Sudah jadi rahasia umum bahwa harga minyak dunia selalu berubah-ubah. Seberapa penting industri minyak global dan apa penyebabnya?
Minyak mentah merupakan sumber daya alam yang menjadi komoditas utama perdagangan global dan dibutuhkan oleh semua negara. Minyak bumi merupakan bahan mentah yang selanjutnya dapat diolah menjadi produk lain.
Minyak bumi dapat diolah menjadi bensin, solar, LPG, campuran aspal, minyak tanah, parafin, avgas, avtur, hingga produk kecantikan seperti parfum, perwarna rambut, dan masih banyak lagi.
Tingginya ketergantungan akan minyak bumi membuatnya menjadi buruan banyak negara. Minyak bumi terbentuk secara alami yang terdiri atas endapan hidrokarbon dan bahan organik lainnya.
Baca Juga: 5 Tips Bisnis Minyak Curah agar Keuntungan Melimpah
Begitu pentingnya minyak bumi menjadikan harga sumber daya alam yang satu ini sering mengalami perubahan. Namun, secara umum harga minyak dunia memang terbilang tinggi.
Tak jarang, negara-negara penghasil minyak bumi kini menjadi negara maju dan mampu mengendalikan perekonomian global. Lantas, apa penyebab naik turunnya harga minyak dunia dan pengaruhnya bagi perekonomian?
Pentingnya Harga Minyak Dunia
Berbicara tentang harga minyak dunia, tentu kamu juga perlu mengetahui darimana minyak bumi dihasilkan?
Dilansir dari publikasi ilmiah Universitas Islam Indonesia, minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil.
Proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair karena nilai jualnya yang sangat tinggi.
Bidang pertanian, industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu bangsa.
Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama energi dunia, yaitu mencapai 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%, serta sumber energi lainnya seperti panas bumi, kayu bakar, cahaya matahari, dan energi nuklir.
Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak mentah (crude oil), memiliki posisi yang menguntungkan, karena memiliki banyak persediaan energi untuk keperluan industri dan transportasi, disamping mendapat pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak.
Minyak bumi disebut juga petroleum yang merupakan zat cair licin, mudah terbakar, dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.
Kandungan hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar antara 50% sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Berdasarkan publikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Minyak bumi yang di eksplorasi dan dikonsumsi setiap hari lambat laun akan habis, sedangkan proses terbentuknya memakan waktu jutaan tahun.
Ketersedian minyak bumi saat ini diperkirakan hanya mencukupi untuk beberapa tahun saja seiring makin meningkatnya konsumsi. Hal ini juga menjadi penyebab mengapa harga minyak dunia dapat meroket.
Baca Juga: Bisnis Minyak Jelantah Dengan Peluang Yang Menggiurkan
Mengapa Harga Minyak Dunia Tidak Stabil?
Dilansir dari Investopedia, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak dunia menjadi tidak stabil. Berikut penjelasannya, simak yuk!
1. Kebijakan Negara-negara OPEC
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) adalah organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia terbesar. Kebijakan negara-negara anggota OPEC dapat mempengaruhi harga minyak dunia.
OPEC terdiri atas 13 negara, yaitu Aljazair, Angola, Kongo, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.
OPEC mengendalikan hampir 80% pasokan cadangan minyak dunia. Konsorsium ini dapat menetapkan tingkat produksi untuk memenuhi permintaan global dan dapat mempengaruhi harga minyak dan gas bumi dengan meningkatkan atau mengurangi produksi.
2. Dampak Penawaran dan Permintaan
Seperti halnya komoditas barang lain, harga minyak dunia juga dapat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.
Ketika penawaran melebihi permintaan, maka harga akan turun. Sebaliknya, ketika permintaan melebihi persediaan yang ada, maka harganya akan naik.
Penurunan dramatis harga minyak pada tahun 2014 dikaitkan dengan permintaan minyak yang lebih rendah di Eropa dan Cina, ditambah dengan pasokan minyak yang stabil dari OPEC. Kelebihan pasokan minyak menyebabkan harga minyak turun tajam.
Baca Juga: Ini 9 Cara Jadi Agen Gas Elpiji, Bisa Dapat Cuan!
3. Bencana Alam
Bencana alam merupakan faktor lain yang dapat menyebabkan harga minyak berfluktuasi. Misalnya, ketika Badai Katrina melanda AS bagian selatan pada tahun 2005, mempengaruhi hampir 20% pasokan minyak AS, hal itu menyebabkan harga minyak naik.
Bencana alam berskala besar dengan dampak kerusakan yang luas dapat membuat hilangnya lokasi cadangan minyak dunia. Sebab, minyak bumi didapat dengan melakukan pengeboran.
Jika terjadi bencana alam seperti gempa bumi yang dapat mempengaruhi pergerakan tanah, maka sangat mungkin lokasi pengeboran minyak terdampak kerusakan sehingga tidak dapat beroperasi.
4. Ketidakstabilan Politik
Dari perspektif global, ketidakstabilan politik di Timur Tengah menyebabkan harga minyak berfluktuasi, sebab kawasan ini menyumbang sebagian besar dari pasokan minyak di seluruh dunia.
Misalnya, pada Juli 2008, harga satu barel minyak mengalami kenaikan karena kerusuhan dan ketakutan konsumen tentang perang di Afghanistan dan Irak.
Baca Juga: Mari Kenali Bisnis Eco Racing, Bisnis Penghemat BBM dengan Sistem MLM
5. Biaya Produksi dan Penyimpanan
Biaya produksi dapat menyebabkan harga minyak dunia naik atau turun. Harga minyak di Timur Tengah relatif lebih murah untuk diekstraksi, namun minyak di Kanada cenderung lebih mahal.
Setelah pasokan minyak murah habis, harganya bisa sewaktu-waktu naik. Apalagi jika lokasi cadangan minyak dunia semakin sedikit.
Produksi minyak AS juga secara langsung mempengaruhi harga minyak. Dengan banyaknya kebutuhan pasokan minyak dalam industri dan menurunnya produksi minyak dapat membuat harganya meningkat.
Dampak Fluktuasi Harga Minyak Dunia Bagi Perekonomian
Dilansir dari Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, ada beberapa dampak yang diakibatkan dari perubahan harga minyak dunia, yaitu:
- Kenaikan harga minyak menyebabkan penurunan output produksi karena kenaikan harga merupakan tanda berkurangnya ketersediaan input (bahan baku produksi dasar). Alhasil, jumlah produksi barang akan mengalami penurunan dan berpotensi menyebabkan kelangkaan.
- Efek transfer kekayaan (wealth transfer effect), yang menyebabkan pergeseran daya beli dari negara importir minyak ke negara eksportir minyak. Pergeseran daya beli menyebabkan berkurangnya permintaan konsumen terhadap minyak di negara pengimpor dan bertambahnya permintaan konsumen di negara pengekspor. Konsekuensinya, permintaan konsumen dunia terhadap barang-barang yang dihasilkan negara pengimpor minyak menjadi menurun.
- Kenaikan harga minyak akan mendorong kenaikan permintaan uang. Apabila negara gagal meningkatkan jumlah uang beredar untuk memenuhi peningkatan permintaan uang, maka saldo riil akan turun, suku unga akan naik dan laju pertumbuhan ekonomi melambat.
- Kenaikan harga minyak juga menyebabkan meningkatnya inflasi. Harga minyak mentah yang lebih tinggi akan diikuti dengan naiknya harga produk olahan minyak.
- Kenaikan harga minyak memberikan efek negatif terhadap konsumsi, investasi dan harga saham.
- Perubahan harga minyak akan mempengaruhi kondisi tenaga kerja akibat perubahan biaya produksi industri. Alhasil, perusahaan bisa saja melakukan pengurangan pegawai.
Baca Juga: Mengenal Carbon Trading, Cara Unik Kurangi Emisi Karbon!
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang faktor yang mempengaruhi perubahan harga minyak dunia dan dampaknya bagi perekonomian.