Startup adalah perusahaan dengan model bisnis yang mendukung inovasi.
Istilah ini juga bisa digambarkan sebagai perusahaan yang berada pada tahap pertama operasi atau tahap awal bisnis.
Dikutip dari Investopedia, startup didirikan oleh satu atau lebih pengusaha yang ingin mengembangkan produk atau layanan yang mereka yakini ada permintaannya.
Perusahaan-perusahaan ini umumnya memulai dengan biaya tinggi dan pendapatan terbatas, itulah sebabnya mereka mencari modal dari berbagai sumber.
Modal yang dimaksud bisa diperoleh dari keluarga dan teman, pemodal ventura, crowdfunding, hingga pinjaman.
Baca Juga: 9 Tips Membangun Startup yang Sukses, Sudah Tahu?
Apa Itu Startup?
Secara umum, startup adalah perusahaan yang memiliki sedikit karyawan dan potensi pertumbuhan yang cepat.
Mereka menyediakan produk dengan daya tarik luas yang belum ada, atau memecahkan masalah lebih baik daripada opsi yang tersedia saat ini.
Misalnya, jika kamu mengembangkan program perangkat lunak yang mampu mengatasi masalah luas yang belum terpecahkan, membuat rencana bisnis, dan memperoleh dana, itu artinya kamu adalah seorang pemilik perusahaan perintis.
Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ciri-ciri perusahaan perintis:
- Usia bisnis kurang dari 3 tahun.
- Inovatif.
- Memiliki karyawan atau SDM yang sedikit, minimal 2 orang dan maksimal 20 orang.
- Tumbuh dengan cepat.
- Perusahaan yang masih dalam tahap perkembangan.
- Memiliki model bisnis yang masih berubah-ubah mengikuti pasar.
- Biasanya beroperasi di bidang teknologi dengan membuat aplikasi digital dan beroperasi menggunakan website.
Namun, perusahaan yang hanya berfokus pada inovasi ini sering dianggap sebagai bisnis pengganggu.
Hal ini karena perusahaan perintis menciptakan kategori barang dan jasa yang benar-benar baru daripada mengatasi kekurangan produk atau jasa yang sudah ada sebelumnya.
Baca Juga: Seed Funding atau Modal Awal Startup, Berikut 9 Jenisnya
Jenis-Jenis Startup
Saat ini, ada berbagai jenis perusahaan perintis yang telah beroperasi di Indonesia. Apa saja, ya? Simak selengkapnya.
1. Startup Edukasi
Sesuai dengan namanya, jenis bisnis ini memiliki fokus di bidang pendidikan. Kegiatan utama dari perusahaan perintis ini adalah pembelajaran atau edukasi.
Mereka pun membuat berbagai inovasi di bidang edukasi, seperti membuat aplikasi pembelajaran online, perpustakaan online, hingga forum belajar online.
Sudah banyak perusahaan perintis di bidang edukasi yang ada di Indonesia, seperti Ruangguru, Zenius, Quipper, IndonesiaX, dan lainnya.
2. Startup Game
Di zaman yang semakin modern saat ini, video game berkembang semakin pesat sehingga ada banyak bisnis terkait game. Salah satunya perusahaan perintis.
Startup game ini memiliki kegiatan mulai dari pembuatan game hingga aplikasinya.
Bidang bisnis yang satu ini memiliki peluang yang cukup besar karena banyak dari generasi milenial maupun anak-anak yang hobi bermain game.
Beberapa perusahaan perintis di bidang game di Indonesia, yakni Gemscool, Touchten Games, Toge Production, Tinker Games, dan Menara Games.
Baca Juga: Ini 2 Startup Decacorn Indonesia yang Membanggakan!
3. Startup Perdagangan
Selanjutnya ada startup perdagangan yang memudahkan masyarakat untuk bertransaksi jual-beli secara online. Dalam hal ini yang dimaksud ialah startup e-commerce.
Jenis perusahaan yang satu ini menyediakan platform bagi para pebisnis untuk memasarkan produk atau jasa secara online.
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan penjual maupun pembeli dari jenis perusahaan ini. Misalnya, harga yang lebih murah, kemudahan bertransaksi, serta banyaknya pilihan bagi pembeli.
Startup e-commerce asal Indonesia yang sudah banyak menuai kesuksesan, yaitu Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Olx, dan Bhinneka.
Selain itu, ada juga perusahaan perintis yang bergerak dalam bidang e-commerce enabler guna menghubungkan pelaku usaha dengan berbagai channel penjualan.
Contohnya, kamu bisa menggunakan fitur Marketplace dari SIRCLO Store yang dapat memperluas pasar produkmu secara online.
Dengan fitur ini, kamu bisa terhubung dengan semua e-commerce besar di Indonesia, terintegrasi dengan beberapa e-commerce sekaligus dalam satu dasbor, mengelola pesanan dalam satu tempat, dan menerima laporan penjualan.
Penasaran dengan berbagai fitur dan keunggulan lain dari SIRCLO Store? Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.
4. Startup Properti
Perusahaan perintis yang satu ini bergerak di bidang properti sehingga masyarakat dapat menemukan calon hunian mereka dengan lebih mudah.
Selain menyediakan informasi mengenai hunian, perusahaan perintis bidan properti ini juga biasanya akan memberikan solusi bagi klien terkait pinjaman kredit rumah atau apartemen.
Contohnya yang ada di Indonesia adalah Rumah123.com, Rumah.com, Pinhome, Lamudi, dan Travelio.
Baca Juga: Apa Itu Hustler, Hipster, dan Hacker? Ini Fungsinya dalam Startup
5. Startup Sekuritas
Startup sekuritas memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi secara online. Tentu saja, hal ini menjadi salah satu solusi yang praktis dan banyak diminati karena masyarakat semakin melek keuangan.
Perusahaan perintis ini akan memungkinkan kamu untuk melakukan jual beli reksa dana online, bahkan menyediakan informasi tentang jenis investasi, mulai dari reksa dana, saham, obligasi, dan hal lain terkait sekuritas.
Di Indonesia sendiri, yang termasuk dalam perusahaan jenis ini ialah Bareksa, Bibit, Emiten.com, dan lainnya.
6. Startup Pertanian
Dalam bidang pertanian pun sudah banyak perusahaan perintis yang berhasil. Sebut saja Tanihub, Kedai Sayur, iGrow, Amartha, dan lainnya.
Dengan adanya perusahaan perintis di bidang pertanian ini, para petani di Tanah Air pun didorong untuk lebih sejahtera.
Bisnis jenis ini menyediakan layanan terkait pertanian secara online sehingga jual-beli hasil tani lebih mudah dan menguntungka dibanding bergantung pada tengkulak.
7. Startup Kesehatan
Jenis bisnis ini adalah perusahaan yang menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat luas. Mereka memiliki layanan konsultasi dokter, pembelian obat, dan hal lain seputar kesehatan secara lebih praktis melalui sistem online.
Perusahaan perintis di bidang kesehatan bisa menjadi solusi yang tepat di masa pandemi saat ini. Karena pasien tidak perlu keluar rumah untuk berobat mengingat kondisi di luar cukup rentan menularkan virus COVID-19.
Adapun contoh bisnisnya yang terdapat di Indonesia, yaitu HaloDoc, Dokter.id, dan KlikDokter.
8. Startup Asuransi
Di bidang jaminan hidup manusia, Indonesia juga sudah memiliki beberapa perusahaan perintis tepercaya. Misalnya, Qoala, PasarPolis, Lifepal, Wowpremi, RajaPremi, dan lainnya.
Berbeda dengan layanan asuransi biasanya yang hanya mengaharuskan nasabahnya membayar nasabah, perusahaan perintis di bidang asuransi ini juga menyediakan layanan terkait melalui aplikasi.
Kamu pun akan mendapatkan rujukan rumah sakit terdekat, dokter profesional, dan layanan lain yang penuh manfaat.
Baca Juga: 8 Keuntungan Venture Capital Bagi Startup, Sudah Tahu?
Perbedaan Startup dengan Perusahaan Konvensional
Berbeda dengan perusahaan biasa lainnya, perusahaan perintis memiliki ciri khas tersendiri.
Misalnya dari segi budaya, kebanyakan perusahaan jenis ini membebaskan karyawannya dalam berpakaian. Jadi, tak ada yang mengenakan seragam formal, hanya memakai pakaian santai setiap harinya.
Selain berpakaian kasual, suasana kerjanya cukup santai dengan banyak aktivitas rekreasi yang menyenangkan, jam kerja fleksibel, dan kesempatan untuk belajar lebih banyak.
Karena bisnis perintis memiliki fokus untuk berinovasi, maka mereka sering melakukan eksperimen sehingga banyak menghasilkan produk atau jasa baru yang belum pernah ada.
Para karyawan yang melakukan eksperimen selama bekerja di perusahaan perintis juga akan mendapatkan kesempatan belajar dan pengalaman yang lebih banyak.
Jadi, bisnis ini selalu lebih maju dibanding perusahaan konvensional dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Terlebih, mayoritas dari mereka memaksimalkan penggunaan teknologi.
Dengan cara kerja tersebut, perusahaan jenis ini pun lebih berpeluang mendulang kesuksesan besar dalam waktu singkat karena cepatnya pertumbuhan bisnis yang mereka jalani.
Namun, tak semuanya yang dibangun bisa mencapai keberhasilan dengan mudah. Tak sedikit startup yang menghadapi banyak kesulitan hingga mengalami kegagalan.
Hal yang menjadi risiko kegagalan perusahaan perintis adalah investor. Hal ini karena bisnis jenis merupakan perusahaan yang berada pada tahap awal bisnis. Mereka pun perlu banyak waktu membuktikan diri dan meningkatkan modal sebelum mereka dapat mulai menghasilkan keuntungan.
Oleh sebab itu, diperlukan usahan yang keras dalam menjaga kepercayaan investor. Jika investor memilih untuk berhenti mengalirkan dana, perusahaan perintis ini bisa terhenti operasinya sebelum mendapatkan keuntungan.
Baca Juga: Ini Perbedaan Startup dan Unicorn yang Perlu Kamu Ketahui
Itu dia informasi terkait bisnis startup. Mulai dari ciri-ciri, jenis, hingga perbedaannya dengan perusahaan konvensional. Apakah kamu tertarik untuk mendirikannya?