Usaha yang berkaitan dengan data atau bisnis data center belakangan jadi salah satu yang mengalami peningkatan tajam dari segi permintaan.
Statista merilis data yang menunjukkan bahwa pengeluaran yang berkaitan dengan penyimpanan dan manajemen data di dunia mencapai 74 triliun USD di tahun 2020.
Statista juga memprediksi bahwa peluang bisnis data center di 2022 masih menjanjikan.
Apalagi kini data tidak hanya disimpan dalam format fisik, tetapi juga dalam sistem cloud yang lebih praktis dan bisa diakses secara real-time dari mana saja.
Data juga jadi salah satu aset penting dalam segala bidang. Hampir semua pihak kini menggunakan data untuk membuat keputusan, analisis, bahkan kebijakan.
Tertarik membangun bisnis data center untuk pengguna lokal Indonesia? Pahami dulu serba-serbinya berikut!
Baca juga: 8 Ide Bisnis Modal 100 Juta, Apa Saja?
Apa Itu Data Center?
Data center atau pusat data adalah fasilitas yang dibangun untuk mewadahi server dan infrastruktur komputasi yang berguna untuk menyimpan dan mengelola data dalam kuantitas yang besar.
Biasanya perusahaan yang membutuhkannya adalah perusahaan berbasis layanan digital yang bekerja merancang serta membuat aplikasi, situs, dan aset digital lainnya.
Tidak hanya startup dan perusahaan komersial, pemerintah dan institusi konvensional macam rumah sakit, dan universitas juga membutuhkannya.
Mereka memerlukannya untuk menyimpan data demografi seperti murid, pasien, data penduduk dan lain sebagainya. Semuanya berguna untuk menunjang fungsi dan kinerja mereka.
Tidak perlu membangun data center sendiri, institusi bisa menyewa jasa perusahaan yang fokus mengelola data milik mereka.
Dengan begitu, beban kerja akan lebih ringan dan banyak waktu yang terselamatkan. Institusi bisa fokus pada fungsi utamanya.
Baca juga: 8 Ide Bisnis Jual Beli Barang dari Luar Negeri, Ini Tipsnya!
Tugas Data Center
Perusahaan data center fokus pada tugas-tugas berikut:
- Membangun sistem untuk melakukan penyimpanan, distribusi, dan pemrosesan data.
- Melindungi keamanan dan kerahasiaan data yang dikelolanya.
- Mengelola infrastruktur fisik yang memadai untuk tugas tersebut, mulai dari lahan, bangunan, jaringan internet, RAM, prosesor, sistem pendingin, suplai listrik 24/7 termasuk sumber cadangan untuk menjamin tidak ada interupsi, dan sistem keamanan yang mumpuni.
Tipe-Tipe Bisnis Data Center
Ada beberapa jenis bisnis data center yang ditawarkan di pasaran. Berikut beberapa klasifikasi serta perbedaannya masing-masing:
1. Enterprise Data Centers
Data center yang dibangun dan dimiliki oleh sebuah institusi atau organisasi untuk penggunaan internal.
Misalnya sebuah startup membangun data center sendiri di salah satu cabang kantornya untuk kebutuhan pembuatan dan maintenance situs, melakukan pengembangan aplikasi, dan lain sebagainya.
2. Managed Services Data Centers
Data center yang dimiliki perusahaan yang fokus pada bisnis ini.
Mereka sering kali disebut sebagai pihak ketiga karena tidak memiliki kaitan langsung dengan klien, tetapi bekerja sama secara profesional untuk mengelola data milik klien.
Kerja sama biasanya dilakukan dengan sistem menyewa dalam rentang waktu tertentu dengan tarif yang sudah disepakati.
3. Cloud Based Data Centers
Sistem penyimpanan dan pengelolaan data yang bersifat cloud, yaitu data yang disimpan dan bisa diakses dari mana saja melalui jaringan internet.
Infrastruktur cloud data center biasanya tersebar di beberapa kawasan regional, tidak hanya di satu markas atau kantor pusat.
Dengan begitu, klien bisa mengakses data mereka dengan lebih cepat karena cloud akan secara otomatis menyimpan dan memproses data dari lokasi server terdekat dari klien.
Perkembangan bisnis data center jenis cloud cukup pesat belakangan ini.
Cyber Security Ventures misalnya memprediksi bahwa di tahun 2025 nanti akan ada 200 Zettabytes data yang disimpan dalam cloud. Namun, ada pula yang masih agak pesimis dengannya.
Baca juga: 9 Ide Bisnis Untuk Pemula Yang Bisa Kamu Coba
4. Colocation Data Centers
Colocation data center sepintas mirip dengan managed services data center. Bedanya ada pada eksistensi kontrol yang tidak ada pada managed data center.
Dengan model bisnis ini, perusahaan data center bertindak menyewakan hardware penyimpanan dan pemroses data untuk dikelola sendiri oleh staf dari klien.
Namun, pihak data center akan menyediakan infrastruktur seperti lahan fisik, bandwidth, sistem pendingin, dan keamanan.
5. Edge Data Centers
Ia dibangun untuk memfasilitasi klien yang lokasi geografisnya jauh dari kantor pusat perusahaan data center. Mereka merupakan cabang atau kepanjangan tangan dari kantor pusat.
6. Hyperscale Data Centers
Istilah ini didapat dari skala ukuran data yang sebuah perusahaan data center bisa kelola.
Contoh perusahaan hyperscale data center adalah Amazon, Meta, dan Google yang penggunanya cukup masif secara kuantitas serta ragam produk digitalnya tinggi.
Seperti kita tahu, ketiga perusahaan tersebut berkembang sangat pesat. Misalnya Amazon dan Google yang dulunya hanya marketplace dan mesin pencari kini merambah ke streaming service dan cloud provider.
Baca juga: Cara Kerja Bisnis Database, Jual Beli Data yang Lagi Hits!
Kriteria Data Center yang Berkualitas
Untuk menciptakan bisnis data center yang baik dan berkualitas, silakan lihat sejumlah kriteria berikut:
- Lokasinya harus kondusif dan relatif aman dari bencana alam serta bisa terjangkau jaringan internet serta listrik selama 24 jam setiap harinya.
- Scalable, artinya perusahaan bisa menjamin bahwa klien punya opsi untuk menambah kapasitas sewa sesuai tuntutan kebutuhan mereka.
- Kecepatan pemrosesan data harus di atas 99 persen. Ini untuk menjamin bahwa klien bisa mengakses data secara real time tanpa hambatan berarti. Apalagi bila klien memiliki skala bisnis yang besar seperti e-commerce atau situs lain dengan traffic kunjungan yang tinggi. Kecepatan pemrosesan data ini biasanya akan diklasifikan dalam format tier 1 sampai 4 dengan 4 sebagai rate tertingginya.
- Pasokan listrik yang terjamin setiap detik, menit, jam, dan hari tanpa interupsi. Selalu sediakan pasokan listrik cadangan untuk mengatasi masalah di pasokan utama. Biasanya data center membutuhkan daya lebih dari 100 megawatt.
- Keamanan yang baik yaitu tidak mudah diakses sembarang orang tanpa identifikasi biometrik yang ketat. Ini untuk menjamin data klien yang dikelola benar-benar aman dan terjaga kerahasiaannya. Selain itu, harus ada jaminan keamanan untuk pegawai dan hardware mengingat data center penuh dengan peralatan elektronik dengan tegangan listrik tinggi.
- Punya technical support yang selalu siap sedia membantu dan mengatasi masalah dan komplain klien. Tanpanya tentu bisnis data center tidak bisa dibilang bonafide dan kredibel.
- Monitoring jarak jauh untuk memungkinkan masalah bisa coba diatasi dengan cepat dari jauh. Tidak harus langsung datang ke kantor pusat atau lokasi server.
Bedanya dengan Server Farms
Sering disamakan dengan server farms, ternyata mereka memiliki perbedaan signifikan. Server farms adalah kumpulan komputer dan hardware lain yang dipakai untuk menyimpan, mengelola, dan memproses data.
Baca juga: 8 Ide Bisnis Modal 100 Juta, Apa Saja?
Sementara, data center adalah semua hal terkait pengelolaan data mulai dari infrastruktur, perlengkapan, dan manajemen bisnisnya. Server farms adalah bagian dari data center.
Bisnis data center memang menjanjikan karena permintaan serta kebutuhan yang tinggi apalagi di era digital seperti ini. Silahkan pertimbangkan untuk ide bisnismu!