Pemikiran dari konsep balance scorecard adalah metrik akuntansi keuangan tradisional tidaklah cukup.
Meski penting bagi perusahaan, memiliki satu metrik yang melihat dari perspektif finansial saja tidak cukup.
Profit memang tujuan utama perusahaan. Namun untuk mengukur kinerja perusahaan tidak selalu dari laporan keuangan dan penjualan.
Ada aspek lain dalam sebuah perusahaan yang memengaruhi profit.
Diperlukan metrik lain untuk mengukurnya, sehingga perusahaan bisa memantau tujuan strategis sambil menjaga agar tujuan tetap pada jalurnya.
Hasil yang menyatakan kondisi finansial perusahaan, hanya menjelaskan apa yang terjadi pada masa lalu, tidak menjelaskan ke mana seharusnya arah bisnis.
Oleh karena itu, tujuan balance scorecard adalah memberikan pandangan yang lebih komprehensif kepada pemangku kepentingan atau stakeholder.
Hal ini dilakukan dengan melengkapi pengukuran keuangan melalui metrik tambahan yang mengukur kinerja di berbagai bidang.
Contohnya, kepuasan pelanggan dan inovasi produk.
Baca Juga: Apa Itu Rekber? Ini Cara Kerja dan 3 Manfaatnya
Definisi Balance Scorecard
Menurut Investopedia, balance scorecard adalah metrik kinerja manajemen strategis untuk mengidentifikasi dan meningkatkan berbagai fungsi bisnis internal serta hasil eksternal.
Metrik kinerja ini digunakan untuk mengukur dan memberikan umpan balik terhadap perusahaan. Scorecard umum digunakan di perusahaan Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Eropa.
Pengumpulan data sangat penting untuk memberikan hasil kuantitatif. Adapun manajer dan eksekutif dalam perusahaan mengumpulkan dan menafsirkan informasi.
Sejumlah stakeholder di perusahaan pun dapat menggunakan informasi ini untuk membuat keputusan lebih baik bagi masa depan perusahaan.
Fungsi balance scorecard adalah untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi penting. Mulai dari tujuan, pengukuran, inisiatif, hingga capaian perusahaan.
Perusahaan dapat dengan mudah mengidentifikasi berbagai faktor yang menghambat kinerja bisnis dan menguraikan perubahan strategis yang dilacak oleh scorecard.
Baca Juga: Perhatikan Aspek Kelayakan Bisnis Ini untuk Ketahui Performa Usahamu
Pencetus Konsep Balance Scorecard Adalah Kaplan dan Norton
Mengutip dari Tech Target, balance scorecard adalah konsep yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton.
Kerangka kerja manajemen kinerja bisnis ini dituangkan dalam makalah pada 1992 yang diterbitkan di Harvard Business Review.
Dalam makalah tersebut, Kaplan dan Norton mengatakan bahwa apa yang kamu ukur adalah apa yang kamu dapatkan.
Jajaran eksekutif memahami bahwa sistem pengukuran organisasi sangat memengaruhi perilaku manajer dan karyawan.
Lebih lanjut, mereka mengungkapkan bahwa metrik akuntansi keuangan tradisional bisa sangat menyesatkan.
Misalnya perhitungan laba atas investasi dan laba per saham. Metrik kinerja tradisional ini memberikan sinyal yang menyesatkan terhadap upaya perbaikan dan inovasi yang berkelanjutan.
Metrik kinerja keuangan tradisional bekerja dengan baik untuk industri besar.
Namun hal ini tidak sesuai dengan keterampilan dan kompetensi yang coba dikembangkan perusahaan modern.
Dengan kerangka berpikir inilah, Kaplan dan Norton mengembangkan scorecard sebagai metrik tambahan.
Baca Juga: KPI Perusahaan: Definisi, Jenis, dan Penerapannya
Elemen-Elemen Balance Scorecard
Masih dalam makalah Kaplan dan Norton, mereka menawarkan panduan tentang bagaimana membuat sebuah balance scorecard.
Panduan proses yang mereka uraikan, berlaku untuk unit bisnis dan menjelaskan apa yang disebut sebagai “profil proyek tipikal” untuk mengembangkan metrik kinerja tersebut.
Untuk membuat scorecard, dibutuhkan fasilitator untuk memandu perusahaan melalui tahapan-tahapan elemen.
Ada delapan elemen atau langkah dalam panduan dari Kaplan dan Norton. Delapan elemen balance scorecard adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Elemen pertama balance scorecard adalah persiapan. Pada tahap ini, perusahaan mengidentifikasi unit bisnis yang sesuai dengan scorecard tingkat atas.
Jika didefinisikan secara luas, unit yang dimaksud adalah unit bisnis yang memiliki pelanggan, saluran distribusi, fasilitas produksi, dan tujuan keuangannya sendiri.
2. Interview Putaran Pertama
Pada tahap ini, fasilitator balance scorecard bertugas mewawancarai manajer senior masing-masing unit bisnis.
Durasi interview bisa sekitar 90 menit. Tujuan wawancara oleh fasilitator balance scorecard adalah mendapatkan masukan tentang tujuan strategis dan ukuran kinerja.
3. Workshop Eksekutif Pertama
Jajaran manajemen pada tingkat atas bertemu dengan fasilitator untuk mulai mengembangkan scorecard.
Manajemen pun harus sepakat dan satu suara mengenai misi dan strategi, serta menghubungkan metrik tersebut dengan perusahaan. Tahapan ini mencakup wawancara video dengan pemegang saham dan pelanggan.
Baca Juga: Apa itu ROI? Ini Penjelasan Terperinci dan Cara Menghitungnya!
4. Interview Putaran Kedua
Pada interview putaran kedua, tugas fasilitator balance scorecard adalah meninjau, mengonsolidasikan, dan mendokumentasikan masukan dari workshop eksekutif.
Selain itu, fasilitator mewawancarai setiap eksekutif senior untuk membentuk scorecard tentatif atau sementara.
5. Workshop Eksekutif Kedua
Pada tahap ini, manajemen senior beserta bawahannya, dan sejumlah besar manajer menengah, mendiskusikan visi, strategi, dan scorecard tentatif.
Para pejabat manajemen ini bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan berbagai langkah.
Kemudian mengembangkan rencana implementasi dan merumuskan perluasan tujuan untuk setiap langkah yang diusulkan.
6. Workshop Eksekutif Ketiga
Pada workshop ini, ditargetkan eksekutif senior mencapai kesepakatan tentang visi, tujuan, dan pengukuran yang didiskusikan pada dua workshop sebelumnya.
Selain itu, mereka juga perlu mengembangkan target kinerja yang lebih baik untuk setiap metrik. Setelah tugas ini selesai, tim menyepakati rencana implementasi.
Baca Juga: Apa Itu CRM dan Fungsinya dalam Pelayanan Pelanggan?
7. Implementasi
Pada tahap ini, tim yang baru dibentuk akan mengimplementasikan rencana dengan tujuan menghubungkan metrik kinerja ke database dan sistem teknologi informasi.
Kemudian mengomunikasikan balance scorecard ke seluruh organisasi dan mendorong pengembangan metrik tingkat kedua untuk unit yang didesentralisasi.
8. Review secara Berkala
Elemen terakhir balance scorecard adalah melakukan review secara berkala. Sebuah panduan kuartal atau bulanan tentang ukuran scorecard disiapkan dan dilihat oleh para manajer.
Metrik balance scorecard ditinjau kembali setiap tahun sebagai bagian dari proses perencanaan strategis.
Baca Juga: 5 Fungsi Google My Business dan Cara Menggunakannya
Perspektif Balance Scorecard
Kini kamu sudah tahu berbagai elemen yang dibutuhkan untuk membuat scorecard. Hal selanjutnya, yaitu tinggal mengimplementasikannya.
Mengutip dari Bizfluent, balance scorecard mendorong manajemen untuk memeriksa perusahaan dari empat perspektif berbeda.
Hal ini untuk membantu perusahaan mengembangkan tujuan, KPI, target, dan inisiatif.
Perincian empat perspektif balance scorecard adalah sebagai berikut.
1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sudut pandang pembelajaran dan pertumbuhan dari scorecard ini memandu pelatihan karyawan dan peningkatan organisasi.
Dalam organisasi modern, pengetahuan adalah sumber daya yang paling penting. Manajer menggunakan perspektif ini untuk memandu program pelatihan dan menyelaraskan pelatihan karyawan dengan kebutuhan bisnis.
Metrik dapat diterapkan untuk menentukan di mana pelatihan paling baik diterapkan. Perspektif ini juga mencakup pengembangan budaya organisasi terbuka.
Karyawan diberikan informasi dan pengetahuan bila diperlukan. Hal ini untuk membantu mereka menjalankan peran secara efektif.
2. Perspektif Proses Bisnis
Sudut pandang proses bisnis dalam balance scorecard adalah bagaimana manajer melihat proses bisnis organisasi. Hal ini untuk menyelaraskan misi organisasi dengan operasi bisnis taktis harian.
Manajer menggunakan perspektif ini untuk memastikan bahwa proses bisnis internal memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan cara efektif serta efisien.
Selain itu, untuk memastikan bahwa kebutuhan pemegang saham sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Baca Juga: 5 Tips Membuat Newsletter untuk Keperluan Bisnis
3. Perspektif Pelanggan
Kaitan perspektif pelanggan dengan balance scorecard adalah untuk menentukan tingkat kepuasan dan menganalisis kebutuhan pelanggan.
Hal ini terkait erat dengan jenis pelanggan yang dimiliki perusahaan.
Termasuk kebutuhan pelanggan dan cara terbaik menyelaraskan proses internal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Perspektif ini berkaitan dengan fakta bahwa pelanggan yang tidak puas, akan mengakibatkan penurunan finansial dalam jangka panjang untuk bisnis.
Hal ini terlepas dari situasi keuangan saat ini. Selain itu, perspektif ini menempatkan fokus pelanggan pada operasi bisnis yang seimbang dengan sudut pandang finansial.
4. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan pada balance scorecard adalah pandangan tradisional tentang bisnis sebagai perusahaan yang menghasilkan keuntungan.
Hal ini mencakup proses bisnis dari sudut pandang keuangan dan praktik akuntansi bisnis.
Hal-hal yang menjadi perhatian, antara lain pengembalian investasi, arus kas, pengembalian modal, harga saham, dan hasil keuangan.
Demikian penjelasan mengenai balance scorecard. Balance scorecard adalah metrik kinerja yang efektif digunakan manajemen untuk pengembangan bisnis selanjutnya.