Apa itu webhook?
Webhook adalah salah satu cara aplikasi dapat mengirim pesan atau informasi otomatis ke aplikasi lain.
Kamu mungkin pernah melihat kata “webhook” disebutkan di setelan aplikasi dan bertanya-tanya apakah itu sesuatu yang harus kamu gunakan?
Jika kamu seorang pebisnis online yang menggunakan lebih dari satu platform, jawabannya bisa iya.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana cara kerja webhook?
Beberapa contoh penggunaan webhook adalah menghubungkan payment gateway ke aplikasi akuntansi ketika pelanggan melakukan pembayaran.
Contoh lain, kamu menerima pesan pelanggan dari platform e-commerce ke platform omnichannel yang kamu gunakan.
Ini adalah cara sederhana agar akun online kamu dapat “berbicara” satu sama lain dan mendapatkan pemberitahuan secara otomatis ketika sesuatu yang baru terjadi.
Dalam banyak kasus, kamu harus mengetahui cara menggunakan webhook jika ingin mendorong data secara otomatis dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya.
Baca Juga: 8 Keuntungan Venture Capital Bagi Startup, Sudah Tahu?
Apa Itu Webhook?
Jadi, apa itu webhook?
Mengutip dari Send Grid, webhook adalah cara aplikasi menyediakan informasi secara real time kepada aplikasi lain.
Nama lain webhook adalah web callback atau HTTP push API. Webhook mengirimkan data ke aplikasi lain saat itu terjadi, artinya kamu segera mendapatkan data.
Tidak seperti API biasa yang membuatmu perlu melakukan polling data dengan sangat sering untuk mendapatkan informasi secara real time.
Ini membuat webhook jauh lebih efisien, baik untuk penyedia maupun pengguna. Satu-satunya kelemahan webhook, yaitu pengaturan yang sulit pada awalnya.
Webhook kadang-kadang disebut sebagai API terbalik. Hal ini karena webhook memberimu sejumlah spesifikasi API dan kamu harus mendesain API agar webhook dapat digunakan.
Baca Juga: 5 Tips Merancang Web API dengan Tepat untul Bisnis Kamu
Perbedaan Webhook dengan API
Jika berbicara mengenai webhook, mau tidak mau kita akan membandingkannya dengan API.
Hal ini karena keduanya memiliki fungsi yang tidak berbeda jauh, hanya saja cara kerjanya sedikit berbeda.
Namun sebelum berbicara lebih jauh mengenai perbedaan keduanya, kamu perlu tahu apa itu API.
Mengutip dari Mparticle, API atau Application Programming Interface adalah portal di mana informasi dan fungsionalitas dapat dibagi antara dua layanan perangkat lunak.
Kata interface atau antarmuka adalah kunci untuk memahami tujuan API.
Sama seperti browser web, antarmuka bagi pengguna akhir merupakan tampilan untuk menerima, mengirim, dan memperbarui informasi di server web.
Adapun API adalah antarmuka yang menyediakan program perangkat lunak dengan fungsi yang sama. API adalah cara paling umum untuk sistem platform yang berbeda untuk terhubung dan berbagi informasi.
Setelah mengetahui apa itu API, kini kita bisa melihat perbedaannya dengan webhook. Berikut ini daftar perbedaan webhook dengan API jika dilihat dari sejumlah aspek.
1. Mekanisme
Perbedaan utama API dengan webhook adalah terkait mekanismenya. API cenderung didorong oleh permintaan.
Platform milikmu harus membuat permintaan API eksplisit untuk mendapatkan respons balik dari API. Ini juga berarti kamu secara eksplisit menulis permintaan pengambilan untuk melakukan panggilan API tersebut.
Jika permintaan harus melewati beberapa parameter, kamu juga harus mengirimkannya.
Webhook, di sisi lain, didorong oleh peristiwa. Peristiwa ini sebagian besar terkait dengan perjalanan pengguna di platform atau situs web kamu.
Jadi, saat pengguna melakukan tindakan, webhook mungkin akan dipicu. Dalam kebanyakan kasus, kamu tidak akan menulis kode tambahan untuk memicu webhook.
2. Struktur dan Kompleksitas
Letak perbedaan lain API dan webhook adalah soal struktur dan kompleksitasnya. API memiliki sejumlah jenis berbeda.
Mengutip dari Traceable, berbagai jenis API antara lain, ada API GET untuk mengambil beberapa data, API POST untuk menulis beberapa data, API DELETE untuk menghapus beberapa data, dan seterusnya.
API memiliki struktur yang cukup kompleks dalam hal penggunaannya. Ada permintaan API yang berbeda untuk berbagai jenis kasus penggunaan.
Penyedia API juga dapat mengirim kembali beberapa data JSON yang kompleks dan bersarang.
Secara keseluruhan, API membutuhkan lebih banyak sumber daya server daripada webhook. Adapun webhook memiliki struktur yang sederhana.
Fungsi webhook adalah hanya mengirim beberapa data ke caller atau pemanggil data. Karena layanan web menjadi minimal, webhook tidak seintensif API. Data yang dikirim sederhana dan jauh lebih ringan.
Baca Juga: 5 Manfaat Value Proposition Canvas dan Strukturnya dalam Bisnis
3. Komunikasi
Letak perbedaan lainnya API dengan webhook adalah soal komunikasi. API menyediakan komunikasi dua arah antara caller dan API itu sendiri.
Dengan kata lain, kamu membuat panggilan API untuk berinteraksi dengan API.
API mengirimkan kembali beberapa respons dan berinteraksi kembali dengan caller. Di sisi lain, webhook mengikuti komunikasi searah dengan caller.
Aplikasi utama hanya menerima beberapa data, tidak langsung berinteraksi dengan webhook.
Sebaliknya, aplikasi berinteraksi dengan caller yang selanjutnya memicu webhook. Jadi, platform atau aplikasimu hanya menerima beberapa data dari webhook.
4. Isolasi
Pengguna yang berinteraksi dengan platform atau aplikasimu dapat melihat semua panggilan API dari network tab jika aplikasimu berada di browser web.
Selain itu, mereka mungkin dapat membuat panggilan API ke server kamu secara langsung tanpa membiarkan panggilan tersebut diproses melalui aplikasi.
Webhook diisolasi dari platform atau aplikasimu. Alat ini hanya mendapatkan data masuk yang diterima aplikasimu.
Pengguna tidak mungkin dapat memicunya secara manual tanpa melakukan tindakan yang diperlukan yang memicu peristiwa webhook.
5. Kasus Penggunaan Terbatas
API bersifat universal. Kamu dapat membuat API untuk apa pun yang kamu inginkan. Kemungkinan besar juga akan menggunakannya secara ekstensif sebagai komponen integral dari aplikasimu.
Kamu benar-benar membutuhkan dan ingin menggunakan API untuk segala jenis aplikasi yang sedang kamu bangun.
Di sisi lain, webhook hanya memiliki kasus penggunaan yang terbatas dan spesifik. Kamu bahkan terkadang tidak membutuhkannya dan kehadirannya tidak penting untuk aplikasimu.
Sebagian besar penggunaan webhook adalah bergantung pada integrasi pihak ketiga yang kamu tangani di aplikasimu.
Baca Juga: Wajib Tahu Ini Kelemahan dan Keunggulan Pakai Google Suite
Bagaimana Cara Kerja Webhook?
Setelah memahami webhook dan perbedaannya dengan API, pertanyaan yang timbul kemudian, yaitu bagaimana cara kerja webhook?
Mengutip dari Snip Cart, kamu harus mendaftarkannya terlebih dahulu. Cara mendaftarkan webhook adalah dengan mendaftarkan URL untuk memberi tahu setelah peristiwa tertentu terjadi.
Langkah pertama ini biasanya dilakukan melalui UI atau API. Rute yang dibuat, menyimpan logika yang akan dieksekusi setelah peristiwa terjadi.
Dengan cara ini, sistem tidak perlu mengetahui sifat apa yang perlu dijalankan, hanya perlu melacak rute yang akan diberitahukan.
Ini sangat kuat, karena semuanya tetap terpisah. Misalnya, sistem lain menerima pemberitahuan melalui URL yang dipilih.
Sistem tersebut tidak hanya mengetahui suatu peristiwa terjadi pada sistem lain, tetapi juga dapat bereaksi terhadapnya.
Adapun rute yang menyimpan logika harus dapat diakses melalui permintaan HTTP POST.
Mengapa secara khusus permintaan POST? Justru karena itu memberimu kemampuan untuk memasukkan body ke permintaan.
Ini biasanya objek JSON sederhana, tetapi juga bisa berupa dokumen XML. Hal ini akan selalu ditentukan dalam dokumentasi webhook, jadi selalu baik untuk membacanya sebelum mulai mencoba.
Letak kekuatan webhook adalah pada sifatnya yang dapat bersifat publik atau privat. Privat di sini berarti hanya pemilik akun sistem tertentu yang dapat mendaftarkan webhook.
Baca Juga: Mengenal Private Label, Ada Kelebihan dan Kekurangannya!
Itulah penjelasan singkat mengenai webhook. Webhook adalah cara aplikasi menyediakan informasi secara real time kepada aplikasi lain yang lebih sederhana ketimbang API.