Belakangan ini, dunia sedang menghadapi ancaman resesi. Berita ini pun sering kali kamu lihat di televisi maupun media sosial. Sebenarnya, apa itu resesi?
Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan, secara sederhananya resesi adalah kondisi perekonomian suatu negara yang sedang memburuk karena angka Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil negatif dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut.
Jika sudah demikian, tentu saja ada banyak sekali permasalahan yang dapat ditimbulkan karena perekonomian tidak berjalan lancar.
Masyarakat dari negara yang mengalami resesi akan merasakan banyak dampak. Mulai dari terjadinya PHK besar-besaran, pelemahan daya beli, dan juga turunnya kinerja investasi.
Di masa-masa sulit tersebut, angka kejahatan bisa turut meningkat sehingga kehidupan sosial juga terdampak.
Lalu, apa yang menjadi penyebab resesi? Bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya dalam artikel di bawah ini, ya.
Baca Juga: Tenang, Ini 7 Persiapan Menghadapi Resesi Bagi Karyawan!
Penyebab Resesi
Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya resesi, di antaranya:
1. Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2020 lalu membawa banyak perubahan dalam kehidupan.
Selama COVID-19, pemerintah menetapkan kebijakan PSBB guna meminimalisir penyebaran virus. Aktivitas ekonomi pun menurun karena terbatasnya aktivitas individu.
Meski saat ini banyak negara telah mulai menjalani hidup secara berdampingan dengan virus (new normal), akan tetapi aktivitas perekonomian masih belum pulih seperti sedia kala. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi.
Tidak sedikit juga pemerintah yang mengamankan hasil pangan untuk mengantisipasi wabah COVID-19 berkepanjangan, sehingga menyebabkan tingginya harga produk pangan.
2. Perang antar Negara
Penyebab lain yang bisa mengakibatkan terjadinya kelesuan ekonomi ialah adanya perang antar negara. Seperti yang sedang berlangsung hingga saat ini, yaitu perang Rusia-Ukraina.
Meskipun perang yang terjadi hanya melibatkan kedua negara, akan tetapi dampaknya dapat meluas secara global.
Berlangsungnya perang Rusia-Ukraina diketahui menganggu rantai pasokan global sehingga menimbulkan krisis, terutama di sektor pangan dan energi.
Akibatnya, laju inflasi meningkat tajam dan mengancam keberlangsungan ekonomi dunia hingga mas yang akan datang.
3. Tingginya Tingkat Inflasi
Faktor selanjutnya yang turut berkontribusi pada lesunya roda perekonomian adalah tingginya tingkat inflasi.
Inflasi merupakan kondisi peningkatan harga yang terjadi secara terus-menerus. Sebenarnya, peningkatan harga bukanlah suatu hal yang buruk, akan tetapi jika dilakukan berlebihan bisa meningkatkan risiko resesi.
Melansir laman Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, World Economic Outlook Update July 2022, International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi inflasi global karena harga pangan dan energi serta ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan yang masih tinggi.
Inflasi diproyeksikan akan mencapai 6,6% di negara maju serta 9,5% di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang pada tahun ini.
Angka proyeksi inflasi terbaru tersebut naik masing-masing sebesar 0,9 dan 0,8 poin persentase dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya pada bulan April 2022.
Terjadinya inflasi global tersebut pun memengaruhi peningkatan harga pangan dan energi yang mencakup minyak mentah, gas alam, hingga batubara)
4. Kenaikan Suku Bunga Acuan
Adanya kenaikan suku bunga acuan juga bisa menjadi penyebab terjadinya kelesuan ekonomi.
Pada tahun 2022 ini, bank sentral di seluruh dunia sepakat untuk menaikkan suku bunga acuan mereka secara bersamaan.
Hal ini dilakukan guna menekan laju inflasi. Misalnya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,35%.
Negara-negara lain di dunia juga melakukan hal yang sama, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan resesi.
Baca Juga: 5 Jenis Investasi yang Aman Saat Resesi, Bisa Dicoba Nih!
5. Turunnya Permintaan Global
Adanya penurunan permintaan secara global menjadi penyebab lain terjadinya lesunya perekonomian.
Tidak sedikit perusahaan yang menekan produksinya karena penurunan permintaan secara global ini. Pertumbuhan ekonomi secara global pun dapat terhambat.
6. Gelembung Aset
Penyebab berikutnya ialah gelembung aset. Hal ini dapat terjadi ketika para investor merasa panik sehingga menjual saham-sahamnya dan mengalihkan modal untuk instrumen investasi yang lebih aman.
Kondisi yang juga disebut sebagai kegembiraan irasional ini bisa menggembungkan pasar saham dan real estate. Pada akhirnya, gelembung tersebut pecah dan mengakibatkan panic selling dan menghancurkan pasar.
Keputusan untuk menjual aset investasi ini sebagian besar dipengaruhi oleh emosi para investor. Di mana mereka melakukan panic buying saat ekonomi sedang baik, kemudian berlomba untuk menjualnya kembali ketika ekonomi jatuh.
7. Perkembangan IPTEK
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat hidup semakin mudah, juga ternyata bisa menjadi faktor terjadinya resesi.
Hal ini dapat dilihat dari munculnya gerakan revolusi industri yang tercetus pada abad ke-19 lalu. Di mana banyak bermunculan teknologi yang menggantikan peran tenaga kerja.
Banyak profesi terancam keberadaannya sebab prosesnya kini telah tergantikan oleh IPTEK. Jika perkembangan IPTEK terus masif, bukan tidak mungkin bahwa profesi-profesi saat ini benar-benar hilang. Sebab, telah digantikan oleh teknologi berupa robot dan artificial intelligence (AI).
8. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi
Tingginya tingkat produksi yang tidak dibarengi oleh besarnya konsumsi juga bisa saja memicu kelesuan ekonomi.
Ketika jumlah produksi dan konsumsi tidak seimbang, siklus ekonomi dapat terhambat. Stok persediaan barang pun akan menumpuk ketika produksi yang tinggi tidak dibarengi dengan tingkat konsumsi.
Rendahnya konsumsi yang bersamaan dengan tingginya tingkat kebutuhan juga bisa mengakibatkan besarnya impor barang.
Pada akhirnya, perusahaan mengalami penurunan tingkat laba yang bisa memengaruhi pelemahan pasar modal.
Baca Juga: 7 Cara Menghasilkan Uang Tambahan Saat Resesi
Dampak Resesi
Lantas, apa saja dampak yang dapat ditimbulkan jika perekonomian negara lesu? Tentu saja banyak aspek kehidupan yang akan terpengaruh, seperti:
1. Dampak Bagi Perusahaan
Perusahaan selaku salah satu penggerak ekonomi dapat merasakan dampak dari resesi.
Kelesuan perekonomian yang berlangsung dapat menurunkan daya beli masyarakat sehingga pendapatan perusahaan terancam semakin kecil.
Arus kas perusahaan pun bisa terhambat karena laba yang diperoleh jauh dari target.
Banyaknya perusahaan yang merasakan dampaknya membuat mereka harus melakukan perang harga untuk mendapatkan pelanggan. Jadi, perusahaan bisa tetap bertahan di tengah melemahnya ekonomi.
Menurunnya tingkat laba pun membuat perusahaan untuk melakukan efisiensi agar kerugian yang timbul dapat diatasi.
2. Dampak ke Para Pekerja
Tidak hanya berdampak bagi perusahaan, orang-orang yang bekerja di dalamnya juga bisa terdampak.
Ketika perusahaan berusaha untuk melakukan efisiensi, mereka mungkin saja melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan agar modal bisa dipangkas.
Pada akhirnya, angka pengangguran turut meningkat. Padahal, mereka harus tetap memenuhi kebutuhan hidup. Angka kemiskinan juga mungkin dapat meningkat.
Selain itu, masyarakat akan memiliki daya beli yang rendah karena mereka akan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan, sehingga akan lebih selektif saat mengeluarkan uang.
Padahal, daya beli dibutuhkan agar roda perekonomian tetap berjalan dan tumbuh.
Baca Juga: Prediksi 7 Negara yang Lolos Resesi, Ada Indonesia?
3. Dampak untuk Pemerintah
Pemerintah turut merasakan dampak dari lesunya perekonomian negara. Hal ini karena resesi bisa menurunkan pendapatan dari pajak.
Penghasilan masyarakat yang mengalami penurunan serta harga properti yang lebih rendah memicu kecilnya jumlah PPN yang didapatkan negara.
Di tengah kecilnya pendapatan negara yang ada, pemerintah juga tetap dituntut untuk menghasilkan lapangan kerja bagi masyarakat yang terkena PHK.
Sebagai salah satu cara mengendalikannya, pemerintah mungkin akan melakukan pinjaman ke bank asing, yang pada akhirnya meningkatkan utang negara.
4. Dampak Sosial
Dalam kehidupan sosial, resesi bisa menciptakan kriminalitas tinggi karena banyak masyarakat yang membutuhkan uang karena menganggur.
Selain memicu ketidakamanan sosial, hal ini juga dapat menurunkan ketidakpercayaan investor asing.
Lingkungan yang tidak aman biasanya akan dihindari oleh para investor karena mengancam keberlangsungan hidup bisnis.
Baca Juga: 7 Dampak Resesi Global Terhadap Indonesia
Cara Mencegah Resesi
Agar dampak di atas tidak terjadi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh semua kalangan untuk mencegah terjadinya resesi, misalnya:
1. Belanja Pemerintah Besar-besaran
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah guna menggenjot kembali roda perekonomian adalah dengan melakukan belanja besar-besaran.
Dengan begitu, permintaan dapat meningkat dan para pemilik modal tergerak untuk melakukan investasi kepada perusahaan.
Lambat laun, hal ini bisa memulihkan ekonomi sehingga resesi dapat diredam.
Baca Juga: 10 Bisnis Franchise Modal 30 Juta yang Tahan Resesi
2. Bantuan UMKM
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kelemahan ekonomi ialah dengan memberikan bantuan UMKM.
Seperti yang kamu ketahui, UMKM termasuk dalam sektor perekonomi yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap negara.
Pemerintah pun sebaiknya memerhatikan keberlangsungan para pemilik UMKM agar sektor ini tetap bisa bertahan.
Beberapa langkah yang diambil pemerintah dalam memberikan bantuan UMKM, yaitu dengan menyediakan program bantuan UMKM produktif dan kredit berbunga rendah.
Bantuan yang bersifat bukan pinjaman ini diharapkan bisa membantu pegiat UMKM untuk terus bertahan hidup sekaligus memulai usaha. Jadi, UMKM akan terus produktif dan bisa memberi kontribusi dalam perekonomian.
3. Penempatan Dana Perbankan dan Penjaminan Kredit Modal Kerja untuk Korporasi
Hal lain yang dilakukan pemerintah sebagai upaya pencegahan resesi ialah dengan menempatkan dana di perbankan.
Tidak hanya itu, pemerintah juga memberikan penjaminan kredit modal kerja untuk korporasi agar perekonomian negara tetap tumbuh.
4. Mengembalikan Kepercayaan Investor
Di samping memperkuat daya beli masyarakat, resesi juga bisa dicegah dengan membuat kebijakan dan proyek strategi guna menciptakan iklim investor yang ideal.
Dengan begitu, investor bisa kembali percaya kepada pemerintah dan mereka mau melakukan investasi untuk negara.
Baca Juga: 7 Contoh UMKM yang Bisa Menjadi Inspirasi Usahamu
Tips Menghadapi Resesi
Untuk berjaga-jaga, kamu juga perlu memiliki pengetahuan dalam menghadapi situasi resesi.
Tidak perlu panik, kamu bisa menghadapi melemahnya perekonomian dengan cara-cara berikut ini:
1. Cobalah untuk Hidup Hemat
Usahakan untuk selalu hidup hemat dengan membatasi pengeluaran yang tidak terlalu penting. Sebaiknya, kamu hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Hal ini bisa membantu kamu untuk mengamankan dana untuk keperluan yang lebih penting di masa depan.
Selain dapat mencegah kamu dari perilaku konsumtif, hidup hemat juga bisa membantumu untuk menabung, berinvestasi, dan menyiapkan dana darurat.
Nantinya, kamu akan menuai perilaku hidup hemat ini di masa depan sehingga tetap dapat bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi.
2. Kelola Arus Kas dengan Bijak
Penting bagi kamu untuk memiliki kebiasaan bijak dalam mengelola arus pemasukan maupun pengeluaran.
Cobalah untuk memisahkan kebutuhan dan keinginan agar pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan.
Dengan begitu, kamu bisa membelanjakan uang yang ada secara lebih efisien. Terhindar dari pemborosan atau perilaku konsumtif juga dapat membuat kamu memiliki jumlah tabungan dan dana darurat yang lebih besar.
Baca Juga: Lebih Untung Mana, Bisnis Trading atau Investasi?
3. Berusaha untuk Lunasi Hutang yang Ada
Apabila kamu memiliki hutang pribadi, cobalah untuk segera melunasinya saat ini sebelum resesi terjadi.
Jangan sampai kondisi ekonomi yang memburuk membuat kamu kesulitan untuk melunasi hutang nantinya. Apabila hal ini terjadi, kamu bisa saja mengalami banyak kerugian.
Sebaiknya, fokuslah untuk melunasi hutang yang memiliki bunga tinggi. Sebab, jenis hutang inilah yang akan berdampak besar pada arus kas kamu.
Selain itu, hindari untuk melakukan investasi terlebih dahulu sebelum semua hutang lunas.
4. Pastikan Memiliki Dana Darurat
Untuk berjaga-jaga, pastikan kamu selalu memiliki dana darurat. Idealnya, besaran dana darurat ini adalah sebanyak 3-6 kali dari jumlah pengeluaran kamu.
Dana darurat ini penting untuk membantu kamu apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya mengalami PHK atau musibah lainnya.
Dengan adanya dana darurat, kamu pun tetap bisa menjalankan hidup hingga menemukan pekerjaan baru atau mungkin coba memulai usaha untuk mencari sumber pendapatan.
5. Tambah Pendapatan dari Kerja Sampingan
Meskipun saat ini kamu sudah memiliki pekerjaan stabil, tidak ada salahnya untuk mencari tambahan pekerjaan, lho.
Ini merupakan ide yang cerdas untuk menambah pundi-pundi kamu. Jadi, kamu bisa menyimpan uang lebih banyak agar tabungan, dana darurat, dan aset investasi bertambah besar.
Adanya pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan juga dapat menjadi penyangga bagi kamu jika sumber pendapatan utama hilang.
6. Perluas Koneksi
Jangan lupa untuk coba memperluas koneksi. Dengan membangun banyak relasi dan menjaga hubungan baik dalam jangka panjang.
Hal seperti ini sering kali dianggap sepele, padahal bisa menjadi penolong kamu di waktu yang tidak terduga.
Dengan koneksi yang luas, kamu bisa terbantu untuk mencari pekerjaan maupun saat membangun usaha.
Jadi, kamu tidak akan menghadapi kesulitan ekonomi terlalu lama apabila terkena PHK atau musibah lainnya berkat bantuan dari relasi baik di sekelilingmu.
Baca Juga: 10 Ide Bisnis Kecil-kecilan yang Bisa Jadi Usaha Sampingan
7. Asah Keterampilan Lain
Semakin majunya zaman dan juga teknologi, kamu sebaiknya coba mengasah keterampilan lain sebagai bekal menghadapi beragam perubahan di dunia.
Pastikan untuk selalu bisa beradaptasi dengan segala perkembangan yang ada. Dengan cara mengasah keterampilan lain yang berguna untuk diri kamu.
Sebagai masyarakat di kelas pekerja, kamu perlu menambah kemampuan agar tetap bisa bertahan. Jikalau terkena PHK, kamu pun bisa mencoba beberapa posisi pekerjaan dengan keterampilan yang dimiliki.
Mengasah keterampilan ini dapat kamu lakukan melalui berbagai cara. Misalnya dengan mengikuti kelas profesional, gabung komunitas, maupun belajar secara otodidak dari berbagai sumber.
Janganlah lelah untuk belajar dan mencari wawasan baru. Perkaya dirimu dengan keterampilan agar kamu tetap dapat bertahan di tengah segala perubahan.
Itu dia penjelasan seputar resesi yang perlu kamu pahami. Mulai dari pengertian, penyebab, pencegahan, dan cara menghadapinya. Semoga bermanfaat, ya.