Usaha toko kelontong masih punya peluang emas, meski toko online sudah mulai menjamur. Kamu mungkin melihat banyak toko kelontong di sekitarmu yang tutup.
Namun perlu kamu cermati apa yang menjadi penyebab toko kelontong tersebut gulung tikar. Padahal dahulu toko kelontong tersebut laris manis dan banyak pembeli.
Salah satu penyebab usaha gulung tikar atau bangkrut, yaitu karena manajemen yang amburadul. Penyebab lain bisa juga karena tidak adanya inovasi.
Persaingan makin ketat, jadi usaha apa pun harus dibarengi dengan inovasi. Jika kamu punya usaha toko kelontong tetapi masih menggunakan cara usang, bisa saja hanya berusia sesaat.
Meski menjalankan toko kelontong atau usaha kecil, tetap harus ada pencatatan keuangan serta manajemen yang tepat.
Pengelolaan juga harus profesional. Tidak hanya soal pembukuan saja, tetapi penataan barang, pemasok, cara penyimpanan barang, promosi, hingga pelayanan ke pelanggan.
Sekarang ini, orang ingin belanja dengan mudah. Jika kamu membuka usaha toko kelontong di sekitar pemukiman atau perumahan, kamu bisa meningkatkan layanan.
Misalnya dengan fasilitas pesan antar dan pembayaran nontunai. Pembayaran nontunai bisa dilakukan melalui transfer atau QRIS. Ini akan lebih praktis dan dicari oleh pembeli.
Sebelum membuka usaha toko kelontong, kamu harus tahu ada beberapa hal yang harus dihindari. Ini seringkali menjadi penyebab sebuah usaha tidak bisa bertahan lama.
Baca juga: 8 Rekomendasi Aplikasi Pembayaran Online Terbaik dan Praktis
Hindari Hal Ini Jika Ingin Usaha Toko Kelontong Awet
Antusiasme orang terhadap bisnis kelontong memang besar, demikian menurut Legit Small Business. Namun tidak disarankan kamu terburu-buru mendirikan usaha toko kelontong karena tergiur keuntungan.
Pelajari dahulu baik-baik bagaimana tips untuk membuka toko kelontong. Termasuk apa saja yang harus dihindari agar usaha toko kelontong bisa bertahan lama.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dihindari ketika kamu memulai usaha toko kelontong.
1. Mengabaikan Pencatatan Keuangan
Usaha toko kelontong biasanya hanya sebagai tambahan pemasukan pemiliknya. Pengelolannya pun ala kadarnya.
Pemilik memang mendapatkan tambahan pemasukan, tetapi tidak sehat. Sebab perputaran uang modal dan barang dagangan tidak terlihat.
Adanya pembukuan yang jelas, tentu membuat usaha tidak berjalan asal-asalan. Nah, jangan jadikan toko kelontong “hanya sampingan” lalu mengabaikan pembukuan, ya.
2. Tidak Memisahkan Keuangan
Jika membuka usaha, kamu harus memisahkan keuangan pribadi dan usaha. Jadi, arus keluar masuk keuangan usaha jelas.
Termasuk jika barang toko digunakan untuk kepentingan pribadi. Nah, ini juga harus dihitung, jangan sampai merugi hanya karena dipakai sendiri.
Boleh saja mengambil barang di toko, asalkan ada pencatatan yang jelas. Jika tidak, makin amburadul dan tidak jelas mana untung dan mana rugi. Bahkan bisa jadi tidak ada uang untuk memutar modal.
Baca juga: 9 Cara Mencari Modal Usaha untuk Bisnis
3. Mudah Memberi Utang
Setiap usaha pasti ada orang yang berutang. Nah, ini harus kamu hindari atau setidaknya meminimalisasinya. Beri batas waktu berapa lama pelanggan bisa berutang.
Sebisa mungkin jangan beri utang sebelum utang sebelumnya lunas. Kamu juga harus tegas ketika menagih utang kepada pelangganmu.
Ini lazim terjadi pada usaha toko kelontong. Saking banyaknya memberi utang, berujung pada tutupnya usaha.
4. Tidak Menjaga Kualitas Produk
Jika kamu membuka usaha toko kelontong, jangan abaikan kualitas produk. Cek secara rutin, kapan tanggal kedaluwarsa produk.
Bila ada barang yang sudah hampir kedaluwarsa, segera tarik. Kamu bisa membuat promo atau jika bisa menggantinya ke pemasok.
Perhatikan juga cara penyimpanan barang. Sering terjadi barang disimpan tidak sesuai petunjuk, berujung pada rusaknya barang atau menurunnya kualitas.
Jangan sampai pelanggan mendapatkan barang kedaluwarsa atau barang yang rusak, sehingga dapat merusak reputasi usaha toko kelontong yang kamu buka.
Baca juga: 9 Indikator Kualitas Produk dan Manfaatnya bagi Bisnis
Manajemen dan Tips Usaha Toko Kelontong Modern
Jika sekarang kamu ingin memulai usaha toko kelontong, artinya kamu harus siap bersaing dengan ritel modern.
Kamu harus bisa berinovasi dengan usahamu agar tidak kalah saing. Ada beberapa hal keunggulan toko kelontong modern.
Usaha toko kelontong modern sekarang bisa dilakukan dengan sistem online. Kamu tetap membuka toko fisik, tetapi juga melayani pemesanan secara online.
Nah, berikut ini ada beberapa tips usaha toko kelontong modern yang bisa kamu praktikkan.
1. Lokasi Strategis
Usaha toko kelontong membutuhkan lokasi yang strategis. Misalnya di dekat perumahan, sekolah, atau pemukiman. Toko kelontong dicari oleh konsumen, apalagi jika harganya lebih murah ketimbang toko retail.
Selain itu, jarak pengantaran barang yang dekat juga jadi pertimbangan pelanggan untuk berbelanja di tokomu.
2. Survei Kompetitor
Usaha toko kelontong kebanyakan berisi sembako. Ini wajib ada di tokomu. Kamu juga harus melihat apakah di sekitarmu ada toko kelontong lainnya.
Jika stok sembako sudah terpenuhi, kamu bisa melihat kebutuhan sekunder lainnya yang diminati di daerahmu.
Jangan menyediakan barang yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Ini akan membuat modalmu lambat berputar.
3. Survei Kebutuhan Masyarakat
Survei kebutuhan masyarakat dan sekitar lokasi diperlukan untuk menentukan seberapa banyak stok yang harus disediakan.
Jika tidak ada pesaing atau jauh dari pesaing, maka stok barang bisa diperbanyak. Ini juga menentukan seberapa luas lahan yang akan disediakan.
Jangan lupa hitung kisaran pajak yang bakal kamu bayar. Ini juga akan menentukan berapa harga jual barangmu.
Baca juga: 10 Aplikasi Keuangan Pribadi untuk Bantu Kelola Finansialmu!
4. Modal
Usaha toko kelontong membutuhkan modal yang cukup. Jika kamu tidak memiliki tempat sendiri, otomatis harus menyewa.
Kamu juga harus memiliki dana untuk membeli perlengkapan toko. Misalnya membeli rak, meja kasir, komputer kasir, pembukuan, call center belanja, dan lain-lain.
Termasuk juga karyawan yang akan membantumu bekerja. Paling tidak ada karyawan yang membantu untuk mengantar pesanan ke pelanggan.
Sesuaikan usaha dengan modal yang kamu miliki. Jika kamu sudah melakukan survei lapangan dan menghitung modal yang dibutuhkan, lihat apakah modal yang kamu miliki cukup atau tidak.
Jika belum cukup, kamu bisa memangkas beberapa rencana. Misalnya dekorasi yang sederhana, atau stok barang yang tidak melimpah.
Secara bertahap, kamu bisa menambah jumlah dan varian barang yang dipajang di toko kelontongmu.
5. Mencari Tempat Grosir Murah
Kamu bisa mencari tempat grosir termurah di kotamu. Meski selisih harga hanya sedikit, jika mengambil dalam jumlah banyak akan terlihat selisihnya. Jika mendapatkan tempat grosir murah, kamu bisa menjual barang dengan harga yang lebih murah juga.
Perlu diingat, jangan hanya murah, tetapi juga berkualitas. Jadi, pelanggan senang berbelanja karena barang yang kamu jual bukan abal-abal.
6. Dekorasi Toko
Jangan lupakan atur toko yang menarik agar orang nyaman berbelanja. Misalnya, memajang peralatan mandi dalam satu rak yang sama.
Tata letak barang yang rapi, bersih, dan mudah dilihat juga jadi nilai tambah untuk usaha toko kelotong. Pembeli akan makin nyaman dan terus berbelanja di tokomu.
Baca juga: Intip Modal Usaha Dekorasi Lamaran, Apa Saja yang Dibutuhkan?
Demikian ulasan singkat terkait bagaimana membuka usaha baru. Toko kelontong memang usaha lama yang berpotensi maju jika dikelola dengan baik.
Jangan lupa berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman jika ingin usaha toko kelontongmu berkembang pesat. Selamat berusaha!