Busana batik adalah produk inovatif yang memadukan produk modern dengan sentuhan etnik. Bagaimana cara mengembangkan produknya?
Batik merupakan salah satu budaya Indonesia yang sudah mendunia. Bahkan, UNESCO sudah menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Sebagai warga Indonesia pun, kita patut berbangga mengenakan busana batik dan melestarikan warisan budaya ini.
Banyak produk busana batik digunakan dalam berbagai acara nasional maupun internasional. Selain itu, saat ini batik juga tidak hanya digunakan untuk acara formal. Kini batik hadir dengan berbagai gaya yang modern dan stylish.
Bagaimana cara mengembangkan produk batik dan menghasilkan busana batik yang elegan?
Baca Juga: 7 Tips Bisnis Hijab Batik, Bisnis Fashion Paling Diminati
Mengembangkan Busana Batik Sebagai Peluang Bisnis Inovatif
Sebagai kebudayaan asli Indonesia, sejatinya batik telah memiliki pasarnya sendiri. Menurut Oberlo, niche market adalah bagian kecil dari pasar yang lebih besar dan memiliki kebutuhan spesifiknya sendiri yang berbeda dari pasar pada umumnya.
Artinya, batik memiliki target pasar yang lebih spesifik. Batik, biasanya disukai oleh anak muda atau orang-orang dengan kecintaan terhadap budaya. Hal ini tentu semakin mempermudah pengembangan produknya.
Corak kain batik nusantara pada dasarnya bisa digunakan untuk berbagai produk. Misalnya, produk dress, kaos, topi, tas, dasi, hingga jas yang bisa dibuat dengan paduan kain batik.
Produk-produk fashion pada dasarnya sangat bisa dikolaborasikan dengan batik nusantara. Hasilnya tentu tak main-main, yaitu inovasi produk modern dengan sentuhan budaya tradisional.
Tak jarang berbagai produk yang dikombinasikan dengan batik memang terlihat lebih elegan. Hal ini juga yang menyebabkan banyak produsen yang membuat produk khusus edisi batik.
Baca Juga: 10 Local Brand Bandung Terbaik, Ada yang Berawal dari UMKM!
Inovasi Busana Batik ala Brand Lokal
Berikut ini inovasi busana batik yang dicetuskan oleh beberapa brand lokal, simak yuk!
1. Nigaya Batik
Didirikan pada tahun 2011, owner Nigaya Batik Yenny membulatkan niatnya untuk membuka usaha batik saat tidak sengaja menemukan batik Cirebon yang menarik perhatian saat jalan-jalan. Pada saat itu, batik modern belum begitu banyak.
Tema batik modern ini menjadi salah satu keunggulan dari Niaga Batik dimana bahan, warna, maupun desainnya selalu mengikuti tren fashion dengan gaya urban. Alhasil, batik buatannya bisa digunakan sebagai baju kerja ataupun kegiatan sehari-hari.
Awalnya, penjualan dilakukan lewat toko online secara grosir. Namun, melihat peluang bisnis online cukup menjanjikan dan sesuai dengan target pasarnya yaitu anak muda, Nigaya Batik mulai masuk ke retail online pada tahun 2019.
Untuk memaksimalkan penjualannya, Nigaya Batik pun terus mengikuti perkembangan tren, termasuk dengan membuat website toko online. Menurut owner, fitur pembayaran yang beragam yang disediakan membuat proses transaksi menjadi lebih mudah.
Baca Juga: 7 Tips Sukses Menjadi Womanpreneur, Yuk Terapkan Dalam Bisnis!
2. Zaali
Awalnya, brand kebaya lokal Zaali melakukan penjualannya melalui Instagram pada 2015. Saat itu, sang owner Sari tidak membuka toko offline karena keterbatasan biaya.
Bisnis kebayanya sendiri merupakan turun temurun dari sang ibu yang telah membuat kebaya dengan fokus pada pasar Singapura dan Malaysia.
Meneruskan usaha dari ibunya, Sari mulai merambah pasar Zaali ke Indonesia. Produk Zaali pun dibuat secara handmade satu per satu.
Dengan proses produksi demikian, penjualan pun lebih banyak terjadi melalui Whatsapp karena memungkinkan komunikasi langsung dengan customer.
Zaali pun akhirnya memfokuskan penjualannya secara online tepatnya di Instagram dan Whatsapp. Sebagai solusi untuk memperluas jangkauannya di Indonesia sekaligus mempertahankan pelanggan internasional, Zaali memanfaatkan website toko online
Dengan adanya website toko online, Zaali bisa menjalankan usahanya secara efisien dan mengurangi tingkat chat yang masuk.
Alhasil, proses belanja customer jadi lebih efektif. Selain itu, Zaali juga menjaga kepuasan pelanggan dengan mengontrol kualitas kebayanya.
3. Batik Ratu
Serupa dengan Zaali, owner Batik Ratu Jessica Tanuwijaya meneruskan usaha batik dari ayahnya yang sudah bergelut di bidang tersebut selama lebih dari 40 tahun.
Sebab, sejak kecil sudah sering memperhatikan proses pembuatan busana batik secara langsung, Jessica pun kian tertarik dengan batik.
Dari sana Jessica kemudian menyadari bahwa walaupun ia sering menjumpai baju batik, tetapi aksesoris batik seperti selendang masih jarang ditemukan.
Hal ini membuat Jessica menyadari adanya peluang untuk meluncurkan bisnis aksesoris batiknya, Batik Ratu.
Untuk menjangkau pasar anak muda dan mengubah pola pikir yang menganggap batik itu kuno, Jessica menghadirkan produk-produk batik modern yang dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Melihat saat ini semakin banyak orang yang lebih nyaman berbelanja online sekaligus fleksibilitas yang ditawarkan penjualan online, Jessica pun mulai berjualan secara digital.
Beberapa produk andalannya di antaranya ada syal katun Paris, syal sutra Batik, dan kaftan dress.
Awalnya, fokus penjualan Batik Ratu lebih difokuskan untuk souvenir acara. Namun, adanya COVID-19 membuat Jessica harus mengalihkan penjualannya ke retail serta menambah opsi bahan, desain, serta jenis batik.
Selain itu, Jessica juga mengembangkan strategi digital untuk mendukung penjualan online-nya, termasuk dengan menggunakan website toko online. Lewat website, Batik Ratu bisa lebih berkembang dan terlihat lebih profesional.
Selain itu, website-nya juga mudah dikelola dan terhubung dengan Instagram sehingga pelanggan bisa dengan mudah berbelanja dari satu platform ke platform lainnya.
Dari brand-brand lokal di atas, kita bisa belajar bahwa pengalaman berbelanja dan kepuasan customer aspek krusial untuk mengembangkan bisnis.
Kamu bisa menjawab kebutuhan ini salah satunya dengan menyediakan platform belanja online yang mudah digunakan oleh pelanggan. Dengan begitu, mereka mau kembali berbelanja denganmu.
Baca Juga: 9 Pengusaha Muda Indonesia Inspiratif, Apa Saja Bisnisnya?
Itulah penjelasan tentang inovasi busana batik melalui ketiga brand lokal tersebut. Menarik bukan?