8 Cara Menjual Dead Stock agar Bisnismu Tak Merugi

Share this Post

warehouse adalah
Table of Contents
shopee pilih lokal

Sebagai pemilik bisnis, kamu tentunya ingin menghindari adanya dead stock di gudangmu. Mengapa?

Dalam hal manajemen inventaris, kamu perlu mengetahui dengan tepat berapa banyak yang harus dipesan.

Cara untuk mengetahuinya, memerlukan campuran analisis data prediktif, pengalaman bisnis, dan wawasan mengenai pelanggan. 

Namun bisnis dengan manajemen inventaris terbaik sekalipun, bisa cenderung melakukan pemesanan berlebih atau produksi berlebih dari waktu ke waktu.

Akhirnya, timbullah persediaan yang tidak dapat dijual, alias dead stock. Mengutip dari Zoho, dead stock mengacu pada barang tidak terjual yang tergeletak di gudang atau toko dalam waktu yang lama. 

Stok ini dapat merugikan bisnis apa pun, karena tidak hanya memakan ruang yang berharga, tetapi juga merupakan investasi yang buruk bagi bisnismu. 

Jumlah yang dihabiskan untuk membeli barang dari vendor hanya dapat diperoleh kembali saat barang tersebut terjual. Jadi, stok yang tidak terjual menunjukkan uang yang hilang.

Dead stock adalah hal biasa pada bisnis perdagangan. Namun jika kamu ingin menghindarinya, bacalah artikel ini.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Aplikasi Stok Barang untuk Bisnis Online

Cara Mengelola Barang untuk Menghindari Dead Stock

8 Cara Menjual Dead Stock agar Bisnismu Tak Merugi
(Ilustrasi dead stock di gudang. Sumber: Freepik.com)

Karena dead stock bisa sangat merugikan cash flow bisnismu, kamu harus menghindarinya sebanyak mungkin.

Namun bagaimana caranya? Berikut ini ada sejumlah cara mengelola barang untuk menghindari dead stock yang bisa kamu terapkan.

1. Merampingkan Manajemen Inventaris

Dengan meningkatkan dan merampingkan manajemen inventaris, kamu dapat menghindari kesalahan yang menyebabkan dead stock

Sistem manajemen inventaris yang kuat dapat memberimu tampilan real-time yang akurat dari kondisi stok kamu. 

Otomatisasi manajemen inventaris juga dapat membantu menghilangkan human error atau kesalahan manusia.

2. Riset dan Uji Jalur Baru

Kamu dapat menghindari dead stock dengan riset pasar yang lebih baik. Pastikan pelanggan menginginkan produk baru sebelum kamu berkomitmen untuk memproduksi atau membelinya. 

Kamu dapat secara aktif menjangkau dan bertanya atau mengatur layanan pesan suara untuk dihubungi oleh konsumen.

3. Perbarui Situs Web

Menurut Bigcommerce, salah satu kelemahan dari komunikasi online, yaitu ada saja hal yang bisa terlewat. Misalnya, kamu lupa memperbarui toko e-commerce

Bisa jadi produk yang kamu miliki banyak di gudang bahkan tidak terdaftar di situs web. Pastikan konten online kamu selalu up to date, jadi kamu bisa membatasi risiko dead stock.

Baca Juga: 8 Cara Manajemen Stok Barang, Kamu Sudah Menerapkannya?

4. Pantau Produk yang Bergerak Lambat

Awasi SKU (stock keeping unit) yang bergerak lambat. Kemungkinan produk tersebut dapat menjadi dead stock pada masa mendatang. 

Untuk melakukannya, kamu memerlukan sistem manajemen inventaris modern yang dapat memberi tahu barang mana yang mendekam lama di gudang. 

Setelah kamu mengidentifikasi SKU yang tertinggal, bersikaplah proaktif untuk menyingkirkan produk tersebut sebelum makin merusak arus kas. 

Selain itu, cobalah untuk mengidentifikasi penyebab dan solusi potensial untuk selanjutnya. 

Kamu mungkin perlu menawarkan promosi atau diskon, menghapus produk secara bertahap, atau mengubah produk.

5. Survei Kebutuhan Pelanggan

Jika kamu tahu apa yang diinginkan pelanggan, kamu berpeluang menghindari penimbunan dead stock

Lakukan survei pelanggan dan riset pasar sebelum berinvestasi pada produk baru. Selain itu, kumpulkan feedback pelanggan setelah kamu mulai menjual produk tersebut.

Hasil survei dan riset mungkin dapat memberimu gambaran mengenai potensi masalah yang dapat menyebabkan dead stock pada masa mendatang.

Misalnya, perubahan persyaratan atau penurunan kualitas produk.

Baca Juga: 12 Software Stok Barang Digital Terbaik Anti Ribet

Cara Menjual Dead Stock

Pada penjelasan di atas, kamu mempelajari bagaimana caranya menghindari adanya dead stock. Namun jika situasi tersebut tidak bisa terhindarkan, ada solusi lain.

Ketika kamu sudah memiliki atau berurusan dengan stok sisa, bukan berarti kamu harus membuangnya begitu saja.

Ada berbagai macam cara untuk mengatasinya agar stok ini keluar gudangmu tanpa kamu benar-benar merasa rugi. Berikut ini sejumlah cara menjual dead stock.

1. Jadikan Hadiah Gratis dalam Setiap Pembelian

dead stock
(Ilustrasi stok yang menumpuk di gudang. Sumber: Freepik.com)

Kamu dapat membuang dead stock dengan memberikannya saat pelanggan membeli barang lain. 

Meski taktik ini mungkin tidak membantu keuntungan bisnismu, kecuali dengan mengosongkan ruang yang dapat kamu gunakan untuk inventaris lainnya. 

Namun, ini berpotensi menginspirasi pelanggan untuk melakukan pembelian karena mereka akan mendapatkan nilai lebih dari pesanan mereka. 

Mengutip Netsuite, penelitian menunjukkan bahwa setelah menerima hadiah gratis, pelanggan mungkin lebih cenderung berbelanja di tempat yang sama lagi.

Untuk meminimalkan kerugian, pertimbangkan untuk menawarkan hadiah gratis hanya jika pelanggan melebihi batas pembelian minimum. Misalnya, pembelian di atas Rp100.000 atau lebih.

2. Bundel Produk

Kamu juga dapat melepas dead stock dengan menggabungkannya bersama produk lain yang terkait. 

Kemudian menjual bundel dengan harga yang lebih rendah dari yang akan dibayar pelanggan untuk produk-produk tersebut secara terpisah. 

Pendekatan ini juga dikenal sebagai kitting. Seperti semua taktik untuk menghabiskan stok berlebih, margin keuntunganmu kemungkinan akan terpukul. 

Untuk memulihkan pendapatan sebanyak mungkin, yang terbaik adalah menggabungkan stok sisa dengan produk sangat populer agar tetap terjual.

Hindari produk yang tidak cocok. Jika pelanggan merasa seperti dipaksa untuk membeli barang yang tidak mereka inginkan, mereka cenderung tidak akan menemukan nilai dalam bundel.

3. Kemitraan

dead stock
(Contoh product bundling. Sumber: Freepik.com)

Jika kamu memiliki hubungan positif yang sudah ada dengan perusahaan lain, pikirkan jenis kerja sama yang dapat mengatasi dead stock

Misalnya bekerja sama menawarkan bundel produk merek bersama. Bisa juga mengirimkan stok itu sebagai hadiah gratis dengan pembelian dari mitra.

Pilihan lainnya, yaitu mensponsori bersama obral atau factory sale, sehingga semua dead stock dijual dengan harga rendah untuk waktu yang terbatas.

Baca Juga: Apa Itu Aplikasi GitHub? Ini Fungsi dan Cara Kerjanya!

4. Mengembalikan Barang ke Pemasok

Kamu mungkin dapat mengembalikan kelebihan bahan mentah atau barang eceran yang tidak mudah rusak kepada pemasok. 

Bahkan jika pemasok tidak menawarkan pengembalian dana penuh, pemasok dapat membeli dead stock dengan persentase dari harga asli. 

Ini memungkinkanmu untuk menutup beberapa kerugian. Jika pemasok menawarkan potongan harga pembelian selanjutnya sebagai imbalan, pastikan kamu bersedia membeli dari pemasok lagi.

5. Menawarkan Diskon 

Dead stock
(Penawaran diskon. Sumber: Freepik.com)

Clearance sale atau diskon mungkin merupakan cara paling mudah untuk menangani dead stock. Memang, kamu tidak mendapatkan margin keuntungan seperti yang diharapkan. 

Namun menjual stok mati dengan harga diskon dapat membantumu mendapatkan uang mengalir sambil mengosongkan ruang. 

Agar produk diskon kamu laku, iklankan kepada pelanggan bahwa mereka bisa melakukan penghematan besar. 

Dengan demikian, mereka mungkin lebih terdorong untuk membeli. Clearance sale bisa sangat efektif jika stok sisa kamu penuh dengan barang musiman, tetapi masih berguna.

6. Manfaatkan Penjual Grosir

Jika kamu tidak dapat menjual dead stock kepada pelanggan, mungkin kamu dapat menjualnya ke bisnis lain. Mereka bisa menjualnya kembali dengan harga grosir yang didiskon.

Pedagang grosir dapat membeli barang dari produsen dengan harga lebih rendah, kemudian menjualnya ke pengecer dengan harga lebih tinggi. 

Pengecer kemudian menjual barang ke konsumen. Adapun pedagang grosir obral fokus pada menyerahkan produk akhir siklus hidup.

Baca Juga: Jenis, Proses Operasi, dan Fungsi Gudang bagi Bisnis

7. Coba Saluran Penjualan yang Berbeda

jual rok online
(Toko menjual rok. Sumber: Unsplash.com)
shopee pilih lokal
shopee gratis ongkir

Jika metode penjualan standarmu tidak berfungsi, pertimbangkan untuk menjual produk di pasar online

Situs seperti marketplace biasanya sudah memiliki audiens, jadi kamu dapat menjangkau pelanggan baru.

Kamu mungkin harus berusaha keras untuk mengelola produk di pasar online. Namun fungsi pencarian situs dapat memudahkan konsumen untuk menemukan produkmu.

Kebanyakan marketplace menawarkan keanggotaan gratis. Namun untuk mendapatkan benefit atau fitur tertentu, kamu mungkin harus membayar biaya langganan atau pemotongan penjualan. 

Jadi, ada baiknya kamu membaca syarat dan ketentuan terlebih dahulu secara menyeluruh sebelum mulai berjualan.

8. Donasikan Dead Stock

Menyumbangkan stok untuk tujuan yang baik, memang tidak akan membantumu mengganti pendapatan yang hilang. Namun kamu dapat membuat kesan yang baik pada pelanggan. 

Makin banyak konsumen, terutama konsumen yang lebih muda, peduli dengan tanggung jawab sosial perusahaan saat membuat keputusan pembelian. 

Mendonasikan stok produk untuk kebaikan seperti ini, dapat meningkatkan citra positif bisnismu.

Baca Juga: Zone Picking atau Teknik Ambil Barang, Ini 3 Strateginya!

Itulah penjelasan mengenai dead stock, mulai dari cara menghindari hingga cara menjualnya. Semoga stok daganganmu selalu laku terjual.

Belanja Harga Murah + Gratis Ongkir + Cashback

X