnya melalui hasil analisis tersebut.

Lakukanlah analisis campaign secara berkala dan optimalkan hal-hal yang perlu ditingkatkan agar hasilnya benar-benar maksimal untuk bisnis kamu.

Itu dia penjelasan terkait black campaign dalam dunia bisnis. Semoga kamu bisa terhindar dari praktik bisnis yang tidak etis ini, ya.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X