Jika kamu sudah lama berkutat di dunia e-commerce, pasti kamu sudah tidak akan bertanya lagi, “Apa itu dropship?”
Bagi kamu yang sudah memiliki toko di marketplace atau membangun situs toko online sendiri, kamu bisa melakukan drop shipping atau dropship.
Jadi, sebenarnya apa itu dropship? Ini adalah cara kamu berjualan tanpa harus punya stok produk. Kamu hanya perlu menyiapkan etalase di toko online-mu.
Ketika ada yang memesan produk di tokomu, kamu bisa memesan produknya di produsen atau pedagang grosir, lalu mengirimnya ke pelanggan atas nama tokomu.
Drop shipping sesederhana itu. Kamu hanya perlu menyiapkan modal kecil untuk pembelian barang dan etalase. Tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk penyimpanan produk di gudang.
Dropship merupakan cara yang cocok bagi kamu yang baru terjun ke dunia bisnis dan memiliki modal minim.
Namun, sebelum memulainya, mari pelajari terlebih dahulu apa itu drop shipping.
Baca Juga: 5 Aplikasi Dropship Terpercaya, Bisa Raup Keuntungan Besar!
Apa Itu Dropship?
Dropship merupakan metode retail, di mana pemilik toko tidak menyimpan produk yang dijualnya di gudangnya sendiri.
Ketika pengecer drop shipping menjual produk, ia membeli barang tersebut langsung dari pihak ketiga.
Bisa beli langsung dari produsen, pedagang grosir, bahkan dari pengecer lain. Pihak ketiga ini mengirim produk langsung ke pelanggan.
Sebagai dropshipper, kamu hanya perlu menyiapkan etalase produk untuk dilihat oleh calon pembeli.
Begitu mereka memesan produk dari etalasemu, kamu akan mendapatkan pembayaran dari pembeli, sedangkan kamu sendiri akan melakukan pembayaran ke pihak ketiga agar produk dikirim ke pembeli.
Metode drop shipping membuatmu tidak menangani produk itu secara langsung.
Adapun keuntungan yang kamu dapatkan yakni dari selisih antara harga jualmu kepada pembeli dan harga beli ke pihak ketiga.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, drop shipping merupakan model bisnis yang cukup baik untuk pemula yang baru terjun ke dunia e-commerce.
Modal yang dibutuhkan sedikit dan risikonya rendah. Karenanya sangat cocok bagi kamu yang baru mau mengetes kemampuanmu dalam berjualan.
Bagi pemilik toko online yang sudah berpengalaman pun, dropship tetap menguntungkan.
Jika kamu ingin memantau bagaimana permintaan pasar terhadap sebuah produk baru, kamu bisa menjualnya dengan cara drop shipping terlebih dahulu sebelum berpikir untuk menstok produk tersebut.
Baca Juga: Ini 7 Beda Reseller dengan Dropship, dari Segi Modal Juga Tidak Sama!
Cara Kerja Bisnis Dropship
Setidaknya ada tiga pihak yang terlibat dalam proses drop shipping, yakni produsen, pedagang grosir, dan pengecer. Produsen tentunya yang menciptakan produk.
Produsen besar biasanya tidak menjual produknya langsung ke masyarakat secara eceran.
Mereka cenderung menyerahkan urusan penjualan kepada distributor atau menjualnya dalam jumlah besar kepada toko grosir atau pengecer.
Adapun pedagang grosir membeli produk dari produsen dalam jumlah besar dan memiliki gudang penyimpanan.
Karena membeli dalam jumlah besar, pedagang grosir tentu mendapat harga lebih murah dari harga eceran tertinggi (HET) yang ada di pasaran.
Selanjutnya, ada pengecer yang menjual produk langsung ke masyarakat dalam jumlah satuan. Pada tingkat pengecer, biasanya harganya sudah dinaikkan dari harga grosir.
Cara kerja drop shipping terkait erat dengan peranan ketiga pihak ini. Pembeli memesan produk kepada pengecer.
Kemudian, pengecer memesan produk yang dibutuhkan pembeli kepada pedagang grosir.
Pengecer bahkan dapat memesan langsung kepada produsen jika produsen itu sendiri menawarkan program drop shipping.
Mereka kemudian akan mengemas dan mengirim produk atas nama pengecer kepada pembeli.
Produsen atau pedagang grosir kemudian melakukan penagihan kepada pengecer, sedangkan pengecer melakukan penagihan kepada pembeli.
Baca Juga: 3 Cara Dropship Tokopedia, Mudah dan Menguntungkan!
Mempertimbangkan Bisnis Dropship
Jika kamu tertarik untuk memulai bisnis drop shipping, kamu perlu mempertimbangan keuntungan dan kekurangan dari sistem ini.
Meski dropship terkesan mudah karena hanya perlu modal kecil dan tidak perlu menstok barang, tetap ada risiko yang harus kamu tanggung sebagai dropshipper.
Untuk membantu pertimbanganmu sebelum memulai bisnis drop shipping, berikut ini keuntungan dan kekurang dropship menurut Mark Miller dalam bukunya yang berjudul Dropshipping and Affiliate Marketing.
Keuntungan Bisnis Dropship
Ini dia beberapa keuntungan bisnis drop shipping yang bisa kamu dapatkan:
1. Modal Awal yang Kecil
Keuntungan yang paling terlihat dari drop shipping adalah modal awal yang dibutuhkan tak terlalu besar. Kamu hanya perlu menyiapkan sarana berupa laptop dan akses internet untuk membuat toko online.
Jika belum ada modal membuat situs sendiri, kamu bisa membuat toko di platform marketplace. Selanjutnya, tinggal mencari produsen atau pedagang grosir yang menawarkan bisnis drop shipping.
2. Tidak Perlu Menstok Barang
Dropship memungkinkan kamu untuk berjualan tanpa perlu punya stok produk dan menyiapkan gudang. Tentu saja, karena ada produsen dan pedagang grosir yang bertugas mengurusnya.
Hal yang perlu kamu lakukan hanyalah melakukan pemasaran, menggaet calon pembeli, kemudian meneruskan pemesanan ke produsen dan pedagang grosir ketika ada transaksi.
3. Tidak Perlu Menyiapkan Produk
Kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan produk, seperti mengumpulkan produk dari daftar belanja pembeli, melakukan pengemasan, mengantarkannya ke ekspedisi, dan sebagainya.
Semua itu sudah dilakukan oleh penyedia jasa drop shipping. Kamu hanya perlu menginformasi produk apa saja yang dibeli, serta nama dan alamat kirimnya.
4. Risiko Rugi Lebih Kecil
Kamu tidak perlu keluar uang di depan untuk menstok barang, menyewa gudang penyimpanan, dan membuka toko fisik. Jadi, risiko mengalami rugi sangat minim pada bisnis dropship.
Biaya awal yang mungkin harus kamu keluarkan, yaitu terkait pemasaran dan promosi untuk memopulerkan toko online-mu.
Baca Juga: Cara Dropship di Shopee Untuk Pemula, Berapa Modalnya?
Kekurangan Bisnis Dropship
Sementara di sisi kekurangannya, berikut kelemahan bisnis drop shipping:
1. Kamu Tidak Bisa Mengontrol Prosesnya
Kelemahan dari meminta pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan pelangganmu, yaitu kamu tidak punya kendali penuh.
Penyedia jasa drop shipping punya standar operasional prosedurnya sendiri dalam melakukan transaksi.
Kamu tidak bisa mengontrol kapan mereka akan mengirim barang kepada pelangganmu. Kamu juga tidak bisa menentukan kapan produk bisa distok ulang.
2. Keuntungannya Tipis
Ketika pedagang eceran tradisional membeli produk dari produsen, mereka mendapat potongan harga yang besar karena membeli dalam jumlah banyak. Margin keuntungan mereka sangat besar.
Jika kamu melakukan drop shipping, selisih harganya cukup minim jika dibandingkan dengan HET produk di pasaran.
Untuk mengatasinya, kamu harus menjual lebih banyak jenis produk agar transaksi juga berpotensi lebih banyak.
Baca Juga: Apa Itu Reseller dan Bagaimana Perannya dalam Bisnis?
3. Berpotensi Terjadi Konflik
Kamu tidak dapat memastikan sendiri bahwa tidak ada kecacatan pada produk yang diterima oleh pembeli.
Jika pembeli ingin meretur produk, kamu pun harus berkoordinasi dengan pihak ketiga sebagai penyedia jasa dropship.
Ketika pembeli tidak puas dengan produk yang ia dapatkan, kamulah yang mungkin akan mendapatkan cacian.
4. Pola Pikir
Kamu tidak akan bisa menjadi seorang dropshipper jika tidak memiliki pola pikir atau mindset yang sesuai. Memangnya pola pikir apa yang perlu dimiliki oleh seorang dropshipper?
Kamu perlu memiliki pola pikir dan jiwa seorang pengusaha. Hanya karena kemudahan yang ditawarkan sistem dropship, jangan sampai kamu malas mempromosikan tokomu.
Tetap ada upaya yang harus kamu lakukan sebagai dropshipper.
Sekarang kamu sudah mengerti apa itu drop shipping. Bagaimana, sudah tertarik untuk memulai bisnis yang satu ini?