Ada beragam manfaat design thinking bagimu dan orang-orang yang terlibat di balik bisnismu.
Beberapa di antaranya ialah mereka jadi lebih memahami kebutuhan yang tidak terpenuhi dari konsumen dan mengurangi risiko terkait penciptaan ide baru, produk, dan layanan.
Dengan design thinking juga kamu dan timmu dapat menghasilkan solusi yang revolusioner dan dapat belajar dengan cepat.
Design thinking dapat diterapkan di mana pun dan oleh siapa pun.
Design thinking bukan hanya bisa diterapkan dalam bisnis, tetapi juga dapat diterapkan pada bentuk organisasi lain.
Tidak hanya para petinggi atau bos saja yang perlu menerapkan design thinking, tetapi juga seluruh tim.
Baca Juga: 9 Cara Promosi Unik dan Kreatif untuk Bisnis
Definisi Design Thinking
Sebelum mengetahui manfaat design thinking, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa definisinya. Dalam pengertian sederhana, design thinking adalah proses untuk memecahkan masalah secara kreatif.
Manusia selalu menjadi pusat perhatian dalam design thinking. Dengan pemikiran ini, perusahaan terdorong untuk berorientasi kepada manusia.
Apa yang diciptakan perusahaan, bagaimana produk dan layanan diberikan, hingga bagaimana proses internal, semua mengacu kepada apa yang hendak diberikan kepada khalayak.
Ketika merancang solusi untuk kebutuhan bisnis, pertanyaan yang harus selalu ada yaitu apa kebutuhan manusia di baliknya.
Dalam menerapkan design thinking, kamu harus menyatukan kebutuhan dari sudut pandang manusia dengan kemampuan dari segi teknologi dan ekonomi.
Baca Juga: 10 Cara Membuat Desain Banner yang Bagus untuk Bisnismu
Prinsip Design Thinking
Manfaat design thinking sangatlah banyak, tetapi kamu butuh tahu bagaimana prosesnya terlebih dahulu.
Setidaknya ada empat prinsip utama design thinking yang dibangun oleh Christoph Meinel dan Harry Leifer.
1. Aturan Manusia
Seperti apa pun konteksnya, semua aktivitas desain harus bersifat sosial.
Inovasi apa pun yang dilakukan, akan membawa kita kembali ke sudut pandang yang berpusat kepada manusia.
2. Aturan Ambiguitas
Ambiguitas dalam suatu desain tidak dapat dihindari, dihilangkan, atau disederhanakan.
Kamu bisa bereksperimen hingga mencapai batas pengetahuan dan kemampuanmu.
Hal ini penting untuk kamu lakukan agar dapat melihat sesuatu secara berbeda.
Baca Juga: Cara Membuat Logo Olshop Online, Tinggal Klik Langsung Jadi
3. Aturan Desain Ulang
Dalam prinsip ini, semua desain dianggap sebagai desain yang diulang. Teknologi dan kondisi sosial dapat berubah dan berkembang, tetapi kebutuhan dasar manusia tidak berubah.
Untuk menjawab perubahan dan perkembangan, yang kamu lakukan adalah mendesain ulang. Tidak ada desain yang baru.
4. Aturan tentang Wujud
Desain dalam tataran ide masih belum terlihat dan belum bisa dirasakan secara nyata.
Membuat ide menjadi nyata dalam bentuk prototipe, memungkinkanmu untuk mengomunikasikannya secara lebih efektif.
Baca Juga: Apa Itu User Interface? Ini 8 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Desainnya
Tahapan Design Thinking
Empat prinsip dalam design thinking seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menjadi dasar untuk melakukan design thinking. Dalam prosesnya, ada lima tahapan design thinking.
Lima tahapan ini tidak harus dilaksanakan sesuai urutannya. Kamu bisa melakukan tahapan ini secara paralel, tidak berurutan, atau bahkan mengulang terus tahapan tertentu yang kamu butuhkan.
1. Tahap Pertama: Berempati (Empathize)
Berempati di sini, artinya meneliti kebutuhan konsumen. Kamu harus tahu apa yang menjadi masalah mereka dan bagaimana mengatasinya sesuai dengan keinginan mereka.
Empati sangat penting pada proses design thinking, karena proses ini memang berpusat pada manusia. Kamu harus bisa mengesampingkan asumsimu sendiri tentang apa yang mereka butuhkan.
2. Tahap Kedua: Menentukan (Define)
Setelah tahap berempati, kamu sudah bisa mengumpulkan informasi mengenai konsumen. Dari sini kamu bisa menganalisis hasil pengamatanmu.
Melalui hasil analisis, kamu bisa mengidentifikasi apa masalah inti yang telah kamu temukan.
3. Tahap Ketiga: Penciptaan Ide (Ideate)
Setelah mengetahui dan merumuskan masalahnya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi. Caranya adalah dengan penciptaan ide.
Setelah melalui dua tahap sebelumnya, kamu bisa mulai berpikir out of the box. Cobalah berbagai alternatif dalam melihat permasalahan, kemudian buatlah ide yang inovatif.
Melakukan brainstorming adalah hal yang sangat penting dalam tahapan ini.
Baca Juga: 8 Ide Konten di Bulan Ramadhan Ini Jangan Dilewatkan!
4. Tahap Keempat: Purwarupa (Prototype)
Ini merupakan tahap eksperimen dengan tujuan membuat solusi terbaik untuk setiap masalah yang ditemukan. Solusi yang dibuat juga tidak hanya satu.
Kamu harus bisa menghasilkan beberapa versi produk purwarupa dari hasil idemu. Purwarupa ini juga untuk berfungsi untuk memeriksa apakah sudah sesuai dengan ide utamamu.
5. Tahap Kelima: Pengujian (Test)
Setelah purwarupa produk tercipta, tidak ada langkah lain selain menguji coba. Apakah produkmu sudah menjalankan fungsinya sesuai dengan yang direncanakan.
Meski ini tahap terakhir, bukan berarti pekerjaanmu selesai. Terkadang, pada tahap pengujian, kita menemukan masalah pada purwarupa.
Ini tandanya kamu harus mengecek kembali tahapan-tahapan sebelumnya. Pada titik mana masalah ini bisa diatasi, kemudian mulailah kembali proses pada tahap tersebut.
Baca Juga: 7 Ide Bisnis Setelah Lebaran yang Paling Menguntungkan
Manfaat Design Thinking untuk Bisnis
Setelah mengetahui seluk-beluk mengenai design thinking dan bagaimana tahapan penerapannya, kini saatnya mengetahui manfaat design thinking untuk bisnis.
Design thinking membantu bisnis mengidentifikasi, memahami, dan mengatasi masalah dengan baik. Baik masalah yang mengganggu bisnis maupun pelanggan.
Nah, berikut sejumlah manfaat design thinking untuk bisnis.
1. Kolaborasi
Manfaat design thinking yang pertama, yaitu menciptakan kolaborasi. Dengan cara berpikir ini, kita terbuka terhadap segala masukan, mulai dari lingkungan dan komunitas, hingga feedback dari tim sendiri.
Kolaborasi berarti terlibat dengan berbagai orang dengan perspektif berbeda-beda. Cara ini berpotensi mengembangkan ide-ide baru untuk mengatasi masalah.
Baca Juga: Cara Membuat Website Toko Online, Berikut Tipsnya!
2. Fokus kepada Pengguna
Manfaat design thinking selanjutnya, yakni kamu bisa fokus pada konsumen akhirmu.
Ketika kamu mengetahui siapa yang akan menggunakan produk atau solusi bisnismu, kamu akan punya gambaran lebih baik ketika melakukan pengembangan bisnis.
Design thinking juga berguna dalam berbagai konteks lain. Misalnya, ketika kamu sedang menetapkan standar gaji dan tunjangan bagi pegawai, kamu tidak hanya berpikir dari sudut pandang finansial.
Kamu juga memikirkannya dari sudut pandang pegawai. Kamu bisa membaca bagaimana keputusanmu akan memengaruhi kinerja mereka.
3. Pengujian
Manfaat design thinking lainnya, yaitu membuatmu dapat mengesampingkan asumsi pribadimu terhadap kebutuhan konsumen maupun perusahaan.
Ketika menawarkan ide kepada klien atau konsumen, penolakan atau permintaan revisi sudah biasa terjadi.
Dengan mentalitas yang bersedia mendengarkan masukan dari berbagai pihak, ini akan menguntungkan bisnis juga. Kamu bisa melakukan pengujian terhadap purwarupa produk yang sudah kamu buat.
Baca Juga: 6 Manfaat Framework dalam Pengembangan Website atau Aplikasi
4. Meningkatkan Semangat
Ketika bisnismu menghadapi masalah atau tantangan, hal ini dapat menimbulkan stres bagi kamu maupun timmu. Melakukan perubahan dan restrukturisasi bisa jadi sangat melelahkan.
Memiliki pola pikir design thinking dapat mengingatkanmu bahwa ada solusi dan membantumu fokus pada cara menemukan solusinya. Hal ini termasuk dalam manfaat design thinking bagi bisnismu.
Demikian sejumlah manfaat design thinking bagi bisnis. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu, ya!