Tingkat Turnover Karyawan Tinggi, Apa Penyebabnya?

Share this Post

turnover karyawan
Table of Contents
shopee pilih lokal

Turnover karyawan yang tinggi dalam sebuah perusahaan bisa menghambat bisnis sulit untuk mencapai targetnya. Apa yang dimaksud dengan employee turnover atau turnover karyawan?

Dikutip dari Oracle NetSuite, turnover karyawan mengacu pada jumlah total pekerja yang meninggalkan perusahaan selama periode waktu tertentu.

Ini termasuk mereka yang keluar secara sukarela serta karyawan yang dipecat atau diberhentikan. Bisa juga mencakup karyawan yang pensiun, pemindahan lokasi, atau bahkan kematian.

Tingginya jumlah pekerja yang keluar dari perusahaan tersebut tentu berdampak dari segi bisnis. Perusahaan cenderung mengalami kesulitan untuk mencapai target karena tingkat produktivitasnya berkurang.

Lantas, apa yang menyebabkan tingkat turnover karyawan di perusahaan menjadi tinggi? Berikut penjelasan lengkapnya yang bisa kamu simak dalam artikel.

Baca Juga: Hak dan Jaminan Perlindungan Karyawan yang Wajib Diketahui

Jenis-Jenis Turnover Karyawan

jenis-jenis turnover karyawan
(Foto ilustrasi karyawan resign. Sumber: Unsplash.com)

Ada beberapa jenis employee turnover yang biasa terjadi dalam suatu perusahaan, di antaranya:

1. Voluntary Turnover

Ini merupakan jenis employee turnover yang dilakukan secara sukarela. Jadi, ini merupakan keinginan yang datang dari diri karyawan sendiri untuk keluar dari organisasi.

Hal tersebut dilakukan tanpa tekanan dari kekuatan eksternal apa pun. Dengan alasan yang berbeda tergantung pada individunya.

2. Involuntary Turnover

Involuntary turnover merupakan jenis turnover yang terjadi secara tidak disengaja. Misalnya, ketika ketika seorang karyawan dipecat, atau diminta untuk meninggalkan organisasi karena berbagai faktor.

3. Functional Turnover

Turnover fungsional biasanya terjadi ketika karyawan yang bersangkutan adalah individu berkinerja rendah di perusahaan sehingga dapat dilepaskan organisasi dengan mudah.

4. Dysfunctional Turnover

Turnover disfungsional adalah jenis turnover yang terjadi saat karyawan yang memiliki potensi kepemimpinan yang besar, tetapi memilih meninggalkan organisasi.

Perusahaan yang kehilangan karyawan terbaiknya ini memiliki dampak besar. Misalnya, akan sulit untuk mencari penggantinya.

Baca Juga: 7 Jenis Cuti Karyawan yang Harus Diketahui Perusahaan

Penyebab Turnover Karyawan Tinggi

penyebab turnover karyawan
(Foto ilustrasi burnout atau stres akibat pekerjaan. Sumber: Pexels.com)

Sebenarnya, apa yang menyebabkan perusahaan memiliki tingkat employee turnover tinggi? Ada berbagai alasan yang mendasarinya, antara lain:

1. Lingkungan Kerja yang Buruk

Salah satu hal yang bisa menyebabkan turnover karyawan tinggi, yakni toxic culture atau lingkungan kerja yang buruk.

Dalam hal ini, bukan karyawan yang tidak cocok dengan lingkungan kerjanya. Namun, adanya budaya dalam lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan masyarakatnya.

Misalnya budaya perusahaan yang tidak menghargai karyawannya, adanya senioritas, terjadinya persaingan yang tidak sehat, serta adanya hal-hal tidak profesional lainnya dalam pekerjaan.

Biasanya, hal seperti ini dalam organisasi cukup sulit untuk diubah karena sering kali diabaikan sejak awal. Pada akhirnya, tingkat stres karyawan tinggi, kesehatan fisik dan mental mereka juga menurun.

Jadi, banyak karyawan yang lebih memilih untuk keluar dari organisasi daripada terpaksa bertahan di lingkungan pekerjaan yang buruk.

2. Kurangnya Tujuan atau Makna saat Bekerja

Penyebab tingginya tingkat turnover karyawan lainnya, yakni kurangnya tujuan atau makna dalam bekerja sehingga output untuk perusahaan kurang maksimal.

Padahal dengan adanya tujuan dan makna ketika bekerja, seorang karyawan bisa mendapatkan motivasi yang lebih tinggi dan kinerja lebih baik. Mereka juga cenderung kompak dalam tim.

Namun sayangnya, terkadang karyawan kesulitan untuk menemukan tujuan atau makna ketika mereka bekerja. Jadi, tak sedikit karyawan yang memilih untuk meninggalkan perusahaan dan bekerja di tempat lain.

Hal ini bisa disebabkan oleh individu maupun organisasinya. Bisa jadi sifat pekerjaan itu sendiri atau mungkin saja beberapa organisasi tidak terampil menciptakan budaya kerja yang bermakna.

Oleh karenanya, sebuah perusahaan harus bersifat lebih terbuka mengenai visi dan misinya. Dengan menjadi seterbuka mungkin tentang gambaran besar tujuan organisasi, perusahaan dapat membantu menciptakan visi dan tujuan bersama.

3. Workload yang Terlalu Banyak

Hal lain yang bisa memicu turnover karyawan di perusahaan menjadi lebih tinggi, yakni ketika jumlah tanggung jawab atau workload yang terlalu banyak.

Workload yang berlebihan tentu bisa memengaruhi tingkat produktivitas karyawan. Karyawan yang kelelahan akan lebih mudah mengalami stres.

Kelelahan juga membuat para karyawan lebih rentan untuk terkena penyakit. Pada akhirnya, mereka lebih sering absen akibat sakit, bahkan mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi.

Ketika hal ini terjadi, karyawan pasti sudah tak akan ragu lagi untuk keluar dari perusahaan dan mencari pekerjaan baru yang lebih manusiawi.

Besarnya workload mungkin disebabkan oleh tidak cukupnya sumber daya dalam sebuah organisasi, deadline yang tidak realistis, hingga kurangnya pelatihan untuk bekerja dengan efisien.

Baca Juga: 12 Cara Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan yang Efektif

4. Munculnya Kebosanan

Kurangnya pekerjaan yang menarik dan menantang atau kebosanan juga bisa menjadi penyebab turnover karyawan dalam perusahaan menjadi lebih tinggi.

Ada banyak hal yang bisa memicu timbulnya rasa bosan dalam diri karyawan. Misalnya saat karyawan merasa bahwa kemampuan mereka kurang dimanfaatkan atau pekerjaannya dinilai kurang berarti.

Kebosanan juga bisa terjadi akibat ketidaksesuaian antara minat karyawan dan jenis pekerjaan yang mereka lakukan atau perusahaan tempat mereka bekerja.

Dalam hal ini, perusahaan mungkin bisa memberikan tantangan baru sehingga pekerjaannya tidak terasa monoton yang menyebabkan rasa bosan dalam diri karyawan.

Dilansir dari Jostle, karyawan yang mengalami kebosanan bahkan bisa menjadi lebih stres dibandingkan dengan mereka yang memiliki workload besar.

Jadi, tidak heran apabila kebosanan bisa mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan baru.

5. Manajer yang Buruk        

Hal lain yang bisa menyebabkan tingkat turnover karyawan tinggi, yakni manajer yang buruk.

Bos yang buruk ini bisa mencakup kurangnya apresiasi, tidak kompeten, hingga tidak efektifnya peran mereka dalam memimpin sebuah tim.

Bisa juga didefinisikan sebagai bos dengan sikap yang jahat pada karyawan. Sehingga memicu rasa jenuh dan membuat mereka untuk memilih keluar dari pekerjaannya.

Oleh karenanya, perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi rutin terhadap para manajer dalam organisasi untuk mencegah hal ini terjadi.

Selain itu, perusahaan juga harus menindaktegas kinerja manajer yang buruk. Bahkan, tak ragu untuk mengeluarkan mereka agar performa bisnis menjadi lebih baik di orang yang tepat.

Baca Juga: Ini 4 Cara Menghitung Bonus Tahunan untuk Karyawan

Cara Menghitung Turnover Karyawan

cara menghitung turnover karyawan
(Foto karyawan stres karena pekerjaan. Sumber: Pexels.com)

Lalu, bagaimana cara mengetahui jumlah employee turnover dalam sebuah perusahaan?

Kamu bisa menghitungnya menggunakan dua metode. Berikut penjelasannya.

1. Turnover Tahunan

Turnover tahunan dilakukan dengan cara menghitung jumlah karyawan yang keluar, dibagi dengan perbandingan jumlah karyawan pada akhir tahun sebelumnya dan jumlah karyawan pada tahun perhitungan saat ini.

Berikut rumus penghitungan turnover karyawan tahunan:

LTO = _  jumlah karyawan keluar atau tidak lanjut bekerja__ x 100
             (jumlah karyawan di awal tahun + di akhir tahun) : 2

2. Turnover Bulanan

Kamu juga bisa melakukan penghitungan employee turnover bulanan. Cara ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan jumlah karyawan pada tahun perhitungan.

Berikut rumus penghitungan turnover karyawan bulanan:

LTO = _  jumlah karyawan keluar atau tidak lanjut bekerja__ x 100
               jumlah karyawan

Di antara kedua cara menghitung turnover tersebut, manakah yang lebih efisien? Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk mencari tahu tingkat employee turnover suatu perusahaan.

Kamu bisa menggunakan rumus turnover mana pun sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga: Kena Dampak PHK? Ini 5 Hak Karyawan yang Bisa Kamu Dapat

Itu dia penjelasan mengenai employee turnover yang perlu kamu ketahui sebagai pebisnis.

Sebagai pemimpin perusahaan, kamu perlu waspada akan hal ini karena bisa memengaruhi produktivitas bisnis.

Jika ingin mengurangi tingkat turnover karyawan, coba lakukanlah evaluasi organisasi secara berkala. Perbaikilah dan tingkatkan hal-hal yang diperlukan agar karyawan yang bekerja dengan lebih nyaman.

Bagaimana pun, kamu akan membutuhkan karyawan untuk membantu perusahaan mencapai targetnya. Jadi, sejahterakanlah mereka agar operasional bisnis menjadi lebih lancar.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X